Dadanya berdebar kencang saat mengambil kunci dari saku celananya. Dia kembali mengendap-endap, lalu memasukan kunci itu ke lubang kunci. Terdengar bunyi “klik”, ia membuka pintu sepelan mungkin.
Aroma pengap langsung menyerang hidung. Bulu kuduknya naik karena merasa ada sosok tak terlihat yang sedang mengawasi. Ia meraih ponsel dan menyalakan senter untuk menerangi ruangan yang gulita itu. Setelah itu, ia mengambil cat merah menyala dan kuas yang diselipkan di dalam tas kecil yang ia bawa.
Dia membuka kaleng cat, memasukkan kuas, dan mulai menuliskan sesuatu di dinding sambil tersenyum.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814