Waterloopbos, Sains Andalan Belanda untuk Mengontrol Kelebihan Air

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
11 Juni 2020 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Waterloopbos | commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Waterloopbos | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belanda dikenal sebagai negara yang banyak memiliki dataran rendah, tepatnya lebih dari seperempat tanah Belanda terletak di bawah permukaan laut. Terlalu bannyak air di negara ini, dengan sebagian besar wilayahnya adalah tanah reklamasi yang awalnya berupa muara dari tiga sungai besar: Sungai Rhine, Meuse, dan Scheldt, serta beberapa anak sungai lainnya.
ADVERTISEMENT
Proses reklamasi dimulai pada akhir abad ke-16, ketika Belanda mengeringkan dataran rendah polder dengan membangun sistem drainase cukup rumit, seperti tanggul, kanal, dan stasiun pompa. Serangkaian proyek konstruksi ini disebut delta works, yang dibangun selama empat dekade, untuk melindungi area tanah di sekitar Rhine-Meuse-Scheldt. Selain delta works, ada juga zuiderzee works, proyek reklamasi tanah di wilayah Laut Utara. Kedua proyek ini telah dijuluki sebagai salah satu dari "Tujuh Keajaiban Dunia Modern" oleh Masyarakat Insinyur Sipil Amerika.
Akan tetapi, sebelum proyek delta works dapat dimulai, para insinyur membutuhkan sebuah tempat uji coba untuk mempelajari dampak dan efek dari proyek yang akan mereka realisasikan, seperti membendung air sungai, membangun tanggul, penghalang gelombang badai di muara, sungai, dan daratan. Pada tahap inilah mereka diuji kecerdikannya, karena saat itu belum ada aplikasi komputer sehebat sekarang, untuk membuat simulasi manual dalam dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Para insinyur lantas membangun sebuah model dari proyek hidrolik yang diusulkan, meliputi bendungan, pintu air, tanggul, dan penghalang gelombang badai. Air kemudian dimasukkan dan mengalir ke pintu air dari kanal terdekat. Cekungan beton digunakan untuk meneliti gerakan gelombang. Serangkaian simulasi ini dilakukan dalam satu tempat, yang dijadikan model uji coba proyek delta works, yang dikenal sebagai waterloopbos.
Foto: Model Pelabuhan yang akan Dibangun di IJmuiden | commons.wikimedia.org
Waterloopbos sendiri dibangun pada awal tahun 1950-an di dalam Hutan Voorsterbos yang terletak di antara Vollenhove dan Kraggenburg. Untuk proyek delta works, waterloopbos memiliki 35 model skala besar untuk mensimulasikan semua komponen. Pengujian ini berlanjut selama lebih dari dua puluh tahun, dari 1960-an hingga 1980-an.
Selama bertahun-tahun itu, insinyur Belanda dibantu oleh beberapa insinyur dari luar negeri, seperti Nigeria, Turki, bahkan Thailand. Mereka bekerja sama untuk menguji pelabuhan, sungai, dan pantai di waterloopbos. Karena sangat teruji dan laku secara global, pada tahun 1990-an, 2/3 proyek yang diujicobakan di sini ialah untuk klien asing. Secara total, lebih dari 200 simulasi berbeda yang pernah dilakukan di waterloopbos.
ADVERTISEMENT
Takala fungsionalitas komputer yang sudah sangat maju, pengembangan simulasi dan model pun dapat dilakukan dengan lebih mudah melalui software tertentu. Waterloopbos pun kemudian ditutup pada tahun 1996 dan ditinggalkan oleh para insinyur.
Tahun 2002, tempat tersebut diakusisi oleh Masyarakat Pelestarian Alam Belanda dengan tujuan untuk melestarikan model-model sains. Sejak saat itu, waterloopbos justru menjadi populer lagi bagi banyak orang, dengan akses untuk memudahkan orang-orang berjalan di sepanjang aliran air di dekat model uji coba.