Kamikatsu, Kota Anti-Sampah

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
29 Mei 2018 9:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto: betterworldinternational.org
Awalnya, warga Kamikatsu membuang sampah sebagaimana kota lainnya di seluruh dunia: meimbunnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau membakarnya di rumah masing-masing. Tetapi, membakar sampah menyumbang banyak sekali gas rumah kaca dan TPA pula pada akhirnya akan mencemari lingkungan.
ADVERTISEMENT
Jadi orang Kamikatsu memutuskan untuk mengubah sikap. Meski butuh perjuangan nan kesabaran luar biasa, pada 2003 mereka memperkenalkan konsep Zero Waste. Mereka memilah sampah-sampah itu ke dalam 45 kategori agar memudahkan proses daur ulang.
Semuanya memang sulit mulanya, orang mesti mencuci, memilah sampah jadi rutinitas yang membosankan dan memakan waktu mereka. Misal ketika membuang saja, penduduk diwajibkan memisahkan tutupnya berdasarkan warna dan melepas kertas labelnya. Antara botol pun dipisahkan, seperti botol bekas kecap tak boleh digabung dengan bekas minyak, atau botol plastik bekas air putih mineral kudu dipisahkan dari bekas teh hijau.
Namun lihat hasilnya sekarang, kota kecil berpenduduk lebih dari 1.700 orang itu jadi sangat bersih. Berada di wilayah pegunungan Pulau Shikoku, Jepang, kota ini hanya menyisakan tak lebih dari 20 persen sampah untuk dibuang ke TPA. Sedangkan pada tahun 2020 nanti, mereka berharap dapat menerapkan konsep Zero Waste 100 persen.
ADVERTISEMENT