Joseph Bell, Sherlock Holmes dalam Dunia Nyata

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
3 April 2020 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Ilustrasi Holmes Bersama dengan Watson dalam Sketsa Sidney Paget | commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ilustrasi Holmes Bersama dengan Watson dalam Sketsa Sidney Paget | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembunuhan Ardlamont pada 10 Agustus 1893 menjadi kasus yang cukup besar di Skotlandia. Cecil Hambrough, seorang bangsawan muda yang kaya raya kala itu sedang berburu di perkebunan Ardlamont bersama dengan dua rekannya, Alfred Monson dan Edward Scott.
ADVERTISEMENT
Dari dalam perkebunan tersebut, terdengar suara tembakan yang didengar oleh tukang kebun di luar. Tak lama dari situ, Monson dan Scott berlari keluar perkebunan dengan membawa senjata. Tukang kebun yang melihat mereka kemudian bertanya apa yang terjadi dengan Tuan Hambrough. Monson menjawab bahwa dia secara tidak sengaja menembakkan kepalanya saat hendak memanjat pagar.
Monson kemudian ditangkap dan didakwa dengan tuduhan pembunuhan. Sementara Scott, menghilang entah kemana. Di persidangan, saksi dihadirkan, alibi diciptakan. Hakim akhirnya memutuskan untuk membebaskan Monson, karena tidak ada cukup bukti yang kuat.
Di antara saksi dalam penuntutan tersebut adalah Joseph Bell, seorang ahli bedah dan detektif forensik Ediburgh. Di mana ia juga memiliki reputasi yang sangat tajam dalam hal pengamatan. Bell sering membuat murid-muridnya terpukau dengan demonstrasinya dalam menangani pasien. Salah satu muridnya adalah Arthur Conan Doyle.
Foto: Joseph Bell | commons.wikimedia.org
Doyle pertama kali bertemu dengan Bell pada tahun 1877 di Fakultas Kedokteran Universitas Edinburgh. Ia kemudian menjadi asisten Bell, yang memberikan Doyle kesempatan untuk mengamati keterampilan Bell yang luar biasa. Bell sendiri mampu melihat perbedaan yang hampir tidak terlihat oleh orang lain. Misalnya saja ia dapat mengetahui pekerjaan seseorang hanya dari kepalan tangannya, apakah orang tersebut adalah seorang tukang kayu atau tukang batu, dan juga dari cara orang tersebut berjalan, apakah seorang prajurit atau pelaut.
ADVERTISEMENT
Sherlock Holmes sebenarnya merupakan karya fiksi yang dibuat oleh Doyle yang kemudian menjadi populer di masyarakat. Hingga muncul untuk pertama kalinya dalam media massa pada tahun 1887, sepuluh tahun setelah Doyle pertama kali bertemu dengan Bell. Kemungkinan, pembuatan Sherlock Holmes oleh Doyle memang terinspirasi dari sosok pribadi Joseph Bell. Dan ternyata Bell sendiri juga sangat tertarik atas penuturan Doyle dalam kisah detektif yang dibuatnya tersebut.
Ketika publisitas Sherlock Holmes melonjak, demikian pula yang terjadi pada Bell. Bell sering diminta oleh kepolisian setempat untuk membantu mereka dalam menyelesaikan dan mengungkap kejahatan. Pada tahun 1888, Scotland Yard berkonsultasi dengannya selama perburuan untuk mencari siapa Jack The Ripper. Dikatakan, Bell mengetahui nama tersangka, namun nama tersebut tidak pernah dipublikasikan.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Bell tidak pernah menghubungkan dirinya dengan Sherlock Holmes. “Saya harap orang-orang yang mengenal saya melihat sisi lain yang lebih baik daripada apa yang dilihat oleh Doyle,” kata Bell kepada pers. Bell kemudian memberikan pujian kepada Doyle, “Saya selalu menganggapnya sebagai salah satu murid terbaik yang pernah saya miliki. Dia sangat tertarik pada apapun yang berhubungan dengan diagnosis, dan tidak pernah lelah mencoba menemukan semua detil kecil yang terkadang tidak disadari banyak orang.”
Sumber: conandoyleinfo.com | history.com | amusingplanet.com