Beradaptasi Seperti Alwi Slamat

Abdi Rafi Akmal
Masih kuliah di Universitas Brawijaya, sembari jadi freelancer content creator di Ruang Taktik. Pernah juga aktif sebagai wartawan kampus dan wartawan media cetak.
Konten dari Pengguna
11 April 2022 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdi Rafi Akmal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muhammad Alwi Slamat. Sumber: Instagram.com/officialpersebaya
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Alwi Slamat. Sumber: Instagram.com/officialpersebaya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Muhammad Alwi Slamat sukses membukukan 28 penampilan (2194 menit) bersama Persebaya di Liga 1 2021/2022. 25 kali tampil sejak menit awal, sedangkan tiga lainnya memulai laga dari bangku cadangan. Jumlah itu menjadi penampilan terbanyak Alwi dalam satu musim sejak memulai karier profesionalnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pemain kelahiran Tulehu itu cuman mencatatkan dua penampilan bersama PS TNI di Liga 1 2017. Lalu, 12 penampilan ketika berseragam PSMS Medan di Liga 1 2018. Kemudian, 13 penampilan saat membela Persebaya Surabaya di Liga 1 2019.
Pemanggilan sejumlah pemain Persebaya ke Timnas Indonesia sedikit banyak memberi tambahan menit bermain bagi Alwi di musim lalu. Namun, hal itu tidak menjadi faktor tunggal.
Alwi mampu cepat beradaptasi bermain di posisi yang berbeda. Ia fasih bermain sebagai gelandang tengah ataupun bek kiri. Istilah modern dan kerennya, versatile player. Pemain yang bisa bermain di sejumlah posisi.
Nah, faktor ini yang berpengaruh besar pada tingginya jumlah menit bermain Alwi.
Pemain berusia 23 tahun itu jadi tidak kehilangan tempat di tim inti. Seandainya rekan-rekannya sudah kembali dari timnas, ia bisa diandalkan bermain di posisi lain. Begitu rekan-rekannya pergi lagi, ia bisa menggantikannya.
ADVERTISEMENT
***
Alwi memulai perjalanan kariernya di Persebaya dari bawah. Ia terkepung oleh pemain-pemain senior, pemain berkualitas, sampai pemain asing. Ia terus berjuang sampai bisa jadi komponen penting Persebaya di Liga 2021/2022.
Persaingannya menembus tim utama terbilang berat. Selain usianya masih muda, Persebaya dianugerahi gelandang bertalenta yang punya jam terbang lebih tinggi ketimbang pemain kelahiran 1998 itu. Bukan hanya pemain lokal, tapi juga pemain asing.
Kesempatan bermainnya pun minim. Di musim pertamanya berseragam Persebaya tahun 2019, Alwi cuman diberi kesempatan dua kali merumput di Liga 1 sampai pekan ke-21. Total bermainnya hanya 92 menit.
Djadjang Nurdjaman, pelatih Persebaya kala itu yang memboyongnya dari PSMS Medan, tak banyak memberi kesempatan bermain di Liga 1. Paling mentok hanya di Piala Presiden dan Piala Indonesia. Itu pun tak digaransi tempatnya di tim utama.
ADVERTISEMENT
Keadaan berubah ketika Persebaya mendatangkan Aji Santoso di putaran kedua Liga 1 2019. Aji menjadi pelatih ketiga yang menangani skuad Bajul Ijo di musim tersebut, setelah sebelumnya ada Wolfgang Pikal dan Djadjang Nurdjaman.
Di sisa-sisa pertandingan Liga 1 2019, Alwi mendapat kepercayaan lebih sering. Ia berhasil menambahkan 11 pertandingan ke catatan individunya. Empat di antaranya pun diperoleh sejak menit awal.
Bagi Aji, Alwi punya potensi untuk berkembang menjadi pemain hebat. Makanya menit bermain diberikan sesering mungkin. Tak ayal, Alwi diganjar dengan sodoran kontrak baru di Persebaya untuk musim kompetisi 2020.
“Alwi sebenarnya belum mencapai performa terbaiknya. Ia masih bisa banyak berkembang. Kalau bisa main lebih sederhana, dia akan menjadi pemain hebat musim depan,” tutur Aji soal perpanjangan kontrak Alwi di Persebaya (3/1/2020).
ADVERTISEMENT
Upaya menyediakan ruang untuk berkembang terbentur ekspektasi tim. Alwi memang potensial, tapi baru sebatas itu. Untuk bisa bersaing dengan tim-tim lain, Aji tentu harus menyiapkan tim yang sudah matang, baik dari segi teknik dan pengalaman.
Alwi tidak menjadi prioritas untuk mengisi lini tengah dalam racikan strategi Aji.
Muhammad Alwi Slamat. Sumber: Instagram.com/officialpersebaya
Akhirnya, Aji melakukan eksperimen yang berani. Alwi dicobanya dimainkan di posisi baru, bek kiri. Bukan di laga persahabatan atau internal game, tetapi di sebuah pertandingan penting. Final Piala Gubernur Jatim 2020.
Padahal, lawannya adalah sekelas Persija. Ada banyak pemain berkualitas yang ada di sana, tak terkecuali Riko Simanjuntak. Winger lincah yang dipasangkan di sayap kanan itu menjadi lawan tanding Alwi.
Aji puas dengan hasil eksperimennya. Alwi bermain memukau sebagai bek kiri. Riko sampai kesulitan mengkreasi serangan dari sektor tersebut. Pujian pun dilontarkan Aji di hadapan awak media untuk anak asuhnya itu.
ADVERTISEMENT
“Alwi memang tidak pernah bermain di bek kiri, tetapi menurut saya, ini tadi Alwi luar biasa bermain di posisi itu (bek kiri),” ungkapnya setelah berhasil melumat Persija 4-1 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo (20/2/2020).
Alwi lebih dikenal sebagai seorang gelandang. Walaupun baru merasakan bermain di pos bek kiri, Alwi sebetulnya sudah punya pengalaman bermain di luar posisi naturalnya.
Berkat kecepatan dan kaki kiri yang menjadi kaki terkuatnya, ia pernah dimainkan di area yang lebih ofensif. Bermain di posisi winger. Eks pemain Semen Padang U-21 itu mau dan bisa beradaptasi, sesuai kebutuhan dari pelatih.
Apalagi Alwi tak ingin menyia-nyiakan peluang. Jika bermain di posisi naturalnya tak menjamin banyak menit bermain, tentu tidak ada salahnya mencoba posisi baru.
ADVERTISEMENT
Kebetulan, Aji adalah mentor yang tepat. Pelatih asal Malang itu pernah jadi salah satu bek kiri andal di Indonesia pada era 1990-an. Prestasinya adalah membawa Persebaya meraih gelar juara liga 1996/1997. Gaya main yang harus dikuasai seorang bek kiri sudah dipahaminya secara paripurna.
“Saya senang bisa dapat arahan dari coach Aji untuk bek kiri. Coach Aji sering memberikan saya instruksi agar bermain lebih tenang, simpel, dan jangan terlalu lama pegang bola,” kata Alwi setelah dimainkan sebagai bek kiri di partai final Piala Gubernur Jatim melawan Persija (27/2/2020).
Sikap legawa dan profesional ini yang menjadi sinyal berlanjutnya eksperimen mentransformasi posisi Alwi dari gelandang menjadi bek kiri.
Namun, setelah laga final, eksperimen tersebut tak pernah berjalan mulus. Liga 1 2020 dihentikan pada pekan ke-3 gara-gara pandemi. Perkara pandemi pula lah yang membuat kompetisi kompetitif, meski bertajuk turnamen pramusim Piala Menpora, baru ada setahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Proses membiasakan diri sebagai bek kiri jadi terputus-putus. Setelah sempat dimainkan sebagai bek kiri pada pekan ke-2 Liga 1 2020 melawan Persipura (13/3/2020), Alwi perlu menunggu lama untuk bisa bermain sebagai bek kiri lagi. Tepatnya pada laga pertama Grup C Piala Menpora 2021 kontra Persik (23/2/2021).
Meski demikian, hasrat Aji untuk mematenkan Alwi sebagai bek kiri tak lekang oleh waktu. Tanpa berjalannya kompetisi, Aji memanfaatkan latihan rutin tim untuk terus menggembleng anak asuhannya itu.
“Alwi kalau sudah siap (pulih dari cedera) akan saya fokuskan untuk bek kiri,” kata Aji usai menggelar latihan di Lapangna Jenggolo (17/9/2020).
***
Liga 1 2021/2022 akhirnya resmi bergulir setelah turnamen pramusim Piala Menpora 2021. Jaraknya empat bulan lebih sedikit. Aji masih menjadi sosok yang menukangi Persebaya.
ADVERTISEMENT
Skuad Persebaya yang diboyong untuk mengarungi kompetisi elit tersebut terbilang masih muda. Dilansir dari Transfermarkt, rata-rata usia pemainnya hanya 22,9 tahun. Sudah seperti tim U-23 saja.
Beberapa laga awal masih jadi masa bongkar pasang tim inti. Aji mencoba meraba pemain-pemain yang layak bermain reguler. Meski begitu, beberapa pemain tampak sudah sesuai selera sang pelatih.
Komposisi lini tengah, misalnya. Muhammad Hidayat diplot menjadi tandem Rachmat Irianto dalam formasi 4-2-3-1 atau bisa juga berperan sebagai single pivot dalam formasi 4-3-3. Ricky Kambuaya beroperasi di depannya.
Selain itu, eksperimen yang daritadi dibahas kembali berlanjut. Alwi mengisi pos bek kiri secara reguler di tiga laga awal Persebaya, melawan Borneo FC, Persikabo 1973, dan PSM Makassar.
Muhammad Alwi Slamat. Sumber: Instagram.com/alwi.slamat
Namun, Persebaya rupanya tak bisa merealisasikan proyeksi di awal musim sesering mungkin. Salah satu faktornya, pemanggilan Irianto dan Kambuaya ke timnas Indonesia yang teramat sering.
ADVERTISEMENT
Kambuaya tercatat mesti absen di delapan laga Persebaya karena tugas negara. Irianto lebih banyak, sampai 12 kali. Karena selain menjadi bagian tim senior, dirinya juga harus menjadi bagian timnas U-23.
Lini tengah Persebaya nyaris ompong. Beberapa penyesuaian terpaksa dilakukan agar tim tetap kompetitif.
Marselino yang baru berusia 17 tahun diberi menit bermain lebih banyak untuk menutupi lubang di lini tengah. Alwi yang awalnya diharapkan bermain di bek kiri dikembalikan ke posisi aslinya sebagai gelandang, menemani Hidayat.
Penyesuaian itu terbukti efektif. Persebaya jadi punya kerangka dan formula baru. Jadi, meski tak selalu diperkuat Kambuaya dan Irianto, Persebaya tetap kompetitif. Penggawa Bajul Ijo bahkan sempat menorehkan catatan 13 pertandingan tidak terkalahkan.
Marselino memang tampil melampaui ekspektasi. Tetapi jangan lupakan Alwi yang tampil sama baiknya. Pemain yang dulunya bukan jadi pilihan pertama untuk mengisi komposisi lini tengah, ternyata tampil menawan.
ADVERTISEMENT
Tugas memutus serangan lawan dijalankannya dengan sangat fasih. Statistik dari Lapangbola merangkumnya sebagai berikut: 1,3 tekel/laga, 3,7 intersep/laga, 0,3 sapuan/laga, dan 1,7 pemulihan/laga.
Khusus untuk catatan tekel dan intersepnya berada di atas rata-rata seluruh pemain Liga 1 yang berkisar di angka 1,2 tekel/laga dan 2,7 intersep/laga.
Alwi juga cocok dengan permainan umpan-umpan pendek. Gaya main yang jadi identitas Persebaya di musim lalu di tangan Aji. Ia mampu menjadi jembatan antara lini belakang dan depan. Umpan-umpannya tergolong akurat, sehingga Persebaya tak sering kehilangan bola.
Lapangbola mencatat 1395 umpan sukses yang dilakukan Alwi menjadi yang tertinggi kedua di Liga 1 2021/2022. Dengan kata lain, akurasinya mencapai 81,34%. Jumlah tersebut hanya kalah dari gelandang Bali United Brwa Nouri dengan total 1567 umpan sukses.
ADVERTISEMENT
Alwi menjelma bak penyelamat Persebaya di tengah pemanggilan sejumlah pemain inti ke timnas. Duetnya dengan Hidayat di lini tengah mampu menyudahi kompetisi di peringkat ke-5.
***
Persebaya beruntung masih bisa merasakan servis Alwi untuk kompetisi musim depan. Alwi diperpanjang kontraknya sepaket dengan rekan duetnya, Hidayat.
M Alwi Slamat dan M Hidayat memperpanjang kontraknya di Persebaya untuk kompetisi musim 2022/2023. Sumber: Instagram/officialpersebaya
Di tengah eksodus besar-besaran pemain Persebaya, bertahannya Alwi-Hidayat dapat menjadi solusi sementara waktu untuk menatap kompetisi musim 2022/2023. Keduanya punya peluang lebih banyak bermain bersama di saat sejumlah pilar inti meninggalkan tim.
Sekalipun Persebaya mencari tandem baru bagi Hidayat, Alwi tak perlu risau. Ruang baginya untuk masuk tim utama tetap tersedia, yaitu di posisi bek kiri yang semakin fasih dimainkannya. Apalagi posisi tersebut sedang lowong.
ADVERTISEMENT
Cara Alwi beradaptasi di sejumlah posisi menjadi aset berharga yang perlu dijaga.