Meraih Kesuksesan

Konten dari Pengguna
20 Januari 2021 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Lailatus Sya'bani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Meraih Kesuksesan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Identitas buku :
Judul : Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa
ADVERTISEMENT
Penulis : Alvi Syahrin
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2019
Kota terbit : Jakarta Selatan
Tebal : 229 halaman
Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa merupakan salah satu buku karya Alvi Syahrin. Buku dengan sampul berlatar hitam dan huruf berwarna kuning cerah ini memberikan pemahaman bahwa kita tetap harus berjalan penuh semangat walaupun tidak menjadi apa-apa. Semangat yang harus tetap berkobar meskipun tidak sesuai ekspektasi dan rencana. Buku ini terdiri dari 45 bab yang isinya sering kita temui dalam kehidupan atau bahkan kita alami sendiri. Seperti gagal masuk universitas impian, bingung memilih jurusan, bingung setelah lulus dan akan bekerja, dan kebingungan lain di luar sekolah dan pekerjaan. Selain membahas tentang ilmu keduniawian, buku ini juga mengingatkan kita pada kematian. Tentang betapa tidak berartinya semua perjuangan dan waktu yang dihabiskan demi mengejar duniawi itu ketika kita sudah berhadapan dengan kematian.
ADVERTISEMENT
Waktu kecil, sering kali kita diberi pertanyaan ingin menjadi apa suatu saat nanti. Saat itu kita dengan semangat menjawab bahwa kita ingin menjadi polisi, dokter, guru, pilot, dan sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu sampai di satu titik kita bertanya suatu saat nanti akan menjadi apa. Kita semua bermula dari tidak tahu apa-apa. Contohnya Bill gates tidak terlahir di dunia dan menyadari bahwa ia saat dewasa nanti akan membuat perusahaan Microsoft. Steve Jobs tidak pernah berpikir bahwa ia akan menemukan Apple. Jeff Bezos tidak tiba-tiba memutuskan membangun Amazon suatu saat nanti. Jack Ma pun tidak dengan cepatnya berpikir bahwa akan menjadi sukses melalui Alibaba. Mereka sama seperti kita yang terlahir dari tidak tahu akan jadi apa. Namun, bedanya dengan kita adalah mereka melakukan suatu hal dan menekuninya sedangkan kita tidak. Memang yang kita lakukan tidak semuanya akan menjadi sesuatu yang besar, tetapi yang terpenting kita telah melakukan sesuatu dan menekuni hal itu.
ADVERTISEMENT
Apa sih yang menjadikan Bill Gates, Steve Jobs, dan Jeff Bezos lebih sukses dibandingkan dengan orang-orang sukses lain di era ini? Tentu saja karena mereka mampu melihat peluang, mempelajari pola-pola yang berhasil dan yang tidak berhasil, bereksperimen dengan teori-teori baru. Seorang pebisnis tidak akan sukses begitu saja tanpa punya ilmu yang mumpuni. Katakanlah, pebisnis ini tidaklah menempuh pendidikan di bangku kuliah. Namun, sepanjang hidupnya pasti mereka belajar, melihat peluang ini-itu. Memprediksikan berbagai probabilitas, mengaplikasikan teori-teori yang baru diketahuinya untuk memperkuat bisnisnya, sampai bisnis mereka berkembang dan sukses.
Kuliah menyimpan sekilas ilmu-ilmu yang penting bagi kehidupan di masa depan. Kita bisa memperdalam sebuah ilmu bila sungguh-sungguh mempelajarinya. Saat memasuki dunia perkuliahan, Alvi Syahrin bahkan pernah mengalami salah pemilihan jurusan. Ia masuk jurusan yang tidak diminatinya yaitu Teknik Informatika. Meskipun salah memilih jurusan, tetap saja ia mendapat nilai yang sempurna di kelas kalkulus, aljabar, dan mata kuliah perhitungan lainnya. Bukannya senang karena mendapat nilai yang sempurna, ia justru merasa lebih cocok berada di jurusan Sastra. Karena sudah telanjur, ia pun berusaha menyukai dan bertahan di jurusan tersebut, hingga akhirnya bisa lulus dengan IPK cumlaude.
ADVERTISEMENT
Ketika salah jurusan bukan berarti selamanya harus pindah jurusan. Tak ada jurusan yang benar-benar tepat, we all are just trying to fit. Setiap jurusan memiliki peran masing-masing dalam kondisi yang berbeda-berbeda. Tidak ada jurusan yang dianggap rendah atau remeh karena semuanya sesuai proporsi peran yang sudah ada. Setiap orang mempunyai kasus dan kapasitas masing-masing. Semakin padat jalannya, semakin susah berada di puncak. Memilih jurusan yang tak populer, tak banyak diminati, membuat orang-orang meragukan kemampuan kita. Namun, sesungguhnya kita sedang memilih jalanan yang tak padat. Jalanan yang lenggang lebih mudah sampai ke puncak. Oleh sebab itu, jangan gegabah dalam memutuskan suatu hal.
Kuliah memang tidak menjamin berpeluang mendapatkan pekerjaan yang tinggi. Namun, bukankah ilmu itu tidak ada yang sia-sia. Kuliah bukan untuk mencari dan menerima pekerjaan. Kuliah itu bukan tentang pekerjaan yang akan kita dapat, ataupun gaji yang akan kita terima, tetapi kuliah adalah tentang menimba ilmu. Bill Gates, Steve Jobs, Jeff Bezos bisa sukses karena mereka punya ilmu untuk berada sampai saat ini. Untuk mimpi-mimpi yang belum tercapai bukan berarti Allah tidak mendengar doa kita. Mungkin saja Allah tidak ingin memberikan semua yang kita inginkan di dunia ini, tetapi hendak menyiapkan bagian baik di akhirat kelak.
ADVERTISEMENT
Saat kita diwisuda nanti, perjuangan hidup akan dimulai. Kita akan diberi cobaan saat melamar kerja, tetapi belum ada satupun yang terpanggil. Dimulai bangun pagi lalu pergi dari tempat satu ke tempat lainnya sambil berpikir tempat mana lagi yang harus didatangi untuk melamar kerja. Tabungan sudah mulai menipis dan mau meminta uang ke orang tua pun malu karena kini adalah waktunya kita yang memberikan uang kepada orang tua bukan sebaliknya. Yang harus kita lakukan adalah bersabar. Bukan berarti kita lalu diam-diam saja, tetapi bersabar dengan usaha yang terus menerus dan berdoa. Allah telah membagikan rezeki dengan adil kepada hamba-Nya, hingga waktunya tiba maka kita akan tahu arti dari cobaan ini. Kesuksesan bukan hanya mendapat deretan nilai sempurna, tetapi bisa merasa cukup. Sederhana, tetapi tidak benar-benar sederhana. Terkadang bukan hanya keadaan lingkungan sekitar saja yang perlu diubah, tetapi diri sendiri juga perlu untuk berubah. Berubah untuk mencoba menjalankan dengan sungguh-sungguh dan memaksimalkan usaha. Yang terpenting adalah berdoa kepada Allah SWT karena Allah Maha Mengetahui segalanya.
ADVERTISEMENT
Adapun kelebihan buku ini yaitu tema yang diambil berasal dari kehidupan nyata dan cocok untuk kita yang sedang memikirkan masa depan. Desain sampulnya menarik dan bahasanya juga mudah dipahami. Sistematika buku tersusun rapi, alurnya konsisten dan tidak monoton. Di setiap awalan bab terdapat kalimat pembuka, sehingga pembaca tertarik untuk membaca cerita selanjutnya. Kualitas cetakannya baik, bentuk dan jenis hurufnya dapat terbaca dengan jelas. Dapat memotivasi para pembaca agar kita tetap berusaha walaupun sering kali menghadapi kegagalan hidup. Memberikan pemahaman kepada kita bahwa dengan menulis dapat menjadikan kita sebagai orang yang sukses. Sedangkan kekurangan buku ini yaitu masih ada kata-kata yang salah dalam pengetikan. Selain itu, terdapat penggunaan kalimat Bahasa Inggris yang tidak semua orang mengerti.
ADVERTISEMENT
Pereview:
Rizky Lailatus Sya'bani mahasiswa prodi farmasi fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang