Ada 70.000 Joni di Belu

Lia Riyadi
Random stories and else about interesting things in a life of silly girl who happen to be a K Pop enthusiast
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2018 9:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lia Riyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ada 70.000 Joni di Belu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adik Joni menerima bingkisan sebagai simbolis apresiasi dari peserta Sesdilu Angkatan Ke-61 atas aksi heroiknya (Foto: koleksi pribadi)
ADVERTISEMENT
Kisah heroik Joni, sang pemanjat tiang bendera di lokasi upacara dekat Pos Lintas Batas Negara Mota’ain Kabupaten Belu menjadi viral kemarin (17/8) Namun, yang mesti dipahami adalah ada 70.000 Joni lain di Belu, Nusa Tenggara Timur.
Dalam paparan pengenalan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Marsianus Loe Mau, kepada 32 diplomat muda Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan Ke-61 yang sedang melakukan kunjungan pelayanan masyarakat di kota batas disampaikan bahwa ada 70.000 siswa sekolah di Kabupaten Belu baik di tingkat SD, SMP maupun SMA.
“Seluruh anak didik kami, meski belajar dalam kondisi terbatas namun memiliki semangat belajar yang tinggi. Sehingga kami sebagai guru ikut giat dalam memajukan pendidikan di kota perbatasan,” jelas Marsianus.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, dalam forum pertemuan antara diplomat Kemenlu dengan para kepala sekolah se-Kabupaten Belu pada Rabu (16/8) juga terungkap bahwa keterbatasan infrastruktur dan sarana prasarana seringkali menjadi penghambat upaya yang tengah dilakukan para pahlawan tanpa tanda jasa ini.`
Ada 70.000 Joni di Belu (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan pertemuan peserta Sesdilu Angkatan Ke-61 dengan Kepala Sekolah se-Kabupaten Belu (Foto: koleksi pribadi)
Seorang seorang kepala sekolah SMP yang terletak di bawah kaki Bukit Kakeu Mantenu menceritakan bahwa penduduk di sekitar sekolah umumnya tidak punya lahan.
“Sehingga siswa didik yang berjumlah 128 siswa biasanya susah diminta meninggalkan sekolah karena masih ingin bermain di kawasan sekolah setelah jam pelajaran berakhir,” ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap sarana sekolah dapat dilengkapi dengan lapangan sepak bola sehingga siswa-siswa terfasilitasi melakukan hobinya bermaik sepak bola.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, yang masih menghangatkan hati adalah sekolahnya memiliki 14 guru komite yang digaji dari dana sekolah sebesar Rp 240.000,00 sebulan tetap semangat mendidik demi masa depan Belu.
Siswa sekolah juga meski harus berjalan berkilometer dari rumah menuju sekolah juga tetap menunjukkan presentasi kehadiran yang tinggi.
Seorang suster kepala sekolah St. Ursula di Belu, Suster Marselina, kepada para diplomat juga menyampaikan bahwa sarana internet sangat diperlukan bisa hadir di sekolah-sekolah di Kabupaten Belu.
Melalui internet, sekolah akan lebih mudah mendapatkan materi ajar yang dapat disampaikan kepada siswa didik.
Ada 70.000 Joni di Belu (2)
zoom-in-whitePerbesar
Siswa SDN Wirasakti Kabupaten Belu beraktifitas di kelas (foto: koleksi pribadi)
“Namun, biaya paket data terbilang mahal bagi guru jika harus mengeluarkan uang Rp 25.000,00-Rp 50.000,00 sebulan untuk internet,” jelas Suster Marselina.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia mengharapkan adanya pengadaan jaringan hotspot internet yang dapat dipasang di sekolah-sekolah di Kabupaten Belu, disamping melengkapi koleksi buku perpustakaan dan buku materi ajar untuk guru.
Para diplomat menyampaikan bahwa kegiatan tukar pengalaman dengan para guru sungguh memberikan inspirasi dalam menjalankan penugasan selanjutnya sebagai diplomat Indonesia yang peduli pada kondisi masyarakat di perbatasan.
“Kami jadi bersemangat juga ingin memberikan lebih dari sekedar cerita pengalaman kepada para guru di Kabupaten Belu, kita akan mengumpulkan ide mengenai hal nyata apa yang secara signifikan bisa berkontribusi bagi kebutuhan para guru dan siswa di Belu,” ujar Aswidya Indririski menanggapi informasi dari para kepala sekolah.
Hampir seluruh diplomat muda peserta Sesdilu Angkatan ke-61 mengakui bahwa mereka sangat terkesan dengan semangat belajar para siswa di Kabupaten Belu. "Salut dengan semangat adik-adik di Belu, mereka semua cerdas dan gigih mengejar ilmu. Ketika diminta tampil memperkenalkan Belu juga mereka semua sigap langsung mau maju ke depan kelas tanpa sungkan. Sungguh memberi harapan bagi masa depan Indonesia," pengakuan Reza Reflusman Junior, diplomat muda yang berkesempatan melakukan pelayanan masyarakat mengajar di Kelas XI IPS SMA Katolik Suria, Kabupaten Belu.
Ada 70.000 Joni di Belu (3)
zoom-in-whitePerbesar
Suster Marselina bersama Aswidya Indririski (foto: koleksi pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari diplomat peserta Sesdilu menyampaikan beberapa hal terkait pengalaman pribadi kala menempuh pendidikan dasar, pengalaman penugasan di luar negeri dan pengalaman memperoleh beasiswa pendidikan pascasarjana kepada para sekolah.