Seri Helvetia #1: Sihir Bawang di Kota Bern-Swiss

Konten dari Pengguna
20 Agustus 2020 23:09 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AM. Sidqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di antara orang-orang Eropa, orang Swiss terkenal sebagai orang yang gila rencana, sangat presisi (bukan lagi tepat waktu), dan rigid parah. Mereka adalah masyarakat yang benci bekerja di luar rencana, tidak suka dadakan, apalagi diburu-buru. Semua wajib berjalan sesuai panduan dengan waktu yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Swiss sangat menghargai kesehatan dan keseimbangan hidup. Ada sekitar 30 hari libur resmi yang ditetapkan berbeda-beda di setiap Kanton (sejenis negara bagian).
Foto keluarga di pusat Kota Bern yang tenang dan sepi dengan landmark Zytglogge (sumber: dokumentasi pribadi)
Kombinasi dari itu semua: jam kerja di Swiss relatif pendek, sangat tepat waktu (termasuk soal istirahat), pelayanan masyarakat tidak ragu-ragu tutup saat jam istirahat, dan sedikit-sedikit libur. Hampir jarang dijumpai orang Swiss yang ngoyo kerja pagi-pagi, kecuali terpaksa atau bayarannya lumayan besar.
Namun hal itu tidak berlaku untuk 1 hari istimewa dalam setahun. Satu hari di mana orang Bern (ibukota Swiss) yang dikenal paling santai ke Swiss justru mendadak jadi orang paling rajin se-Eropa.
Hari itu adalah hari Senin keempat di bulan November pada setiap tahunnya. Pekan keempat bulan November sudah masuk musim dingin. Hari jadi pendek dan malam tambah panjang. Dingin sangat awet dan anginnya menusuk tulang. Suhu paling "panas" mencapai sekitar 8 derajat Celsius di tengah hari. Tengah malam bisa-bisa suhu mencapai -10 derajat Celsius.
Musim dingin di KBRI Bern (sumber: dokumentasi pribadi)
Akan tetapi, khusus pada hari Senin keempat di bulan November, orang-orang Bern seperti kena sihir. Para pedagang seperti tidak mempedulikan suhu minus atau angin Alpen yang membekukan daun telinga.
ADVERTISEMENT
Sejak tengah malam, para pedagang dari pojok-pojok Kanton Bern bergerak ke alun-alun dan memenuhi jalanan kota, menata kios-kios di sepanjang jalan, menyusun dagangan-dagangan terbaik, dan menghangatkan kompor-kompor jualan. Toko-toko dan restoran pun ikut-ikutan buka sejak jam 3 pagi.
Suasana kota Bern, 26 November 2018. Bandingkan dengan foto pertama, lokasi sama di Zytglogge tetapi keramaian jauh berbeda. (sumber: dokumentasi pribadi)
"Sihir sakti" telah membuat penduduk Bern mendadak rajin keluar rumah pukul 5 pagi dan memakai jaket-jaket tebal, karena udara sudah luar biasa dingin. Sekolah pun diliburkan untuk hari spesial ini. Ada pengaturan khusus untuk transportasi umum dan jangan berpikir menggunakan mobil. Hampir satu kota menjadi wilayah bebas kendaraan bermotor!
Hiasan bawang Zibelemärit. Harga sekitar 12 Swiss Frank atau Rp 200ribu seikat (sumber: dokumentasi pribadi)
Ini bukan Hari Nasional Swiss 1 Agustus. Melainkan hari Zibelemärit di Kota Bern. Zibelemärit (bahasa Swiss-Jerman. Bahasa Jerman: Zwiebelmarkt) secara harfiah berarti pasar bawang. Zibelemärit adalah hari pasar terbesar di Kota Bern. Para petani bawang menyerbu ibu kota Swiss dengan membawa sekitar 50 ton aneka bawang dan mendirikan setidaknya 200 kios di seantero kota tua Bern. Secara resmi, Zibelemärit dimulai mulai pukul 6 pagi dan berakhir pukul 18, tetapi nampaknya orang Bern sudah tidak sabar sehingga pukul 4 pagi pun Kota Bern sudah mulai sesak.
Hiasan bawang beraneka bentuk, warna, dan ukuran. Semua yang dijual di Zibelemärit berasal dari bawang sumber: dokumentasi pribadi)
Semua yang dijual selalu berhubungan dengan bawang; dari mulai roti bawang dengan krem spesial, kue bawang gurih nan lezat, sup bawang hangat, dan pizza topping bawang, serta kalung permen dari gula bawang, juga hiasan anyaman bawang yang cantik-cantik. Belakangan, produk tekstik, perhiasan, keramik, dan mainan juga dijajakan. Zibelemärit adalah festival bawang pemanasan sebelum natal.
Penjual Zibelemärit menjajakan hiasan bawang, permen bawang, olesan bawang, kue dan roti bawang. Perhatikan mereka menggunakan baju musim dingin tebal, tapi tetap berkegiatan di luar ruangan. sumber: dokumentasi pribadi)
Tidak ketinggalan, "perang besar" confetti (serpihan kertas berwarna-warni) dan palu plastik dimulai pukul 16. Tidak pandang usia dan jenis kelamin, semua orang akan kena tabur confetti dan kena pentung palu plastik. Tidak boleh marah, tapi boleh membalas (sering jadi modus PDKT adek-adek gemes!).
Hiasan dari bawang bombai. Harga sekitar 5 Swiss Frank atau Rp 80ribu (sumber: dokumentasi pribadi)
Pembeli memilih-milih hiasan bawang. Tampak permen bawang yang menggantung berwarna-warni. (sumber: dokumentasi pribadi)
Konon, menurut legenda festival bawang ini sudah tradisi sejak abad ke-15 ketika orang Bern mengizinkan petani tetangga dari Kanton Fribourg berjualan bawang sebagai imbal jasa telah membantu ketika kebakaran melanda Kota Bern tahun 1405. Bank Nasional Swiss mencetak koin peringatan Zibelemärit Bern pada koin 10 Swiss Frank tahun 2011. Tahun 2014, Pemerintah Federal Swiss pernah mengajukan Zibelemärit sebagai warisan dunia tak benda, tapi ditolak UNESCO.
Koin peringatan Zibelemärit Bern pada koin 10 Swiss Frank tahun 2011 (sumber: dokumentasi pribadi)
Hiasan bawang cantik di Pasar Bawang Kota Bern. Saya beli yang ini untuk hiasan di ruang makan (sumber: dokumentasi pribadi)
Begitulah Zibelemärit dapat menyihir kota Bern yang kalem, tenang, dan santai menjadi ramai, hingar bingar, dan sibuk. Seolah segenap energi orang-orang Bern selama setahun ditabung dan dipecahkan untuk satu hari itu saja.
ADVERTISEMENT
Apakah festival di kotamu juga mengandung "sihir" serupa?
Bonus foto: Athar yang kedinginan, pengen foto dengan latar hiasan bawang, tapi sambil ngemut permen bawang. (sumber foto: dokumentasi pribadi)