Memaknai Bulan Ramadhan Sebagai Bulan Pendidikan

Akhlis Nastainul Firdaus
Aktivis Mahasiswa Peneliti Surabaya Academia Forum (SAF) Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
7 April 2023 19:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akhlis Nastainul Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi beribadah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beribadah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadhan sering juga disebut مدرسه تربيه (madrasah tarbiyah) yaitu bulan pendidikan. Banyak beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk belajar di bulan suci ramadhan. Dorongan mendapat pahala yang banyak salah satunya. Seseorang akan lebih rajin beribadah ke masjid atau di rumah jika bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Ibadah puasa memiliki multi-makna yang terkandung di dalamnya. Tidak ada salahnya jika kita sedikit merenungi dimensi beragam yang terkandung dalam ibadah yang konon hanya dikhususkan untuk umat Nabi Muhammad SAW ini. Sedemikian tinggi nilai dan martabat puasa Ramadhan ini, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang berpeluang mendulang kebaikan di dalamnya
Hal ini merupakan latihan untuk mengubah diri pada aspek sikap sehingga dapat bersikap lebih baik. Selain itu, larangan-larangan yang ada di bulan ramadhan menjadi faktor terjadinya perubahan pada diri seseorang. Namun yang perlu diingat adalah bulan ramadhan merupakan proses untuk berlatih melakukan perubahan.
Lingkup pendidikan yang dimaksud adalah sedemikian luas, menyangkut tarbiyah jasadiyah, tarbiyah fikriyah, dan tarbiyah qalbiyah. Proses pendidikan itu berjalan selama sebulan penuh. Bagi mereka yang lulus, maka disebut sebagai seorang yang Muttaqin dan kembali menjadi fitrah.
ADVERTISEMENT

Tarbiyah Jasadiyah

Sebagai tarbiyah jasadiyah, maka seseorang yang sedang berpuasa tidak diperbolehkan makan, minum, dan melakukan hubungan seksual di siang hari serta hal lain yang membatalkan puasanya.
Orang yang sedang menjalankan ibadah puasa dilatih untuk mencegah melakukan sesuatu yang sebenarnya disukai dan dibolehkan pada bulan lainnya. Nafsu atau keinginan yang bersifat jasadiyah selalu menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya. Mengonsumsi makanan dalam jumlah tidak terbatas merupakan sumber penyakit dan atau bahkan malapetaka, namun tidak semua orang menyadarinya.

Tarbiyah Fikriyah

Ilustrasi beribadah di malam lailatul qadar. Foto: Shutter Stock
Tarbiyah fikriyah, seseorang yang sedang berpuasa dilatih untuk tidak memikirkan makanan, minuman, dan seks, tetapi diarahkan untuk berpikir pada hal-hal yang lebih besar dan mulia. Orang berpuasa dianjurkan banyak membaca Al-Qur'an, berzikir, atau ingat Allah.
ADVERTISEMENT
Kitab suci memberikan keterangan tentang tuhan, penciptaan, alam, manusia, dan jalan menuju keselamatan. Maka artinya, dengan berpuasa seseorang diajak berpikir tentang sesuatu yang seharusnya diketahuinya.

Tarbiyah Qalbiyah

Tarbiyah qalbiyah adalah bahwa seseorang yang sedang berpuasa dilatih untuk membersihkan hatinya dari hal-hal yang menjadi penyakit hati, seperti terlalu mencintai harta, suka marah, bakhil, dengki, hasut, tamak, permusuhan, dan lain-lan.
Sebaliknya, pada bulan Ramadhan seseorang yang berpuasa dilatih untuk banyak bersyukur, mencintai antar sesama, tolong-menolong, banyak bersedekah, peduli terhadap orang miskin, anak yatim, dan seterusnya.
Pendidikan melalui berpuasa seperti dikemukakan itu dilakukan sebulan penuh. Apabila puasa itu dilakukan dengan ikhlas, disadari bahwa ibadah itu tidak ada yang mengawasi kecuali Allah sendiri, maka pelatihan atau tarbiyah dalam waktu satu bulan tersebut akan mewarnai kehidupan yang bersangkutan pada bulan-bulan berikutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, maka puasa tidak saja diartikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, tetapi benar-benar akan menjadi bulan pendidikan bagi yang menjalankannya.
Maka dari itu bulan ramadhan merupakan momentum bagi umat islam untuk meningkatkan kualitas ilmu, kualitas pengetahuan dan kualitas ibadah. Bagi yang berhasil akan mendapatkan gelar takwa la'allakum tattaquun.