Kehidupan Suku Bajo Sebagai Manusia Maritim

Ahmad Yanuar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2022 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Yanuar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku Bajo merupakan salah satu suku yang berada di Indonesia dari sekian ribu suku lainnya. Suku Bajo ini merupakan suku yang memiliki ciri khas tersendiri dari suku lainnya yaitu mereka mempunyai ketangguhan untuk mengarungi lautan. Karena dekatnya Suku Bajo dengan lautan maka banyak kegiatan sehari – hari mereka seperti tradisi dan kearifan lokal dalam mengelola ekosistem laut di Nusantara hingga kelautan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Adapun tempat tinggal dari Suku Bajo ini berada di atas air laut yang dangkal yang mana masyarakat Suku Bajo ini harus mengumpulkan batu karang yang sudah dikumpulkan dari laut atau membeli dari pengepul batu karang sebelumnya. Karang yang dikumpulkan ini merupakan karang yang sudah mati yang diambil dari perairan sekitar dengan menggunakan alat bantu linggis. Pengepul batu karang ini biasanya mendapatkan upah sekitar 50 ribu rupiah untuk satu perahu yang penuh dengan batu karang.
Pada saat ada warga yang akan mendirikan rumah di atas laut ini biasanya warga lainnya akan bergotong royong membantu warga tersebut untuk mendirikan rumah tersebut. Rumah yang biasanya dibangun oleh Suku Bajo ini yaitu berbentuk rumah panggung karena sangat cocok untuk lingkungan rumah yang berada di atas air laut, hal ini untuk mengantisipasi jika air laut naik maka rumah akan tetap aman dari ketinggian atau ombak air laut tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain adanya rumah panggung yang dijadikan sebagai tempat tinggal Suku Bajo ternyata ada juga beberapa Suku Bajo lainnya yang bertempat tinggal selain di rumah panggung yaitu bertempat tinggal di rumah perahu. Rumah perahu ini merupakan perahu pada wajarnya yang dimodifikasi oleh Suku Bajo ini dengan memberikan sebuah atap di atas perahunya, hal ini bertujuan agar keluarga dari Suku Bajo tersebut terlindungi dari terik panas matahari dan hujan yang bisa turun kapan saja tidak mengenal waktu. Uniknya disini dengan segala keterbatasan ruangan yang ada di rumah perahu tersebut bisa menampung hingga tiga kepala keluarga yang masih dalam satu darah persaudaraan.
Adapun mata pencaharian yang dilakukan oleh Suku Bajo ialah menjadi nelayan atau mencari ikan dengan metode yang bisa dikatakan tradisional contohnya memancing, memanah, serta menjaring ikan. Selain itu Suku Bajo juga mempunyai keahlian yang tidak dimiliki oleh suku lainnya dalam mencari ikan yaitu keahlian mencari ikan hingga ke dasar laut tanpa menggunakan alat bantu pernafasan dan bisa bertahan lama di kedalaman laut. Hasil tangkapan itu terus dijual kepada masyarakat yang berada di pesisir atau pulau terdekat dari pemukiman mereka.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai nelayan Suku Bajo juga sudah mulai mengenal budidaya hewan laut seperti lobster, ikan kerapu, udang, dan lain – lainnya. Tempat yang biasanya digunakan sebagai budidaya hewan laut ini biasanya disebut dengan tambak terapung yang lokasinya berada jauh dari pemukiman Suku Bajo. Selain itu Suku Bajo juga bisa berladang kecil – kecilan di sepetak tanah di sebuah hutan adapun contoh tanaman yang ditanam oleh Suku Bajo ialah umbi – umbian dan sayuran. Hasil ladang ini akan dijadikan sebagai pelengkap untuk makan keluarganya.
Adapun ibu rumah tangga dari Suku Bajo ini biasanya kegiatan sehari – harinya yaitu mengelola urusan rumah tangga serta membantu suami dengan memasak hasil tangkapan ikan yang dibawa oleh suaminya. Sehingga jika anda melewati perkampungan Suku Bajo ini maka akan tampak berjejeran ikan hasil tangkapan yang sedang dijemur di lingkungan rumah mereka.
ADVERTISEMENT