Perunggu SEA Games 2017, Selanjutnya Juara AFF 2018?

Konten dari Pengguna
29 Agustus 2017 19:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Munawir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perunggu SEA Games 2017, Selanjutnya Juara AFF 2018?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menyambung tulisan saya sebelumnya , saya ingin mengungkapkan sedikit pandangan lagi.
ADVERTISEMENT
Setelah deg-degan karena kalah di babak pertama berkat sigapnya Satria Tama, akhirnya 3 gol dari Evan Dimas, Septian David Maulana, dan Rezaldi Hehanusa berhasil membalikkan kedudukan.
Indonesia bisa kebobolan lebih banyak kalau bukan karena jumpalitannya kiper Persegres tersebut mengamankan gawang.
Tapi mau tidak mau harus diakui permainan memang sangat berbeda setelah Ezra Walian masuk menggantikan Marinus Wanewar yang di babak pertama terlihat ragu-ragu dan menyia-nyiakan peluang.
Ezra, yang sekarang berstatus bebas transfer setelah sempat bermain di Jong Ajax memang tidak mencetak gol. Tapi kelincahannya sangat merepotkan bek-bek Myanmar yang memberikan lebih banyak ruang untuk pemain lain memanfaatkan peluang.
Hati saya sangat senang melihat dua gol berturut-turut di menit ke-57 dan menit ke-59 yang membuat pemain Indonesia jadi lebih tenang dalam bermain walaupun sesekali Myanmar masih bisa memberikan perlawanan khususnya lewat serangan balik. Tapi toh ada Satria Tama (dan tiang gawang) yang beberapa kali berjasa menggagalkan serangan Myanmar.
ADVERTISEMENT
Baiklah. Perunggu sudah diraih dan kekecewaan tidak boleh berlarut-larut sebab hidup, kalau menurut Soren Kierkegaard harus dijalani ke depan meskipun dimengerti dengan melihat ke belakang. Selanjutnya, saya harap PSSI mempertahankan akal sehatnya dengan tidak mengganti Luis Milla meskipun di awal kompetisi targetnya adalah meraih medali emas.
Gonta ganti pelatih ini salah satu penyakit lama PSSI setiap kali target jangka pendek gagal didapat.
Membangun saling pengertian antara pemain dan pelatih tidak terjadi dalam satu atau dua tahun saja. Joachim Loew butuh delapan tahun menukangi tim nasional Jerman sebelum meraih trofi piala dunia di tahun 2014. Sebelumnya, Loew menjadi asisten Juergen Klinsman selama dua tahun. Itu Jerman yang pembinaannya bersusun dari usia dini.
ADVERTISEMENT
China, negeri berpenduduk milyaran itu mencanangkan jadi adidaya di sepakbola pada tahun 2050.
Mereka mengundang Marcelo Lippi menjadi pelatih tim nasional dan tim-tim di liganya pun mulai membeli pemain-pemain internasional yang selain diharapkan menaikkan animo masyarakat untuk menonton, juga bisa menularkan ilmunya kepada pemain lokal.
Walaupun untuk saat ini C-League belum terlalu populer karena ternyata anak-anak di sana lebih suka menonton liga luar negeri.
Benang merah dari usaha China dan Jerman tersebut tentu saja tidak ada yang instan. Kegagalan dalam usaha adalah hal yang wajar.
Tim nasional Jerman sempat terpuruk di piala dunia 1998 dan piala eropa 2000 dan 2004 sebelum mulai bangkit dengan pemain-pemain berdarah imigrannya. Indonesia bukannya tidak punya pemain berkualitas, terlebih untuk di masa depan. Pemain-pemain yang sekarang mengisi daftar kontingen Indonesia di SEA Games menurut kacamata saya sangat berpotensi untuk meraih kesuksesan di masa depan. Kekalahan di semifinal bukan karena Indonesia bermain jelek tapi memang karena tim lawan bermain lebih rapi dan tenang di belakang serta sabar saat menyerang. Kebobolan di 5 menit terakhir butuh mental baja untuk bisa menyamakan kedudukan apalagi membalikkannya.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi, saya harap Luis Milla masih akan menukangi Garuda Muda untuk setidaknya 4-5 tahun ke depan.
Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang menanti, dan Indonesia perlu segera menyiapkan pemain yang bisa mengisi posisi Putu Gede, Ryuji Utomo, Hansamu Yama, Evan Dimas, dan Yabes Roni yang kesemuanya sudah berusia 22 tahun saat ini.
Piala AFF di tahun yang sama juga menunggu.
Dan teruntuk pendukung tim nasional, teruslah berikan dukungan. Lolos dari fase grup di Asian Games dan menjadi juara di AFF bukan hal yang mustahil kan?