Koalisi Perubahan di Ambang Pembubaran

Ahmad Muhajir
Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
1 September 2023 18:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Muhajir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
DPC Partai Demokrat, Kabupaten Cianjur menurunkan dan mencabut seluruh baliho dan spanduk bergambar Anies Baswedan dan AHY yang terpasang di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (1/9). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
DPC Partai Demokrat, Kabupaten Cianjur menurunkan dan mencabut seluruh baliho dan spanduk bergambar Anies Baswedan dan AHY yang terpasang di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (1/9). Foto: kumparan

Akankah PKS dan Demokrat Angkat Kaki?

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anies Baswedan, calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), telah menyetujui pemilihan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres). Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, disebut-sebut sebagai salah satu yang mengusulkan secara satu arah pasangan Anies-Cak Imin. Dan isu yang menguat adalah Surya Paloh telah mencalonkannya secara sepihak.
ADVERTISEMENT
Koalisi perubahan tampaknya berada di ambang perubahan dan dapat mengalami pembubaran. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan situasi ini termasuk perbedaan pendapat dan ketidaksepakatan antara anggota-anggota koalisi serta perkembangan politik yang dinamis. Mengingat telah mencuatnya nama Muhaimin Iskandar untuk disandingkan dengan Anies Baswedan.
Ketidaksepakatan dan kekecewaan dari pihak PKS dan Demokrat terhadap penunjukkan Muhaimin Iskandar dari PKB sebagai calon wakil presiden bisa menjadi indikasi bahwa kesepakatan awal di antara anggota koalisi tersebut telah goyah. Pernyataan anggota partai yang tidak mengetahui secara sebelumnya mengenai penunjukkan tersebut dan tindakan seperti penurunan baliho Anies yang berdampingan dengan Agus Yudhoyono serta coretan-coretan pada baliho Anies milik Demokrat menunjukkan adanya ketidakpuasan dan perbedaan pandangan di dalam koalisi.
ADVERTISEMENT
Situasi ini mencerminkan bahwa kesepakatan awal di antara anggota koalisi tersebut telah mengalami ketegangan yang signifikan. Pengumuman penunjukan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres tampaknya mengejutkan banyak anggota dan pendukung PKS dan Demokrat, yang mungkin telah berharap atau berencana untuk pasangan Anies dengan calon lain, seperti Agus Yudhoyono, atau siapa saja yang berada pada sektor pendukung koalisi perubahan. Namun yang terjadi adalah nama Ketua Umum Partai PKB, yang sebelumnya masuk dalam bursa kandidat untuk berpasangan dengan Prabowo Subianto, bersama dengan koalisi Indonesia Maju.
Di tengah persiapan terakhir kerja sama antara partai-partai koalisi dan Calon Presiden Anies untuk pengumuman resmi, terjadi perubahan yang sangat signifikan dan mengejutkan. Pada malam Selasa, tanggal 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu mengumumkan bahwa Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, akan menjadi calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Anies dalam pemilihan presiden, tanpa memberikan informasi atau berdiskusi terlebih dahulu dengan Partai Demokrat dan PKS.
ADVERTISEMENT
Ketika dunia politik selalu berubah dan tidak stabil, ini dapat menyebabkan ketidakpuasan di antara anggota koalisi perubahan. Mereka mungkin merasa frustrasi karena kesepakatan atau rencana awal mereka sering kali harus beradaptasi atau berubah secara tiba-tiba sebagai respons terhadap perubahan kondisi politik yang dinamis. Ini bisa menyebabkan kekecewaan dan ketidakpastian dalam tubuh koalisi, karena anggota-anggota koalisi harus terus-menerus menghadapi tantangan dan perubahan yang tidak terduga dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Politik koalisi adalah tantangan yang kompleks di mana partai-partai dengan kepentingan yang berbeda harus mencapai kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama. Kelangsungan koalisi ini sangat tergantung pada kemampuan anggota-anggota koalisi untuk mengatasi ketidakpuasan ini dan mencari solusi untuk menyelesaikan perselisihan internal mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa koalisi perubahan bisa bubar, dengan PKS dan Demokrat memutuskan untuk meninggalkannya. Ini adalah situasi politik yang sangat kompleks di Indonesia, dengan banyak perubahan yang terjadi dalam dinamika politik. Walaupun beberapa waktu lalu Agus Yudhoyono dipertimbangkan sebagai pasangan yang mungkin untuk Anies Baswedan, pada akhirnya Muhaimin Iskandar juga yang berjodoh.