Kang Woto, Menjahit Mimpi Melalui Tulisan

Agus  Buchori
Saya seorang arsiparis di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan yang suka menulis. Tinggal di pesisir utara Lamongan tepatnya di Desa Paciran, Kecamatan Paciran , Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Konten dari Pengguna
18 September 2023 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Buchori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika pengamat birokrasi mengutarakan pendapatnya mengenai kekurangan dan kelebihan kinerja birokrasi itu sudah biasa karena ia mempunyai jarak dengan obyek yang diamatinya. Nah, tokoh yang satu ini berbeda, ia seorang bupati, namun cukup obyektif menilai kinerja birokrasi, organisasi yang berada dibawah kendalinya sebagai kepala daerah. Ia bisa berada di antara masyarakat dan pemerintah saat menuliskan ide idenya dalam tulisan. Dan ini tidak mudah sebagai praktisi birokrasi, tapi Suprawoto mampu.
ADVERTISEMENT
Suprawoto, Bupati Magetan, mengutarakan pendapatnya yang bernas dan tidak menunjukkan pembelaannya sebagai abdi negara ketika menerangkan pelaksanaan pemerintahan dalam buku Menjahit Mimpi Rakyat. Buku ini merupakan kumpulan tulisannya di kolom Bupati Menulis yang ada di harian Radar Madiun (Jawa Pos Grup).
Menyajikan aneka macam tema, mulai dari kesan-kesan saat ada kunjungan pejabat dari pusat, kisah perjalanan dinasnya dan cerita yang melatarbelakangi kegiatan penyelenggaraan pemerintahan yang dihadapinya sebagai seorang kepala daerah. Semuanya disajikan oleh Kang Woto dengan begitu lancar tanpa tedheng aling-aling alias gamblang. Ia bisa mengambil jarak, sebagaimana pengamat, dengan apa yang sedang ditulisnya.
Sebagai mantan Sekjen Kominfo, Suprawoto sangat memahami pentingnya komunikasi kepada masyarakat. Menulis menjadi salah satu sarana untuk berkomunikasi dengan masyarakat yang dipimpinnya. Dalam buku setebal 300 halaman ini, Kang woto bercerita semua tentang Magetan dan segala pernak-perniknya. Ada tulisan tentang Mario pembalap Moto3 dari Magetan dan perjuangan yang dilakoninya hingga bisa masup GP Moto3. Kang Woto juga menuliskan kiprah Okky Madasari penulis asal Magetan saat dimintanya menjadi pembicata tentang literasi ketika sang penulis tersebut mudik ke daerahnya. Tentunya tak kalah menarik adalah cerita cerita ringan seputar Magetan dan kebudayaannya.
ADVERTISEMENT
Selain mengisi kolom di Radar Madiun yang bernama Bupati Menulis, Kang Woto, selama lebih dari 10 tahun, juga mengasuh rubrik Email Saka Jakarta kolom tetap di majalah bahasa jawa Panyebar Semangat. Hal inilah yang menjadikan tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh Bupati Magetan ini bisa sangat obyektif.
Tak banyak, bahkan mungkin sangat sedikit, bupati yang mampu menulis. Dan Kang Woto termasuk menjadi bagian dari salah satu yang sangat sedikit itu. Apa yang dilakukan oleh Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Magetan dengan menerbitkan kumpulan tulisan Bupati Magetan ini bisa menjadi teladan bagi insan yang akan mengembangkan dunia literasi di Magetan.
Di tengah maraknya budaya literasi di daerah, Kang Woto telah menjadi pelopor bagi warga Magetan untuk mengikuti jejaknya. Bahkan pada tahun 2018 Kang Woto dianugerahi rekor Muri lewat buku Dalane Uripku yang tercatat sebagai Buku Autobiografi Pertama dalam Bahasa Jawa. Namun, sebagaimana diakuinya memperoleh rekor bukanlah tujuannya menulis karena ia telah memutuskan untuk menulis sampai ia tak mampu lagi karena menulis itu bekerja untuk keabadian (hal.26).
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, buku Menjahit Mimpi Rakyat ini pun sangat layak untuk dikonsumsi pembaca dari luar Magetan karena apa-apa yang ditulis oleh kang Woto, tak menutup kemungkinan, bisa terjadi di daerah lain.