Bukan Kelolosan, Tapi Permainan yang Patut Dirayakan

Agus  Buchori
Saya seorang arsiparis di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan yang suka menulis. Tinggal di pesisir utara Lamongan tepatnya di Desa Paciran, Kecamatan Paciran , Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Konten dari Pengguna
24 April 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Buchori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pssi.org/national-team/mens-u23/news/tim-u-23-indonesia-lawan-korea-selatan-di-babak-8-besar
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pssi.org/national-team/mens-u23/news/tim-u-23-indonesia-lawan-korea-selatan-di-babak-8-besar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelolosan Timnas sepakbola Indonesia ke perempat final kejuaraan Piala Asia U-23 di Qatar bukanlah suatu yang mengejutkan. Setelah kalah 0-2 dengan tuan rumah dan menang dalam dua pertandingan berikutnya telah membuka jalan ke perempat final terbuka lebar. Australia dibekuk 1-0 dan Yordania digilas dengan skor 4-1.
ADVERTISEMENT
Penulis hendak menggarisbawahi bahwa bukanlah kelolosan yang patut untuk kita rayakan tetapi cara bermain Timnas muda garuda yang begitu taktis dan efisien sebagai sebuah tim sepakbola. Mereka telah membuat kita semua terbelalak ketika memeragakan cara bermain sepakbola dari kaki ke kaki ala tim Eropa.
Perpaduan pemain naturalisasi dan pemain lokal telah menyatu tanpa ada perbedaan kualitas. Di lini belakang bagaimana kita lihat kombinasi yang apik antara Justin Hubner, Nathan Tjo-A-On, Rizki Ridho dan Pratama Arhan begitu kokoh mengawal pertahanan Timnas muda garuda.
Selama ini lini belakang menjadi lubang bagi tim lawan untuk menerobos pertahanan kita. Dengan hadirnya pemain naturalisasi yang bertubuh tinggi dan besar kini setiap serangan dari bola atas bisa diatasi dengan mudah. Rizki Ridho pun sepertinya ikut terangkat mental bermainnya ketika berdampingan dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Di lini tengah, apa yang telah dilakukan oleh Marselino Ferdinan menjadi catatan tersendiri. Pemain yang juga bermain di Eropa ini begitu elegan berdampingan dengan Ivar Jenner mengobrak-obrik lini tengah lawan. Aksinya di pertandingan terakhir melawan Yordania bahkan telah menahbiskan pemain termuda di sjkuad garuda ini adalah calon bintang masa depan yang tak tebantahkan dengan menorehkan dua gol.
Sementara itu di lini depan, Rafael Struick yang begitu menjulang posturnya telah membuat lawan kerepotan melalui aksinya dalam membuka ruang bagi Witan Sulaiman untuk menusuk ke pertahanan lawan. Ingat, gol cantik Witan saat melawan Yordania adalah hasil serangan yang dibangun dari lini belakang, melalui pergerakan Rizki Ridho yang diolah oleh marselino di lini tengah. Pergerakan Struick di depan menyisakan lubang bagi Witan untuk melesakkan bola tanpa bisa dijangkau oleh kiper Yordania.
ADVERTISEMENT
Ramuan yang dilakukan Shin Tae-yong dengan memadukan pemain naturalisasi serta pemain lokal memang pas dengan kebutuhan. Selama ini postur tubuh memang menjadi kendala Timnas. Lini belakang kita jarang punya pemain yang menjulang, namun dengan hadirnya pemain naturalisasi kekurangan itu juga bisa diatasi. Di depan Rafael struick juga menjadi pemain yang merepotkan bek lawan ketika ada umpan bola atas yang dilakukan oleh Timnas.
Terakhir, kita tidak bisa melupakan ketenangan Ernando Ari dalam mengawal gawang Timnas. Kesuksesannya dalam menggagalkan penalti Australia telah menghancurkan mental tim Australia yang berujung kekalahan.
Mari berdoa bersama-sama untuk kesuksesan lolos ke delapan besar agar terus melaju ke semifinal. Lawan di perempat final adalah tim kuat Asia yaitu Korea Selatan negara asala Shin Tae-yong. Semoga pelatih STY bisa mengetahui kelemahan negaranya untuk membantu kita lolos ke semifinal. Bravo Timnas.
ADVERTISEMENT