Menjaga Hati itu Bukan Cuma Setia Saja

Afiqul Adib
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tinggal di Lamongan.
Konten dari Pengguna
7 Februari 2022 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afiqul Adib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: @Aduib07
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: @Aduib07
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjalin sebuah hubungan adalah sesuatu yang rumit. Khususnya hubungan dengan pasangan. Banyak dari kita yang akhirnya gagal dan memutar haluan. Tidak jarang disertai dengan kalimat sambat, ratapan, umpatan, bahkan depresi secara berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Tentu saja ada banyak hal penyebab kandasnya sebuah hubungan. Salah satu yang paling krusial adalah kesalahan memahami kalau menjaga hati itu cukup dengan tidak selingkuh saja. Seakan tak perlu lagi memberikan kabar, perhatian, hadiah, atau hal-hal lainnya yang membuat subur sebuah ikatan.
“Tidak perlu sering memberi kabar, yang penting setia.”
“Kita punya kehidupan masing-masing, jadi wajar jarang berkomunikasi, asal tidak selingkuh.”
Bagi siapa saja yang mempercayai kalimat-kalimat di atas, mohon maaf, muhasabah diri Anda! Begini ya, menjaga hati itu satu paket dengan cara memperlakukan pasangan dengan baik. Merawat hubungan sebagaimana merawat tanaman, harus ada kesediaan dan ketelatenan untuk merawat, meski sedang malas melakukannya.
Dalam seni berhubungan, komunikasi adalah satu hal yang sentimentil untuk dijaga. Pertanyaan “sedang apa?” memang terkesan formalitas, tapi percayalah, akan ada momen di mana pertanyaan tersebut cukup ditunggu kehadirannya, terutama bagi kaum yang menjalin hubungan jarak jauh atau LDR.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, tidak ada orang yang benar-benar sibuk. Memberi kabar pada prinsipnya tidak harus menunggu waktu luang, tapi meluangkan waktu. Harusnya bisa saja sekadar memberi kabar kalau sedang bergelut dengan aktivitas. Atau sebelum tidur melakukan panggilan dan mulai bercerita tentang apa saja yang sudah dilalui di hari yang melelahkan. Sangat sederhana, tapi bermakna. Dan itu sudah cukup untuk menyuburkan kepercayaan.
Oh, iya, komunikasi itu tidak hanya seputar intensitasnya, tapi juga kualitasnya. Jangan memberi respons yang tidak menyenangkan seperti menyalahkan, menuduh, atau bahkan menyalahkan atas dasar sebuah tuduhan.
Selain itu, Menjaga hati juga menghindari melakukan hal-hal yang kalau pasangan kita tahu, ia akan marah. Jangan sampai hanya karena merasa yang penting setia, kemudian kita tidak bersalah ketika memutuskan untuk keluar berdua dengan lawan jenis.
ADVERTISEMENT
FYI aja nih, selingkuh itu tidak hanya ketika Anda menjalin hubungan dengan orang lain di saat sudah memiliki pasangan. Tapi keluar berdua dengan tujuan kencan, menghabiskan malam atau kegiatan yang lebih cocok dilakukan dengan pasangan, itu sudah termasuk selingkuh.
Apalagi dengan keadaan sadar (tanpa pengaruh alkohol) untuk mau saja diajak foto berdua ala-ala orang pacaran. Lebih parah lagi kalau sampai diunggah di instastory sambil tag orang yang bukan pasangan kita. Bagi saya, apa pun alasannya, hal demikian adalah tindak kejahatan yang tak perlu dilakukan.
Lantas, apakah menjaga hati itu harus seribet itu? Ya, gimana, menjalin hubungan memang begitu adanya. Pasti ada hal-hal yang kita tidak suka tapi harus dilakukan. Semua untuk saling jaga atas dasar menumbuhkan saling percaya.
ADVERTISEMENT
Hanya berfokus melakukan hal-hal yang disuka adalah sesuatu yang harus dihindari. Banyak pasangan yang gagal menjalin sebuah hubungan karena hal ini. Mereka fokus pada hal-hal yang ia suka saja, sehingga mengabaikan keinginan dari pasangannya. Saya juga pernah gagal menjalin hubungan karena alasan ini.
Bagi yang belum tahu, fase-fase dalam asmara itu naik-turun. Seberapa bucin Anda hari ini dalam beberapa bulan nanti Anda akan merasakan kehampaan dan kebosanan. Meski tidak sampai ekstrim, tapi sedikit banyak akan terasa.
Karena itu setia juga soal komitmen. Artinya jika nanti perhatian, kasih sayang, atau apa saja dari pasangan Anda tidak lagi terasa istimewa, jangan pergi meninggalkan. Apalagi melampiaskan dengan seseorang untuk menjalin hubungan baru. Fase asmara memang seperti itu. Bertahan saja, jalani saja. Hanya itu yang bisa dilakukan sambil menunggu perasaan bucin mekar kembali.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, menjaga hati itu cukup kompleks, bukan sekadar tidak selingkuh saja. Sadarlah wahai anak muda!