Matahari Terbit di Sisi Lain Jakarta

Afif Akbar Iskandar
Hidup sekali, buat berarti
Konten dari Pengguna
8 September 2017 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afif Akbar Iskandar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkenalkan gw Afif, seseorang yang menghabiskan banyak waktunya di depan layar kaca monitor yang terkadang terpampang ratusan baris kode ataupun browser yang terbuka ribuan tab didalamnya hanya untuk mencari setitik inspirasi. Ya, hari-hari yang cukup menguras otak hingga mungkin lupa masih ada matahari yang menyinari bumi diluar sana.
ADVERTISEMENT
Berawal dari jarkoman teman tentang kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 yang diselenggarakan oleh Kementrian Kordinator Maritim, terbukalah website ENJ diantara ribuan tab yang kubuka saat itu. Awalnya gw ga terlalu tertarik-tertarik amat karena buang-buang waktu berlayar tanpa kegiatan yang jelas, apalagi entah bagaimana gw bisa ngikutin kegiatan ini (karena gw berfikir saat itu kalau gw ikut ini gw akan berbulan-bulan di kapal yang terombang ambing di tengah laut). Apalagi salah satu persyaratannya adalah nulis esai .... maleees banget, nulis beginian aja gw berantakan, apalagi nulis esai yang menginspirasi yang bisa ngebuat gw diterima dalam kegiatan ini.
Namun seiring berjalannya waktu gw mulai berfikir, udah berapa banyak yang gw kerjain selama ini bisa menginspirasi orang lain? mau tunggu kapan gw bergerak sehingga bisa bermanfat untuk orang lain? yakin yang gw lakuin udah bermanfaat untuk orang banyak? apa cuma mengendap di zona nyaman gw aja?
ADVERTISEMENT
Dari banyak pertanyaan-pertanyaan diatas, akhirnya gw memutuskan untuk mendaftar kegiatan itu, nulis esai seadanya, ngeprint surat kesediaan, surat izin orang tua, dan berkas-berkas lainnya. Pada salah satu kolom isian formulir terdapat rencana lokasi keberangatan.. hmmm, kemana ya ? awalnya gw milih ke maluku karena belum pernah kesana dan di maluku sendiri lautnya cukup luas, namun gw baca-baca lagi, ternyata akomodasi yang ditanggung oleh pihak kemenko hanya dari pelabuhan ke tempat tujuan, artinya dari rumah ke pelabuhan harus ditanggung biaya sendiri. Waduh, jalan ke maluku saja sudah habis berjuta-juta, akhirnya dengan setengah hati gw pilih rencana lokasi pemberangkatan di DKI Jakarta. "Ah paling ke kepulauan seribu", gumam gw dalam hati saat mengganti rencana lokasi keberangatan.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian akhirnya pengumuman penerimaan peserta ENJ 2017, padahal waktu itu gw bahkan nggak ingat, dan gak ngarep2 amat. Udah mikir pasti ke kepulauan seribu, apa menariknya ? Dan, setelah gw melihat nama-nama yang lolos, ternyata nama gw ada disana sebagai peserta ENJ DKI Jakarta Tim 3. Alhamdulillah. Walaupun yaaa.. ga seneng-seneng amat juga. Hal yg gw senengin saat itu adalah, esai gw ternyata berhasil memikat para juri, hehehe...
[Ceritanya langsung gw skip ke keberangkatan ya, karena saat persiapan terlalu banyak dramanya hehehe]
Waktu itu, malam tanggal 27 Agustus 2017, kami para anggota tim janjian untuk berkumpul di rumah Indri, salah satu anggota Tim 3. Disana akhirnya gw bertemu dengan teman-teman anggota Tim 3 yang berdomisili di Tasik, Bandung, Lampung bahkan Maluku walaupun muka dia ga ada Maluku-Maluku nya. Setelah persiapan untuk esok, para lelaki menginap di Masjid dan para perempuan menginap di rumah Indri.
ADVERTISEMENT
Senin, 28 Agustus 2017, akhirnya kita berangkat menuju pelabuhan Sunda Kelapa, walaupun ga sesuai dengan rencana awal (rencana berangkat Pukul 5.00 tapi realita nya berangkat pukul 6.00) untungnya perjalanan kita tidak macet dan akhirnya sampai sekitar pukul 7 pagi. Kita masih bisa berfoto-foto dan apel pagi bersama perwakilan kemenko maritim dan teman-teman dari Tim 1 dan TIm 2 DKI Jakarta.
Setelah pukul 8 lewat (lupa tepatnya) akhirnya kapal kami, Sabuk Nusantara 66 berangkat menuju tujuan pertamanya yang merupakan tujuan kami Tim 3 yaitu Pulau Untung Jawa.
Setelah sampai sana, kami menurunkan barang-barang dari kapal dibantu oleh orang-orang disana. Beberapa bawaan kami dibawa ke Kantor Kelurahan sebagai tempat singgah sementara. Setelah itu kami berkenalan dengan pejabat Kelurahan Pulau Untung Jawa dan mengutarakan maksud dan tujuan kegiatan kami disana.
ADVERTISEMENT
Setelah bantu beres-beres beberapa hal disana, karena gw masih ada kewajiban yang perlu diselesaikan saat itu dan kebetulan Fajar juga sedang ada keperluan, akhirnya gw dan Fajar pulang ke Jakarta dan akan kembali lagi tanggal 2 September 2017. So guys, mohon maaf kalau nggak ada cerita langsung diantara tanggal 28 Agustus sampai 2 September ya hehehe.
Pagi itu, Sabtu, 2 September 2017, akhirnya gw dan Fajar kembali ke Pulau Untung Jawa menggunakan kapal yang sama, Sabuk Nusantara 66. Singkat cerita akhirnya kami sampai kembali ke Pulau Untung Jawa. Waktu itu saat kami sampai di dermaga (karena kebetulan dermaganya tepat didepan Masjid) kami melihat ada Sapi kabur. Kebetulan hari itu waktu pemotongan hewan qurban. Wah kayaknya seru hehehe..
ADVERTISEMENT
Setelah dari dermaga kami langsung menuju homestay, disana ada beberapa teman yang sedang istirahat dan beberes. Setelah istirahat sebentar, gw menuju ke Masjid untuk membantu proses pemotongan dan pendistribusian hewan qurban. Kebetulan waktu itu gw jalan sama Putra, salah satu kakak hits dikalangan anak-anak. Gw heran setiap dia jalan dan bertemu anak-anak selalu saja disapa, "kak putraaaa, kak putraaaa" sok ganteng kali dia... hahahaha (becanda ya put)
Akhirnya sampai di Masjid dan kami bergegas membantu kegiatan qurban disana.
Trus gw ngapain ? hahahaha, gw akhirnya bantu dorong-dorong gerobak untuk bagi-bagi daging ke warga RW 3. Karena gw sendirian, makanya gw foto gerobaknya aja deh.
Setelah selesai, maka selesailah kegiatan hari itu. Cukup menyenangkan, apalagi saat dimasjid, karena gw mengenakan atribut ENJ, ada anak kecil yang nyapa "kakak baru ya? namanya siapa?". Gw cukup terkejut dengan keramahan mereka.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, 3 anggota Tim kami pulang duluan ke Jakarta karena ada kesibukkan masing-masing, yaitu Dian, Lita dan Imam. Namun sebelumnya, kami mengadakan kegiatan cek gula darah, asam urat dan tensi darah gratis untuk warga yang di PJ in oleh Fajar. Karena kebetulan sudah cukup SDM disana, akhirnya gw memilih untuk bermain bersama anak-anak sambil kenalan sama mereka. Mulai dari tebak lagu sampai sulap-sulap hitungan ala Joe Sandy (anak kecil emang gampang ditipu wkwkwkkw).
Setelah selesai dengan cek kesehatan, kita siap-siap untuk mengantar yang pulang hari itu ke dermaga, kenangan manis nya adalah anak-anak yang daritadi ngikutin kita juga ikut mengantar ke dermaga. Kita mulai menunggu dari sebelum dzuhur, namun kapal baru tiba sekitar pukul 2 siang. Di dermaga pun kita mati gaya, mulai dari foto-foto ga jelas, tertidur di dermaga sampai diajak main sama anak-anak berkali-kali.
Akhirnya setelah penantian lama kapal pun sampai.. "Dadah kakaaak", begitulah teriakan anak-anak saat itu
Keesokan harinya, kita merencanakan untuk membuat proker di sekolah, salah satunya mengajarkan tari Nandak asal Betawi. Ternyata, anak SMP susaaaaaah sekali diatur. Sampai gw kehabisan kata-kata. Mungkin ini rasanya jadi guru kalau dicuekin anak-anak, pantas saja dulu waktu SMP ada guru yang baperan (tiba-tiba keluar kelas ditengah2 pelajaran dan ga balik-balik lagi) wajar sih, kelas gw dulu bandel ga bisa diatur.
ADVERTISEMENT
Dengan tenaga dan anak-anak seadanya akhirnya kita tetap memperlihatkan tari nandak asal betawi
Dan tanpa diduga-duga ternyata Bapak Kepala Sekolah SMP menyiapkan apel khusus untuk perpisahan tim ENJ dengan pihak SMP, sayang waktu itu gw udah keburu pulang.. hehehe capek hati dan takut teman-teman yang akan menanam mangrove menunggu.
Hari berikutnya adalah saatnya perpisahan dengan SD, acara perpisahan di SD adalah foto-foto dengan guru dan siswa-siswi tiap kelas secara bergiliran. Hal yang paling mengena dalam hati saat itu adalah perkataan-perkataan anak-anak saat bertemu disana. "Kakak besok pulang ya?", "Kak, main sulap lagi yuk", "Kakak jangan pulang besok, kamis aja", "kak main lagi yuk". Walaupun sederhana tapi rasanya sangat membekas. Sayangnya gw ga ketemu mereka dari awal. Coba gw ikut dari awal, mungkin akan lebih dekat dari ini dengan mereka.
Mungkin ga semua hal bisa gw ceritain di tulisan singkat ini, namun yang jelas, gw sangat mensyukuri bisa ikut kegiatan ini bersama teman-teman Tim 3 ENJ DKI Jakarta 2017. Terima kasih untuk semua yang terlibat dalam kegiatan ini. Dari sini gw sadar bahwa tujuan kita hidup di dunia adalah untuk menjadi bermanfaat sebesar-besarnya untuk sekitar. Tanamkan pada diri, sudahkah kita bermanfaat untuk orang banyak ? apabila belum, apa yang akan kita lakukan supaya menjadi bermanfaat ?
ADVERTISEMENT
Selagi bisa, yuk bergerak .... tunggu apa lagi? Masih banyak matahari-matahari terbit yang belum kita temukan, seperti gw yang ga pernah menduga akan ada matahari terbit di sisi lain Jakarta.
"Hidup ini singkat, dan hanya satu kali, buatlah berarti." Ust. Abdul Somad, Lc, MA