Burnout dan Pengaruhnya terhadap Regulasi Emosi Kita

Adzra Almeira
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
22 November 2021 15:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adzra Almeira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Burnout 'https://www.freepik.com/vectors/templates' Templates vector created by macrovector
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Burnout 'https://www.freepik.com/vectors/templates' Templates vector created by macrovector
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar atau tidak asing lagi dengan istilah burnout. Ya, burnout merupakan rasa lelah secara fisik maupun emosional yang dapat menyebabkan menurunnya motivasi dan minat. Menurut Maslach & Schaufeli, burnout merupakan kelelahan baik secara fisik maupun emosional yang menyebabkan berkembangnya konsep diri negatif, kurangnya konsentrasi, dan sikap kerja yang buruk (Schaufeli, 2008).
ADVERTISEMENT
Pada orang-orang yang mengalami burnout, mereka merasa kesulitan untuk tetap fokus pada suatu pekerjaan ataupun kesulitan dalam mengingat-ingat hal-hal penting, seperti nama atau suatu kepentingan. Apa saja kah hal-hal yang dapat dipengaruhi oleh burnout?
Pengaruh burnout terhadap regulasi emosi
Tidak hanya terhadap motivasi dan produktivitas, burnout juga memiliki pengaruh terhadap emosi manusia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Armita Golkar bersama rekannya pada tahun 2014, menunjukkan bahwa workplace burnout dapat mengubah sirkuit saraf pada otak. Penelitian tersebut diikuti oleh 40 subjek yang secara formal terdiagnosa dengan gejala burnout dan 70 sukarelawan tanpa riwayat stress kronis. Penelitian dilakukan dengan dua sesi tes yaitu tugas yang didesain untuk mengukur kemampuan regulasi emosi negatif dan evaluasi konektivitas otak menggunakan teknik neuroimaging fMRI.
ADVERTISEMENT
Untuk mengukur reaksi partisipan terhadap stress, tim riset menunjukkan gambar negatif dan netral. Dan setelah melihat gambar selama 5 detik, muncul instruksi yang mengarahkan partisipan untuk menekan (down-regulate), meningkatkan (up-regulate), atau mempertahankan respons emosional mereka terhadap gambar tersebut. Dan saat partisipan fokus pada gambar, diputar suara kencang yang mengejutkan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Armita dan rekannya menunjukkan jika orang yang overworked memiliki kontrol terhadap stimuli negatif yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak overworked, selain itu tubuh mereka juga memperlihatkan ketidakmampuan untuk menekan (down-regulate) reaksi emosional negatif. Dan stress kronis tampaknya dapat membuat menurunnya kemampuan bangkit dari situasi atau keadaan negatif.
Mungkin dari kita ada yang pernah mengalami burnout, saat burnout kita cenderung merasa kehilangan motivasi untuk melakukan pekerjaan yang harusnya kita lakukan. Selain itu, ketika kita sedikit kewalahan dengan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, terkadang kita akan mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi, mungkin merasa tidak ingin diganggu untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Tentu burnout ini cukup mengganggu produktivitas kita, apalagi ketika kita sudah dikejar oleh deadline tugas maupun pekerjaan, namun kita tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Terlebih lagi pada masa pandemi ini, stress dan juga burnout cenderung lebih mudah dialami dengan terbatasnya interaksi sosial dan juga perasaan gelisah dengan situasi pandemi. Selanjutnya, apa saja kah yang dapat menyebabkan burnout? Banyak faktor yang dapat menyebabkan burnout, mulai dari gaya hidup, pekerjaan, sampai kepribadian masing-masing. Beberapa penyebab burnout di antaranya adalah karena melakukan pekerjaan yang monoton atau tidak menantang, ataupun terlalu banyak bekerja dan kurangnya istirahat. Lalu, apakah kita bisa menghindari burnout? Atau, apa yang dapat kita lakukan untuk menangani burnout?
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan menangani burnout
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari burnout, kita dapat mulai dengan melakukan hal-hal produktif untuk mengawali hari, seperti dengan exercise ringan. Selain itu, penting untuk selalu beristirahat di tengah kesibukan dan menjaga pola makan. Lalu, di masa pandemi seperti ini, mungkin beberapa dari kita ada yang menjalankan work from home. Setelah menatap layar dalam waktu yang lama, kita dapat mengistirahatkan mata sejenak dari layar setelah selesai melakukan pekerjaan.
Burnout memang dapat dihindari, namun semua orang memiliki risiko mengalaminya. Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk menangani burnout? Salah satunya adalah kita dapat memulai interaksi sosial, seperti dengan bercerita dengan orang lain. Selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah dengan take a break. Kita bisa pergi liburan atau juga bersantai di rumah sejenak sembari melakukan hobi untuk menyegarkan kembali pikiran sebelum kembali melakukan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Koutsimani, P., Montgomery, A., Masoura, E., & Panagopoulou, E. (2021). Burnout and Cognitive Performance, International Journal Environmental Research and Public Health, 18(4), 2145. https://doi.org/10.3390/ijerph18042145
Burnout Leaves its Mark on the Brain. (2015). Associaton for Psychological Science. https://www.psychologicalscience.org/news/minds-business/burnout-leaves-its-mark-on-the-brain.html
Golkar, A., Johansson, E., Kasahara, M., Osika, W., Perski, A., & Savic, I. (2014). The Influence of Work-Related Chronic Stress on the Regulation of Emotion and on Functional Connectivity in the Brain. Journal Plos. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0104550
Sheppard, S. (2021). The Best Way to Switch Tasks to Avoid Burnout. Verywellmind, https://www.verywellmind.com/the-best-way-to-switch-tasks-to-avoid-burnout-5095637
Hendriyana, A. (2021). Mengenal Kondisi “Burnout”: Penyebab dan Cara Mencegahnya. https://www.unpad.ac.id/2021/08/mengenal-kondisi-burnout-penyebab-dan-cara-mencegahnya/
Windari, C. T. (2019). Work-Family Conflict dengan Burnout pada Polisi Wanita Aktif di Yogyakarta. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/15448
ADVERTISEMENT
Smith, M., Segal, J., & Robinson, L. (2021). Burnout Prevention and Treatment. https://www.helpguide.org/articles/stress/burnout-prevention-and-recovery.htm