Gadis Sunda Meraih Mimpi

Adinda Tasya Mutiara
Journalism Student of Polytechnic State Jakarta.
Konten dari Pengguna
24 Mei 2022 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Tasya Mutiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustarsi gadis Sunda bermain voli. Foto: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustarsi gadis Sunda bermain voli. Foto: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi mayoritas orang di dunia, hidup tidaklah mudah untuk dijalani dan mungkin akan terasa berat. Namun demikian, seberat apapun hidup harus tetap ditempuh karena dengan berhasilnya kita menghadapi aral melintang kehidupan, maka kita akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.
ADVERTISEMENT
Inilah dirimu, gadis berdarah Sunda dengan nama panggung Ziah yang lahir di Sukabumi, 14 Februari 2002 percaya bahwa hidup adalah suatu rintangan yang harus dihadapi agar menjadi pribadi lebih baik lagi.
Kamu dapat dikatakan sebagai seorang pejuang demi menggapai cita-citamu menjadi atlet voli, sejak kecil kamu sudah dikenalkan dengan dunia olahraga ini dan kerap sekali mengikuti beragam jenis perlombaan tingkat kejuaraan.
Mengawali karir di daerah kecil bernama Jampang Kulon, Sukabumi. Kamu menjadi pemain voli di kampungmu mengisi posisi sebagai toser dalam tim yang sering mengiringi pada kemenangan kejuaraan bola voli berbagai tingkat.
Kamu bersama timmu dengan penuh perjuangan sudah berhasil meraih Juara 1 Tingkat SMA Sukabumi Tahun 2018, Juara 3 Tingkat SMA Sukabumi Tahun 2019, Juara 1 Lengkong Sukabumi Tahun 2020, dan masih ada kejuaraan lain yang dimenangkan oleh timmu.
ADVERTISEMENT
Jalan yang kamu tempuh untuk bisa menjadi toser atau pengumpan yang mahir dalam tim olahraga volimu juga tidak mudah, kamu harus berlatih keras dengan menyisihkan waktu sekitar dua jam setiap harinya. Kamu melatih kemampuan fisik dan strategi untuk mencapai posisi yang diinginkan.
Bahkan kamu pernah mengalami cedera pada bagian kaki dan jari tangan akibat terkilir saat berlatih maupun bertanding yang menyebabkan kamu harus beristirahat dengan perkiraan waktu satu bulan lamanya.
“Kalau sudah cedera di bagian kaki atau jari tangan, aku harus istirahat sampai pulih kurang lebih sebulan,” jelas gadis berdarah Sunda sambil memperlihatkan kaki dan jari tangannya.
Hambatan dalam mengejar mimpi juga dirasakan olehmu, mulai dari masalah ekonomi hingga akademik. Hal tersebut justru tidak membuatmu patah semangat, kamu malah terus berjuang menghadapi rintangan itu karena ingin membuktikan kepada orang di luar sana bahwa kamu bisa meraih impian sejak kecil, yaitu menjadi pemain voli yang handal.
ADVERTISEMENT
Dibalik kemenangan dan kesuksesan, kamu mengaku apa yang sudah dicapai tidak luput dari dukungan yang teramat besar dari orang tua, keluarga, hingga kerabat. Kamu berkata karena dukungan mereka, dirimu menjadi termotivasi dan pantang menyerah untuk berprestasi dalam bidang olahraga kesukaanmu ini.
“Menjadi aku yang sekarang ini berkat dukungan mereka, aku tanpa mereka tidak akan bisa meraih impianku,” ucap Ziah dengan bangga.
Menjadi pemain voli profesional jelas tidak mudah, perjuangan, cedera, kalah, menang, hingga tantangan mental harus kerap kali dilawan untuk bisa menjadi seorang juara. Namun atas nama pantang menyerah dan tekad kuat, kamu berhasil membuktikan kepada orang lain bahwa apa yang sudah kamu perjuangkan tidak sia-sia.
(Adinda Tasya Mutiara/Politeknik Negeri Jakarta)
ADVERTISEMENT