Aku, Kamu, dan Kita Melestarikan Budaya Pencak Silat

Adinda Tasya Mutiara
Journalism Student of Polytechnic State Jakarta.
Konten dari Pengguna
15 Juni 2022 21:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Tasya Mutiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Budaya Pencak Silat. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Budaya Pencak Silat. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keragaman budaya yang ada di Indonesia adalah karunia dan keindahan yang perlu dilestarikan generasi muda.
ADVERTISEMENT
Aku, kamu, dan kita memiliki peran untuk mempertebal rasa cinta tanah air dengan memperkenalkan serta mempertahankan budaya dalam era globalisasi.
Inilah Erlangga, seorang mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, merasa bahwa melestarikan budaya merupakan bentuk sumbangsih terhadap bangsa.
Sebagai penyuka budaya tak benda, yaitu pencak silat. Ia mengaku di zaman modern ini, budaya tersebut sudah mulai terganti bahkan hilang seiring dengan perkembangannya.
Mulai banyak anak muda yang meremehkan dan mempertanyakan pencak silat sebagai salah satu kesenian budaya Indonesia. Padahal sudah jelas silat ditetapkan UNESCO pada 2019 sebagai identitas dan pemersatu bangsa yang telah diakui dunia.
Banyak yang memandang sebelah mata kesenian ini. Namun bagi Erlangga, pencak silat bukan sekadar kesenian bela diri. Sebenarnya silat itu adalah warisan budaya leluhur yang telah diajarkan secara turun temurun di berbagai wilayah yang perlu dijaga keasliannya.
ADVERTISEMENT
“Silat itu bukan cuma olahraga, tapi bagian dari budaya Indonesia. Silat adalah budaya warisan leluhur yang perlu dijaga,” jelas Erlangga dengan nada meninggi.
Dengan tradisi yang mengandung nilai persahabatan dan sikap saling menghormati, tidak ada salahnya jika pencak silat menjadi salah satu budaya yang mesti dikonservasi.
Generasi muda perlu mewujudkannya dengan mempelajari, menyebarluaskan, dan memanfaatkan silat sebagai ladang capaian prestasi di masa modern lewat budaya.
Walaupun sudah tak aktif berlatih lagi, Erlangga mengaku masih menerapkan ilmu pencak silatnya yang telah dipelajari. Ia berusaha terus menjaga kebudayaan leluhur ini dengan mengajar silat di perguruan tempatnya mendapatkan ilmu tersebut.
“Melestarikan budaya silat itu gampang. Kalian sebagai generasi muda bisa ikut kegiatannya dan buat acara sendiri tentang silat,” ucap Erlangga.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, era globalisasi sudah menimbulkan berbagai perubahan. Termasuk sulitnya melestarikan budaya, sebab bergantinya kebudayaan lama dengan kebudayaan baru yang dinilai lebih mudah dan praktis untuk diikuti.
Pencak silat atau bahkan kebudayaan lainnya akan terancam punah dan generasi selanjutnya tidak dapat melihat apa budaya Indonesia pada waktu terdahulu.
Tugas aku, kamu, dan kita yang memiliki peran melestarikan budaya dengan menjaga milik bangsa "to keep, to save what we have" kebudayaan Indonesia.
(Adinda Tasya Mutiara/Politeknik Negeri Jakarta)