Blockchain untuk Air Bersih: Pengelolaan Sumber Daya Air dan Sanitasi

Adi Jalu Pratomo
Mahasiswa Teknologi Sains Data, Universitas Airlangga.
Konten dari Pengguna
27 November 2023 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Jalu Pratomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengelolaan air yang baik. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengelolaan air yang baik. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah tantangan global untuk mengamankan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, blockchain muncul sebagai teknologi yang menjanjikan. Revolusi ini bukan hanya tentang menyimpan data secara aman, tetapi tentang menciptakan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya air. Di Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, penggunaan blockchain dalam pengelolaan air bersih dapat mengubah cara kita memandang dan mengelola sumber daya alam yang paling vital ini.
ADVERTISEMENT
Blockchain, dengan kemampuan desentralisasinya, menawarkan cara baru untuk merekam, memproses, dan mendistribusikan data transaksi air bersih tanpa memerlukan lembaga pusat sebagai pihak yang dipercaya. Ini berarti setiap transaksi terkait air dapat dilacak, divalidasi, dan dicatat secara tidak dapat diubah dalam rantai blok. Transparansi ini penting dalam mengelola sumber daya air, terutama di negara dengan keragaman geografis dan demografis seperti Indonesia.
Penerapan blockchain dalam pengelolaan sumber daya air dapat mengambil beberapa bentuk. Pertama, pencatatan dan monitoring: Melalui blockchain, data tentang penggunaan air, kualitas, dan distribusi dapat dicatat secara real-time. Ini memungkinkan identifikasi cepat masalah seperti kebocoran, pencemaran, atau pemborosan, dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan responsif.
Kedua, transaksi keuangan: Blockchain dapat digunakan untuk transaksi keuangan yang berkaitan dengan pembayaran tagihan air, pendanaan proyek sanitasi, dan insentif untuk penghematan air. Dengan sistem pembayaran yang transparan dan aman, kepercayaan publik dalam pengelolaan dana dapat ditingkatkan. Ketiga, kepatuhan lingkungan: Melacak dan melaporkan emisi dan limbah industri ke dalam blockchain dapat membantu memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan dan sanitasi.
ADVERTISEMENT
Mengapa ini penting untuk Indonesia? Sebagai negara dengan sumber daya air yang melimpah namun sering mengalami masalah distribusi dan kualitas air, blockchain menawarkan solusi untuk permasalahan ini. Dampaknya jauh mencakup peningkatan akses ke air bersih, penurunan penyakit yang berkaitan dengan air, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan ini, beberapa langkah penting harus diambil. Pertama, pengembangan infrastruktur: Implementasi blockchain membutuhkan infrastruktur digital yang kuat dan akses internet yang luas. Kedua, kolaborasi stakeholder: Pemerintah, industri, dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengembangkan dan menerapkan solusi blockchain. Ketiga, kebijakan dan regulasi: Perlu ada kerangka kerja hukum dan kebijakan yang mendukung penggunaan blockchain dalam pengelolaan sumber daya air.
Ilustrasi Pemanfaatan Blockchain dalam Pengelolaan Air. Foto: OpenAI's DALL-E
Untuk menggarisbawahi pentingnya blockchain dalam pengelolaan air bersih, kita dapat melihat ke beberapa fakta penting. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa hampir 2 miliar orang di seluruh dunia saat ini hidup tanpa akses ke air minum yang aman, menyoroti kebutuhan mendesak untuk solusi inovatif dalam pengelolaan air.
ADVERTISEMENT
Di sinilah blockchain bisa berperan signifikan, dengan potensinya yang telah diakui dalam sebuah studi oleh World Economic Forum. Studi ini mengungkapkan bahwa teknologi blockchain tidak hanya memiliki kapasitas untuk meningkatkan efisiensi dalam manajemen sumber daya air tetapi juga di sektor-sektor lainnya, menunjukkan beragamnya aplikasi dan manfaatnya.
Selain itu, penting untuk memperhatikan aspek pendidikan dan pelatihan. Masyarakat dan pemangku kepentingan harus diberi pengetahuan tentang cara kerja blockchain dan manfaatnya. Pendekatan ini akan membantu mengatasi hambatan adopsi teknologi dan membangun ekosistem yang kondusif untuk inovasi.
Dengan memanfaatkan blockchain, Indonesia tidak hanya memperkuat infrastruktur pengelolaan airnya tetapi juga membuka jalan bagi pembangunan berkelanjutan yang lebih inklusif dan transparan. Ini adalah langkah maju menuju masa depan di mana setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, sebuah langkah kecil namun penting untuk mencapai kemakmuran bersama.
ADVERTISEMENT