Dari Panti Asuhan Muhammadiyah Mengubah Masa Depan Bangsa

Adam Satria Nugraha
Mahasiswa program studi perbandingan agama/ushuluddin di Universitas Muhammadiyah Kota Surabaya.
Konten dari Pengguna
27 April 2024 21:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adam Satria Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menerima Donasi dari Pegadaian. Foto: Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Menerima Donasi dari Pegadaian. Foto: Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis merupakan salah satu Amal Usaha Muhammadiyah biasa disingkat AUM milik Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawahan. Berdiri sejak tahun 1990 masehi di Jalan Pakis Gunung, Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan. Panti Asuhan ini menjadi saksi atas kondisi religiusitas warga sekitar yang dulu hanya mempercayai adanya Tuhan, surga, neraka, dan sebagainya dikenal dalam agama jawa dengan istilah orang abangan, kemudian sampai pada kondisi sekarang mereka telah berubah menjadi warga yang taat beribadah.
ADVERTISEMENT
Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis menjadi bangunan yang cukup sentral untuk mempengaruhi pikiran, hati, dan perilaku warga sekitar. Berdirinya Panti Asuhan ini menjadi poros dakwah Muhammadiyah khususnya Muhammadiyah Sawahan mengenalkan, mengajarkan, membersamai warga sekitar tentang Islam yang murni, tentang Islam yang menentramkan, dan tentang Islam yang toleran.
Wilayah Pakis Gunung tempat berdirinya Panti Asuhan ini cukup padat pemukiman warga sehingga banyak dijumpai orang-orang yang membuka usaha mandiri. Pernyataan ini juga di aminkan oleh Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis, peluang membuka usaha toko sembako pun diwujudkan. Interaksi penduduk panti dengan warga sekitar semakin kental, hal ini sangat menguntungkan, dengan harapan jalan menyebarkan agama Islam semakin luas, mudah diterima, dan keadaan ekonomi juga stabil.
ADVERTISEMENT
Selama saya berkegiatan di Panti Asuhan, melihat potensi yang dimiliki karyawan toko dan antusias warga sekitar yang membeli kebutuhan di toko panti, ada ketakutan tersendiri bagi saya bahwa kedepannya toko sembako panti ini kalah bersaing dengan toko sembako lain. Mengamati juga, karyawan yang bekerja di toko ini adalah anak panti yang belum memiliki ilmu ekonomi dan bisnis. Jam buka pelayanan toko ini juga relatif kurang, kadang buka - kadang tutup, lebih banyak tutup daripada bukanya.
Sebenarnya hal demikian dapat diatasi, dengan cara misalnya pihak Panti Asuhan menyelenggarakan seminar ataupun webinar dengan tema ekonomi dan bisnis, cara lain seperti terjun langsung ke lapangan mengamati dan belajar melalui UMKM, atau bisa juga bekerja sama dengan universitas, misalnya dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surabaya, cara lain bisa juga menjalin kerja sama dengan IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, mengapa IMM ? karena setiap IMM atau Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pasti memiliki rumah binaan masing-masing.
ADVERTISEMENT
Berbicara soal rumah binaan, semua tidak harus dibina tentang baca tulis Al-Qur’an, bisa juga dibina dengan ilmu lain seperti matematika, sains, teknologi, bahkan ekonomi atau bisnis yang tentunya mengambil dasar dari Al-Qur’an dan hadits Rasul Muhammad Saw. Adik-adik Panti Asuhan sangat perlu binaan-binaan seperti ini, selain itu mereka di Panti Asuhan sudah pasti dapat pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Toko sembako Panti Asuhan juga menjadi elemen yang penting, agar ekonomi Panti stabil dan besar harapan menjadi Panti Mandiri.
Ada satu hal yang cukup menarik dikisahkan, tentang misi kemajuan intelektual kaum muda khususnya bagi adik-adik pengabdian Panti Asuhan Muhammadiyah pakis. Suasana sore itu sambil menunggu berbuka puasa secuil dialektika terjadi kepada saya dan seorang tokoh yang menginspirasi. Dialog itu terjadi hanya beberapa menit saja, akan tetapi membawa misi dan tujuan sangat besar. Program peningkatan literasi dan penulisan artikel akan mensukseskan kemajuan intelektual kaum muda, itulah kira-kira satu kalimat inti dari diskusi kami.
ADVERTISEMENT
Program tersebut tentunya bukan hal yang mudah, apalagi untuk yang baru memulainya. Dari membuka buku, membaca, mengamati, memahami teks kemudian disusun kedalam bentuk suatu artikel selanjutnya di terbitkan. Sungguh wacana yang amat renyah untuk direalisasikan. Sedikit sekali pemuda Panti Asuhan yang mau mengikuti program ini, karena sangat mengubah kebiasaan mereka, dari yang dulunya pegang smartphone berubah pegang buku, yang dulunya pegang stick playstation berubah pegang laptop. Besar harapan tokoh tersebut, program ini harus dipraktikkan dan harus ada adik-adik pengabdian Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis yang berhasil untuk menerbitkan artikelnya di media.
Mengubah kebiasaan adik-adik Panti Asuhan, tentunya bukan hal yang mudah, bisa dimulai dari pimpinan Panti Asuhan yang menginstruksikan, kemudian ajakan dari satu teman pada teman yang lain, selanjutnya melakukan kegiatan literasi dan menulis secara bersama-sama, mengapa bersama ? karena sesuatu hal sulit dicapai, akan tetapi jika secara bersama-sama sangat mudah untuk dicapai, dan yang terakhir adalah tetap istiqomah, jika ada teman yang lagi bosan harus ada teman lain yang menyemangatinya.
ADVERTISEMENT
Saya pun turut andil untuk mensukseskan misi tersebut, sedikit cerita semoga menginspirasi, jika tidak menginspirasi, boleh dilewati, tapi ini buka jalan raya jadi tetaplah membaca meskipun hati menahan rasa. Pada penghujung dialog kami, tokoh tersebut memberi tantangan kepada saya, untuk menulis dan menerbitkan artikel di media, dengan tema yang dipilihnya, yakni mengungkap kesalahan Abu Lahab paman Rasul dari segi sosiologis, cukup berat bagi saya, karena harus membaca ulang sejarah pada periode lalu. Tetapi dengan semangat mensukseskan misi dan harapan untuk menyemangati adik-adik Panti Asuhan, tantangan itu saya hadapi, dan alhamdulillah tulisan itu sudah selesai dan terbit di media. Demikian, semoga bermanfaat.