Jadi Pemenang Kontes Menulis Kumparan

Achmad Humaidy
Lulusan Ilmu Komunikasi yang pernah menjadi buruh bank BUMN dan hijrah menjadi freelance content writer dan KOL Specialist untuk survive di industri digital. #BloggerEksis
Konten dari Pengguna
24 Mei 2017 18:03 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Humaidy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ya, di tahun ini ada banyak hal yang sangat ingin aku lakukan, salah satunya fokus untuk menulis. Sebenarnya nulis bukan hal baru bagi aku yang sering curhat colongan di laptop atau sering aku sebut e-diary. Hingga akhirnya, waktu luang yang begitu banyak mendorong aku untuk menghasilkan lebih banyak lagi tulisan yang harus meningkat pesat di tahun 2017 ini.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan waktu luang untuk menuangkan ide dalam tulisan menjadi passionku. Sudah terlalu banyak waktu yang menjadi jebakan saat aku bekerja selama 4 tahun di dunia perbankan. Ya, aku terjebak, tenggelam dalam longgar waktu luang yang terbuang sia-sia dan akhirnya tak banyak menelurkan tulisan selama 4 tahun berlalu.
Ah, tapi justru disitulah seninya! Itu menjadi tantangan baru bagi aku untuk dapat bergulat dengan waktu agar bisa terus melakoni hobi yang telah aku asah sejak kecil, yaitu menulis. Agak sulit memang untuk meninggalkan zona nyaman. Namun ada satu hal yang aku yakini sejak dulu. Bahwasannya orang sukses tidak lahir dari berbagai kemudahan, melainkan dari banyaknya kesulitan dan tantangan yang telah dilalui. Jadi, tahun ini giliran aku mengatasi tantangan dalam hidup untuk tetap bisa aktif menulis.
ADVERTISEMENT
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Di awal tahun ini takdir mempertemukan aku dengan media platform online kumparan. Mulanya, aku hanya ingin memajang tulisan di blog pribadi yang jarang sekali dilihat orang --mungkin hanya orang yang tak sengaja klik yang singgah di blog aku--. Tapi, setelah aku mengenal lebih jauh tentang Kumparan di Akademi Berbagi (AkBer) Jakarta di Institut Francais Indonesia (IFI) beberapa bulan yang lalu, aku pun semakin semangat karena melalui platform ini artinya tulisanku bisa dibaca banyak orang.
Mengetahui ada writing competition, aku mulai jatuh cinta dengan kumparan. Apakah cinta ini berbalas? Tentu saja.
Sebuah e-mail masuk ke inbox ku. Pengirim e-mail tertera atas nama [email protected]. E-mail dibuka dengan kalimat “Selamat kamu menang!”. Dalam e-mail dinyatakan bahwa aku terpilih sebagai 5 story terbaik dalam #JakartaKita. Entah dari berapa peserta yang masuk ke panitia, tapi cukup membuat aku bangga. Namun, tulisan ini tiada maksud untuk merasa diri jumawa.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, aku memang telah mengirim naskah tulisan dengan titel “Surat Terbuka untuk Pilkada Jakarta”. Sebuah aspirasi atas penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta yang menyita perhatian masyarakat dunia.
Melalui tulisan yang aku buat, aku mencoba untuk analisa kondisi politik nasional kekinian. Masalah-masalah yang akan dihadapi oleh pemimpin baru Jakarta nanti coba aku olah ke dalam bentuk suatu tulisan dengan format surat. Hasilnya, aku berhasil menjadi pemenang.
Selanjutnya, pada 17 Mei 2017 bertempat di Kantor Kumparan (PT. Dynamo Network) Jl. Jati Murni No. 1A , Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, aku mengambil hadiah berupa smartphone Samsung Galaxy J1. Sebuah kantor yang berada tepat di depan Taman Salam dan memang cukup jauh untuk dijangkau. Namun, kantor ini terasa begitu asri dengan penghijauan dan suasana yang jauh dalam ruang lingkup formal.
ADVERTISEMENT
Terima kasih, Kumparan. Tulisan ini hanya sebatas berbagi pengalaman dalam menorehkan prestasi di pertengahan tahun 2017. Sebuah pengalaman yang akan menjadi kenangan terindah dan akan terpatri dalam langit pikiran.
Setiap tahun, aku berusaha untuk memiliki prestasi yang bisa membuat sekeliling bangga. Target memiliki prestasi sesuai passion menjadi hal yang aku coba karena aku suka tantangan. Aku selalu berusaha memanfaatkan kesempatan sembari mengasah ketajaman kualitas tulisan. Sebab jika kita tidak pernah mengikutsertakan tulisan untuk sebuah ajang lomba, kita tidak akan pernah tahu seberapa “mutu” tulisan yang dibuat.
Tulisan itu menjadi bagian dari pemikiran yang akan menyongsong kesuksesan di masa depan.