Wali Nanggroe Aceh Kepada Dubes Uni Eropa: MoU Damai Banyak Belum Terealisasi

Konten Media Partner
3 Maret 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Nanggroe Aceh, Tgl Malik Mahmud Al-Haythar menyambut Dubes Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. Foto: LWN
zoom-in-whitePerbesar
Wali Nanggroe Aceh, Tgl Malik Mahmud Al-Haythar menyambut Dubes Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. Foto: LWN
ADVERTISEMENT
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket datang ke Aceh untuk memantau langsung perkembangan daerah yang pernah dilanda konflik panjang serta musibah tsunami. Dalam kunjungannya, Piker mengadakan pertemuan khusus dengan Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Tgk. Malik Mahmud Al Haythar di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Selasa (3/3/2020).
ADVERTISEMENT
Kedatangan Vincent Piket yang mengaku baru pertama ke Aceh ini, juga merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Wali Nanggroe ke Kedutaan Besar Uni Eropa di Jakarta, pada 19 Februari lalu. “Kami menyampaikan banyak hal terkait persoalan Aceh,” kata Wali Nanggroe usai pertemuan tertutup tersebut.
“(yang disampaikan) Soal keamanan di Aceh yang kondusif, masalah pertumbuhan ekonomi. Dan juga menyampaikan bagaimana caranya investor dari Uni Eropa bisa datang ke Aceh, turut membangun Aceh,” sebut Tgk Malik Mahmud, mantan Perdana Mentroe Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tersebut.
Selain itu, kata Wali Nanggroe, ia juga melaporkan persoalan hasil perundingan MoU Helsinki yang masih banyak belum terealisasi. Kepada Vincent, Wali Nanggroe menjelaskan bahwa akan ada perundingan lanjutan antara Aceh dengan tim Pemerintah Pusat untuk membicarakan penyelesaian implementasi MoU Helsinki. “Seperti yang disampaikan Presiden tempo hari, dalam masa tiga bulan ini kita akan terus melakukan pertemuan antara tim Aceh dengan tim Pemerintah Pusat.”
ADVERTISEMENT
Wali Nanggroe menyampaikan beberapa poin-poin MoU Helsinki yang belum terimplementasi kepada Vincent Piket. Di antaranya soal pertanahan, dan pemberdayaan ekonomi, serta kebijakan investasi di Aceh.
Wali Nanggroe Aceh menunjukkan foto-foto proses perundingan damai Pemerintah Indonesia dan gerakan Aceh Merdeka (GAM) kepada Dubes Uni Eropa. Foto: LWN
Dalam kesempatang tersebut, Vincent Piket, mengatakan bahwa Uni Eropa sudah terlibat secara mendalam saat pertama kali perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dengan GAM. Pertemuan dengan Wali Nanggroe juga membicarakan masalah kerja sama dan strategi bagaimana Uni Eropa bisa terlibat lebih dekat dalam menjaga perdamaian dan implementasi MoU Helsinki.
“Kami akan tetap ikut serta, (khususnya) dalam mempromosikan pembangunan ekonomi, kampanye kebijakan lingkungan, juga terbuka peluang pertukaran pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia,” kata Piket.
Wali Nanggroe Aceh menyerahkan buku kepada Dubes Uni Eropa. Foto: LWN
Menurutnya, ada banyak hal positif yang telah dicapai Aceh khususnya dari sisi pembangunan pascatsunami. Piket menambahkan, bahwa antara Indonesia dengan Uni Eropa telah terjalin kerja sama bisnis melalui perdagan bebas antara atau yang dikenal dengan European Union-Indonesia Free Trade Agreement (EUIFTA). “Kita berharap Aceh juga dapat mengambil keuntungan dari perjanjian ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Di akhir pertemuan, Wali Nanggroe berkesempatan menyerahkan buku profil lembaga Wali Nanggroe dan buku tentang Kawasan Ekosistem Leuser, serta kopi khas Aceh kepada Dubes Uni Eropa. Dan Vincent Piket membalas dengan menyerahkan plakat Uni Eropa kepada Wali Nanggroe Aceh. []