Potret Siswa di Gampong Panca, Aceh Besar, 17 Tahun Arungi Sungai ke Sekolah
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, ada satu jembatan gantung membentang sungai yang menjadi akses warga Panca Kubu ke luar kampung. Namun, pada tahun 2004 jembatan yang menjadi urat nadi desa terpencil itu ambruk diterjang banjir.
Bukan tanpa risiko bagi anak-anak ketika menyeberang. Sekretaris Gampong Panca, Abdullah, menyebutkan sekitar 6 bulan yang lalu seorang anak hanyut saat menyeberang besama kakaknya. Bocah itu kemudian ditemukan meninggal dunia. “Itu kasus kedua anak kecil hanyut dan meninggal saat menyeberang sungai ini,” kata Abdullah.
Menurutnya, pada tahun 2008 pemerintah Aceh sempat membangun jembatan rangka baja untuk menggantikan jembatan gantung yang ambruk. Sekitar setahun dikerjakan, jembatan yang diharap-harapkan hanya selesai setengahnya saja. “Setelah 13 tahun sejak dibangun, kondisi jembatan masih seperti itu, hanya selesai setengah,” katanya.
Dia berharap, jembatan itu segera dibangun sampai bisa digunakan. Kata Abdullah, ada 90 Kepala Keluarga atau 400 jiwa yang tinggal di Gampong Panca Kubu, dan menyeberangi sungai satu-satunya akses keluar.
ADVERTISEMENT
Panca Kubu sendiri dulunya merupakan daerah sentra pertanian penghasil, rambutan, pinang, langsat, pisang, dan beragam tanaman palawija lainnya. “Dulunya di Panca Kubu tinggal sekitar 300 KK warga transmigrasi, nanun saat konflik banyak yang kembali ke daearah asal. Kini sebagian ada yang masih bertahan di sini,” tutup Abdullah. []
Lihat foto-foto berikut: