Mengintip Simulasi Pertahanan Udara di Lanud SIM Aceh

Konten Media Partner
19 Februari 2020 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simulasi Force Down di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/2). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Simulasi Force Down di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/2). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pesawat tempur Hawk 100 dan 200 dari Skadron Udara 12 Roesmin Nurjadin Pekanbaru di bawah leader tempur sergap Mayor Pnb Arie 'Ninja' Prasetyo, menurunkan secara paksa pesawat asing yang melintasi wilayah udara Indonesia setelah mendapat laporan satuan radar di jajaran Komando Sektor Pertahanan Udara III (Kosekhanudnas III) Medan. Aksi tersebut berlangsung dalam simulasi force down atau penurunan secara paksa pesawat asing di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda (Lanud SIM), Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/2/2020).
ADVERTISEMENT
Penurunan secara paksa tersebut dilakukan setelah proses identifikasi dan himbauan untuk keluar dari wilayah udara Indonesia tidak digubris. Setelah mendarat, personel Lanud SIM dengan bersenjata melakukan pertahanan pangkalan dibantu tim Brigan di kedudukan masing-masing menunggu perintah pimpinan, kemudian satuan polisi militer bersama intelijen mengamankan pilot dan menginterogasi untuk mendapatkan semua data-data informasi yang dibutuhkan karena telah memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin.
"Latihan ini untuk menguji keseluruhan unsur pada saat kita melaksanakan force down atau penurunan paksa terhadap pesawat udara yang tidak mempunya izin masuk ke wilayah udara nasional Indonesia," ujar Komandan Lanud SIM, Kolonel Pnb Hendro Arief H, kepada awak media pada Rabu (19/2).
Personel TNI AU menyergap pesawat Boeing yang dijadikan sebagai bulsi dalam simulasi force down di Lanud SIM, Aceh, Rabu (19/2). Foto: Suparta/acehkini
Ia menyebut kegiatan yang dilaksanakan tersebut sebagian dari seluruh latihan pertahanan udara yang diberi sandi 'Cakra C-20' tahun 2020, meliputi seluruh wilayah Kosekhanudnas III. Dalam latihan itu melibatkan beberapa unsur terdiri dari unsur tempur sergap, Skadron Udara 12, pesawat Boeing dari Skadron Udara 5 Makassar sebagai bulsi, juga unsur Kosek, Satrak, Satuan Radar 231 Lhokseumawe dan 233 Sabang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Mayor PnB Arie Prasetyo sebagai leader tempur sergap dari Skadron Udara 12 Roesmin Nurjadin Pekanbaru menjelaskan skenario latihan force down bermula dengan adanya pesawat yang tanpa izin masuk ke wilayah Indonesia melalui Aceh.
"Untuk teknis pelaksanaan force down ini, sebelum melaksanakannya kita sudah melaksanakan CAP (patroli udara) terlebih dahulu di utaranya Lanud Soewondo Medan. Kemudian adanya instruksi dari Kosek III untuk melaksanakan intersepsi satu pesawat yang diskenariokan sebagai pesawat intai dari pihak musuh," jelas Arie.
Simulasi force down di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/2). Foto: Suparta/acehkini
Berikutnya dari unsur Tempur Sergap melaksanakan identifikasi. Setelah dilaporkan hasil identifikasi bahwa pesawat tersebut merupakan pesawat intai dari pihak musuh, Komando Atas memerintah langsung pesawat musuh tersebut untuk melaksanakan force down ke Lanud SIM Aceh sebagai pangkalan terdekat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Arie mengatakan bahwa pelanggaran wilayah udara seperti demikian sudah sering terjadi. "Terutama kami pada saat itu di tanjung pinang, kami melakukan patroli udara. Sempat berinteraksi dengan pesawat dari Singapura yang ternyata masuk wilayah udara Indonesia," ujarnya.
Sehingga pada saat itu pihaknya melakukan shadowing (pembayangan) untuk menyampaikan bahwa pesawat Singapura tersebut telah memasuki wilayah udara nasional Indonesia. Kemudian dari pilot pesawat Singapura itu kembali ke home base atau markasnya.
Simulasi force down di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/2). Foto: Suparta/acehkini
Saat ditanya soal potensi ancaman udara selama ini, Danlanud SIM, Koloner Pnb Hendro Arief H, mengatakan ancaman pelanggaran wilayah udara melalui wilayah barat cukup signifikan. Hal tersebut berdasarkan informasi yang diterima pihaknya dari laporan Satuan Radar di Sabang dan Lhokseumawe.
ADVERTISEMENT
"Pelanggaran udara yang masih segar di ingatan kita di awal tahun lalu ada pesawat Rafale Prancis yang emergency landing di sini," ujar Hendro.
Setelah itu, kata Hendro, ada pesawat Ethiopia yang dipaksa landing pihaknya di Batam. "kemudian ada beberapa juga percobaan pelanggaran yang kemudian kita bisa usir tanpa menggerakkan unsur tempur sergap," pungkasnya.
Simulasi Force Down di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Rabu (19/2). Foto: Suparta/acehkini