Dinas Peternakan Aceh: 44.414 Ternak Warga Sembuh dari PMK

Konten Media Partner
11 Agustus 2022 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hewan ternak di Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hewan ternak di Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Peternakan Aceh menyebutkan 44.414 ternak warga berhasil sembuh dari wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Aceh, dari total yang terjangkit sebanyak 46.251 ternak. Demikian disampaikan Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Aceh, Zalsufran, usai menerima data terbaru penanganan PMK dari seluruh kabupaten/kota di Aceh, Kamis (11/8/2022).
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, berkat kerja sama lintas sektor, saat ini perkembangan penanganan PMK di Aceh cukup baik,” ujar Zalsufran.
Menurutnya, saat ini jajarannya dan seluruh Satgas Penanganan PMK di kabupaten/kota masih terus berupaya menangani sebanyak 1.493 ternak warga yang masih terinfeksi PMK. Sementara sejak PMK mewabah, 281 ternak warga mati dan sebanyak 63 ternak dilakukan pemotongan paksa. Saat ini, jumlah ternak yang telah divaksin PMK di seluruh Aceh adalah sebanyak 26.691 ekor dari total 27.800 vaksin yang telah didistribusikan ke kabupaten/kota.
Terkait capaian vaksinasi PMK, Zalsufran menjelaskan, sebanyak 17 kabupaten/kota sudah 100 persen melakukan vaksinasi PMK ke ternak warga. Sedangkan 6 sisanya, yaitu Aceh Jaya, baru merealisasikan vaksinasi sebesar 80 persen. Subulussalam 35,3 persen, Bireuen 98,8 persen, Aceh Barat Daya 99,5 persen, Langsa 99,5 persen dan Sabang 75 persen.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, ada 3 daerah di Aceh yang tidak ditemukan infeksi PMK atau dikategorikan sebagai daerah hijau, yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Simeulue. Meski tidak ditemukan kasus PMK, namun ternak warga di 3 daerah itu tetap kita vaksin,” katanya.
Kadisnak juga menyampaikan apresiasi terhadap para pemangku kebijakan di kabupaten/kota serta para vaksinator, yang telah bekerja dengan serius sehingga mampu menekan dan memutus mata rantai penyebaran PMK di Aceh. []