Kontroversi Pagar Dingo di Australia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Juli 2019 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di Australia, terdapat sebuah pagar panjang yang membentang dari daerah Jimbour, Darling Downs di Queensland hingga Nullarbor Plain, Australia Selatan. Memiliki panjang hingga 5.614 kilometer, pagar berjuuk "The Dingo Fence" ini dibangun pada awal tahun 1900-an untuk menghalangi dingo, sejenis anjing liar, agar tidak mendekati kawasan tempat merumputnya domba dan sapi.
ADVERTISEMENT
Dingo merupakan anjing liar asli Australia. Keberadaannya di Negeri Kangguru sudah ada sejak ribuan tahun silam. Fosil dingo tertua menunjukkan umur 3500 tahun, namun diyakini dingo pertama sudah ada di Australia antara 4600 hingga 18.300 tahun yang lalu.
Pagar dingo yang menjadi salah satu pagar terpanjang di dunia ini awalnya dibangun pada tahun 1880-an oleh pemerintah untuk meminimalisir penyebaran wabah kelinci. Sayangnya, pagar yang sudah dibangun justru mengalami kerusakan hingga kembali diperbaiki pada awal 1900-an. Seiring dengan diperbaikinya pagar, fungsinya pun ikut berubah menjadi pelindung bagi kawanan domba dari serangan dingo.
Pagar dingo dulunya tidak sepanjang seperti yang ada sekarang. Pada tahun 1940-an, baru dilakukan penyambungan dari pagar-pagar yang ada hingga panjangnya otomatis bertambah. Hingga 1980, pagar dingo tercatat punya panjang 8.614 kilometer, namun kemudian dipangkas hingga hanya 5.614 kilometer.
ADVERTISEMENT
Desain konstruksi pagar bervariasi di setiap wilayah, tetapi tingginya biasanya sekitar 180 sentimeter dengan bentuk kawat-kawat yang diikat di tiang. Pada sejumlah bagian, ada pula lampu bertenaga surya yang digunakan untuk penerangan pada malam hari. Selama ini, perawatan dilakukan oleh setiap negara bagian yang wilayahnya dilintasi pagar dengan perkiraan biaya mencapai 10 juta dolar per tahun.
Pagar yang dipasang bisa dibilang cukup ampuh meski dingo masih kerap berkeliaran di beberapa wilayah di selatan Australia. Pagar dingo telah mengurangi kasus hilangnya domba akibat dimangsa predator sekaligus menghemat uang jutaan dolar setiap tahun. Meski begitu, pagar ini bukannya tanpa masalah karena keberadaannya dianggap membawa hal negatif bagi lingkungan dengan adanya area yang dihuni dingo dan tanpa dingo. Dengan tidak adanya dingo, terjadi lonjakan populasi kelinci dan kanguru sementara tikus, hewan marsupial, dan rumput jumlahnya justru merosot.
ADVERTISEMENT
Isu lingkungan akibat pagar dingo turut menyita perhatian ilmuwan dari Univesity of Sydney, Dr. Mike Letnic, yang mengingatkan bahwa dingo punya peran penting dalam menjaga keseimbangan alam Australia. Menurutnya, jika populasi dingo kembali diberikan kebebasan hidup tanpa dibatasi pagar, maka akan ada peningkatan keanekaragaman hayati di lebih dari dua juta kilometer persegi alam Australia.
Sumber: amusingplanet.com | britannica.com