Kisah Michael Malloy, Tunawisma yang Sangat Sulit Dibunuh

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2020 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tunawisma | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tunawisma | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerita "Malloy the Durable" masih kerap dibahas oleh pelbagai media massa, bahkan setelah hampir seabad kematiannya. Sebagai korban, Michael Malloy begitu terkenal karena daya tahan tubuhnya yang sulit runtuh. Sedangkan pembunuhnya pun menjadi kesohor lantaran pola pikir mereka yang dangkal beserta rencana pembunuhan yang serampangan.
ADVERTISEMENT
Bermula pada suatu malam, kala musim dingin tahun 1933, lima pria depresi berkumpul di sebuah kedai minuman keras yang lusuh, di Kota New York, Amerika Serikat. Mereka, Tony Marino, Joseph "Red" Murphy, Francis Pasqua, Hershey Green, dan Daniel Kriesberg, sedang kelimpungan mencari uang demi memenuhi kebutuhan hidup selama resesi ekonomi.
Di tempat itu juga Malloy sering mabuk-mabukan dan sering kali tidak membayar tagihan. Malloy punya banyak harapan saat kali pertama datang ke Amerika, ia pergi dari Irlandia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, namun malah jatuh ke dalam kemiskinan dan menjadi tunawisma.
Kedai minuman keras milik Marino | Wikimedia Commons
Jadi, pada malam itu, saat lima pria yang sedang murka berada di tempat yang sama dengan tunawisma, ide jahanam tercetus. Rencananya sederhana: Malloy didaftarkan untuk mengambil polis asuransi, Marino membayar preminya, lalu Malloy dibunuh tanpa jejak, dan uang asuransi pun bisa diambil oleh Marino dan dibagikan kepada rekan-rekan brengseknya.
ADVERTISEMENT
Niat jahat semakin tak tertahankan, terutama dari benak Marino, sang pemilik kedai minuman, yang sudah berulang kali dibuat jengkel oleh pengunjung tak tahu diri seperti Malloy. Marino punya keyakinan kokoh untuk melaksanakan idenya, lantaran pernah melakukan skema seperti itu sebelumnya. Setahun sebelumnya, Marino berteman dengan seorang wanita tunawisma dan behasil meyakinkannya untuk mengambil polis asuransi sebesar USD 2000. Kemudian pada suatu malam yang dingin, ia membuat si wanita mabuk hingga tak sadarkan diri dan tidur telanjang dalam keadaan basah di samping jendela yang terbuka. Wanita ini meninggal, pemeriksa medis memutuskan kematiannya sebagai kecelakaan, dan Marino mendapatkan sejumlah polis tanpa repot.
Terhadap Malloy, lima pria itu pun akan menjalankan skema yang tak jauh berbeda. Membuatnya teramat mabuk sampai tewas. Mereka mulai menghujani Malloy dengan minuman keras yang digratiskan oleh Marino. Setiap hari, setelah menandatangani tiga polis asuransi dengan total lebih dari USD 3.500, Malloy datang ke kedai itu dengan perasaan gembira tanpa beban.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, lima pria itu kemudian tersadar bahwa tak mungkin membunuh Malloy hanya dengan minuman beralkohol. Daya tahan tubuhnya luar biasa, sama sekali tidak muncul tanda-tanda kondisi tubuh kesakitan meski Malloy sudah terlalu banyak meneguk minuman keras. Padahal, Malloy telah berusia lima puluhan, jika sesuai perkiraan semestinya organ tubuhnya sudah mengalami kegagalan fungsi.
Pada hari-hari berikutnya, bahan-bahan lainnya pun ditambahkan ke dalam minuman, secara diam-diam agar Malloy segera tewas. Marino mulai menambahkan sedikit antibeku ke minumannya, tetapi tidak berpengaruh. Lalu diganti menggunakan terpentin, obat gosok kuda, dan racun tikus. Malloy masih saja hidup.
Mereka lantas menyajikan tiram mentah yang direndam dalam metanol, namun masih juga tak berdampak terhadap Malloy. Sandwich isi sarden yang dicampur dengan racun sekalipun malah membuat Malloy bertambah berat badan. Bahkan dengan metode yang pernah dilakukan oleh Marino, terhadap tunawisma wanita, Malloy masih bertahan hidup walau telah tak sadarkan diri, dibuat telanjang, dan disiram air beku pada suatu malam.
Tony Marino
Semakin lama, lima pria depresi itu semakin frustasi. Pembayaran asuransi bulanan terus membengkak dan mendesak Marino pada akhirnya terdesak menyewa seorang sopir taksi untuk menabrak Malloy.
ADVERTISEMENT
Sial, niat jahat yang putus asa ini tak juga efektif, hanya mengakibatkan beberapa tulang patah pada tubuh Malloy. Setelah menginap sebentar di rumah sakit, Malloy kembali datang setiap malam ke kedai Marino.