Inkubator Telur Pertama oleh Bangsa Mesir Kuno

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2019 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Ilustrasi tempat inkubator penetasan telur unggas di zaman Mesir Kuno
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ilustrasi tempat inkubator penetasan telur unggas di zaman Mesir Kuno
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menggunakan inkubator penetas telur unggas seperti ayam terkadang digunakan peternak agar bisa cepat 'panen bibit' unggas baru. Inkubator penetas telur bisa dibilang modern karena menggunakan daya listrik. Akan tetapi praktik penetasan telur ayam rupanya sudah dilakukan ribuan tahun lalu atau sebelum listrik digunakan manusia.
ADVERTISEMENT
Inkubator penetasan telur pertama kali digunakan oleh bangsa Mesir kuno. Teknologi penghangat seperti sekarang tentu belum ada pada masa itu. Beberapa teori pun muncul, contohnya ada yang mengklaim telur-telur ditetaskan di dalam bangku yang diduduki tamu yang mengunjungi si empunya peternakan.
Biarawan asal Irlandia, Friar Simon Fitzsimons - yang melakukan perjalanan ke Mesir pada abad ke-14 - pernah menuliskan ketidakpercayaannya mengenai proses penetasan telur tanpa pengeraman dari sang induk. Menurutnya proses pengeraman dilakukan oleh ayam jantan sebelum dipindahkan ke ruang penetasan. Bahkan filsuf Yunani, Aristoteles juga tertarik dengan proses inkubasi telur dari bangsa Mesir kuno itu. Ia pernah menuliskan bahwa mereka menetaskan telur dengan menguburkan telurnya di tumpukan kotoran.
ADVERTISEMENT
Wujud inkubator penetasan telur unggas bangsa Mesir kuno sebenarnya berupa ruangan sederhana yang dihangatkan. Hal tersebut dideskripsikan di dalam buku 'The Travels of Sir John Mandeville' yang terbit pada tahun 1356. "Dan ada sebuah rumah biasa di kota yang penuh dengan tungku kecil, dan wanita menuju kota membawa telur ayam, angsa, atau bebek untuk diletakkan di tungku-tungku itu. Dan mereka menyelimutinya dengan kehangatan dari kotoran kuda, tanpa ayam betina, angsa atau bebek atau induk unggas lainnya. Dan pada pekan ketika atau mencapai sebulan mereka datang lagi dan mengambil anak ayam dan memeliharanya dan membawa mereka keluar, sehingga negara dipenuhi oleh mereka," terang dalam buku tersebut.
Foto: Ilmuwan Prancis Rene Antoine Ferchault de Reaumur yang meneliti dan mendeskripsikan lebih detail tentang ruang inkubator penetasan telur pada 1750
Seorang ilmuwan asal Prancis, Rene Antoine Ferchault de Reaumur juga mendeskripsikan ruang inkubator penetasan telur tersebut pada 1750. Namun, deksripsi Reaumur dinilai lebih akurat dibandingkan para pendahulunya. Reaumur sendiri menjelajah di Mesir dan mengunjungi beberapa peternakan yang mempunyai alat-alat penetasan telur.
ADVERTISEMENT
Inkubator tersebut berupa bangunan berbahan batu bata dengan tinggi sembilan kaki yang terdiri dari koridor panjang yang berada di tengah dengan setiap kedua sisinya terdapat ruangan penghangat. Setiap lantainya memiliki ukuran yang sama dan pintu masuknya berupa lubang yang cukup besar dan dapat dimasuki seseorang dengan cara merangkak. Telur dihangatkan di dalam ruangan dasar dengan diletakkan di atas jerami. Sementara itu, ruangan atas digunakan untuk menyalakan perapian agar ruangan bawah menjadi hangat. Panasnya pembakaran bisa mencapai ke bawah karena alas ruangan atas memiliki lubang. Kotoran sapi dan unta digunakan dalam pembakaran ini untuk memungkinkan api menyala secara perlahan dan lebih terkontrol.
Pembakaran api menyala dua kali dalam sehari, tergantung dengan cuaca, dan telur harus dibolak-balikkan agar panasnya merata ke semua bagian. Reaumur saat kembali ke Prancis mencoba mengaplikasikan proses inkubasi itu di negerinya, dan sayangnya tidak berhasil karena iklim Eropa yang lebih dingin dibandingkan di Mesir.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah tidak dipakai lagi, bangunan inkubator tradisional Mesir kuno tersebut dikabarkan masih ada di kota bernama Faiyum. Di kota itu kini menjadi salah satu penghasil ayam dan telur terbaik di Mesir. Salah satu keistimewaan ayam adalah tahan pada cuaca yang panas.
Sumber: poultryworld.net | www.amusingplanet.com