5 Fakta Geografi yang Jarang Diketahui

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
16 Mei 2020 18:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Adrian Maur | Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Adrian Maur | Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekalipun telah sangat lama manusia hidup di Bumi, selalu muncul penemuan-penemuan baru yang diidentifikasi pada hampir setiap tahunnya. Ini menandakan bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui tentang Bumi, baik yang di permukaan atau yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Begitu pun lima ihwal geografi di bawah ini, walau sebetulnya bukan rahasia eksklusif, mungkin banyak di antara kita yang jarang mengetahuinya.

Perbedaan waktu 21 jam di satu pulau kecil

Foto: Wikimedia Commons
Selama 3.000 tahun yang lalu, Pulau Diomede dihuni oleh orang-orang Yupik Eskimo dengan menjalani gaya hidup subsisten (sekadar seperlunya). Mereka terbiasa untuk memunuhi kebutuhan seadanya atau berburu secukupnya. Tak ada masalah tentang batas negara bagi orang-orang lawas seperti Yupik Eskimo, apalagi ihwal perbedaan zona waktu--mereka belum mengerti hal ribet semacam itu.
Persoalan tersebut, timbul tak lama setelah Amerika Serikat membeli Alaska pada 1867. Dalam kesepakatannya, mereka juga membagi Pulau Diomede menjadi dua. Sisi timur (Little Diomede) menjadi milik Amerika Serikat, sedangkan sisi barat (Big Diomede) tetap milik Rusia.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan memang telah selesai pada saat itu, tetapi polemik sesungguhnya justru baru dimulai. Meski secara kasat mata (saat melihat peta) Little Diomede-Big Diomede adalah timur-barat, namun status tersebut berbalik seiring letak geografis kedua negara pemiliknya. Little Diomede, AS, akhirnya menjadi sisi barat; Big Diomede, Rusia, ialah sisi timurnya.
Perubahan tersebut tentunya berdampak pada zona waktu di Pulau Diomede, di mana Big Diomede menjadi GMT+12 dan Little Diomede adalah GMT-8. Jadi, walau dua pulau di Diomede ini hanya berjarak 3,8 kilometer, namun perbedaan waktunya yaitu 21 jam.
Sebagai contoh, jika pada saat ini di Big Diomede menunjukkan pukul 05.00 pagi pada 17 Oktober 2018, maka di Little Diomede masih 'harus' menunjukkan pukul 09:00 pagi pada 16 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa kedua pulau ini kemudian dijuluki Tomorrow Island dan Yesterday Isle. Sebab, untuk move on dari hari ini, kamu hanya perlu mengayuh perahu agar sampai di 'hari esok'; pada saat perahumu berlabuh, kamu masih dapat melihat 'hari kemarin' dengan berbalik badan.

Cadangan air tawar berskala besar di dasar laut

Foto: A Owen | Pixabay
Beberapa waktu lalu, para peneliti berhasil menemukan cadangan air tawar dalam skala besar di bawah laut lepas pantai sebuah pulau, di selatan Selandia Baru. Hal ini tentu dapat membantu untuk mencegah kekeringan yang mungkin akan terjadi di masa depan, serta mengurangi dampak perubahan iklim di tahun-tahun mendatang.
Air tanah segar yang ada di lepas pantai itu ditemukan melalui kombinasi seismologi dan teknik pemindaian gelombang elektromagnetik, yang digunakan untuk membangun peta 3D akuifer di bawah laut. Meskipun kapasitas air untuk sementara masih belum dapat dihitung, namun para peneliti meyakini bahwa kapasitasnya mencapai 2.000 kilometer kubik air tawar. Ukuran tersebut setara dengan 800 juta kolam renang olimpiade atau lebih besar dari Danau Ontario.
ADVERTISEMENT
“Salah satu aspek terpenting dari penelitian ini adalah peningkatan pemahaman yang ditawarkan terhadap pengelolaan air. Saat ini, kami telah menggunakan teknik jarak jauh, pemodelan, dan geofisika. Kami benar-benar harus pergi ke sana dan menemukan kebenaran dari temuan kami dan kami sedang menyelidiki opsi untuk itu,” kata Joshu Mountjoy, ahli geologi kelautan dari Institut Nasional untuk Penelitian Air dan Atmosfer (NIWA) di Selandia Baru.
Petunjuk pertama yang diketahui, bahwa akuifer ini termasuk sejenis air payau (campuran air asin dan air tawar) yang ditemukan setelah proyek pengeboran ilmiah di tahun 2012 lalu. Penyelidikan lebih lanjut dimulai di atas kapal penelitian di tahun 2017. Akuifer ini ternyata sangat dangkal, hanya 20 meter di bawah dasar laut dan diperkirakan memanjang sekitar 60 kilometer dari garis pantai.
ADVERTISEMENT
Lokasinya pun sangat mendukung, dengan wilayah seluas Canterbury dengan menghadapi tekanan yang meningkat dari populasi yang tumbuh dan periode kering yang panjang, air tawar tersebut luasnya bisa mencapai setengah dari air tanah di Canterbury.
Sementara itu, peta terperinci dari salinitas air dan bentuk akuifer sekarang telah disusun, meskipun banyak titik yang belum diketahui. Selanjutnya, tim benar-benar ingin mengambil sampel air tawar tersebut dan membandingkannya dengan model sejauh ini. Menurut peneliti, teknik yang digunakan juga dapat diterapkan di tempat lain untuk menemukan akuifer di seluruh dunia.
Dalam proyek ini, otoritas setempat juga tertarik untuk membantu dan mengeksplorasi bagaimana akuifer yang baru ditemukan dapat membantu pasokan air tawar untuk masa depan. Mereka juga menjaga agar tidak ada kerusakan pada lingkungan di sekitar atau ekosistem yang bergantung padanya.
ADVERTISEMENT

Titik temu samudra di bumi

Foto: Wikimedia Commons
Ada lima samudra di bumi, dan semuanya terhubung satu sama lain. Sejarahnya, hanya ada empat samudra di bumi, yaitu Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Arktik. Baru pada tahun 2000, Organisasi Hidrografi Internasional memutuskan ada samudra baru, yakni Samudra Antartika.
Pemilihan Samudra Antartika sebagai samudra yang baru pada awal milenium dilihat dari letak ekosistemnya yang berbeda dan dampaknya pada iklim global. Samudra Antartika, atau yang juga disebut dengan Samudra Selatan, menjadi samudra kelima di bumi dan terbesar keempat.
Lima samudra dimiliki bumi, akan menjadi menarik bila kita mengetahui titik temu beberapa samudra itu. Ada beberapa spot wisata yang bisa dikunjungi untuk melihat samudra satu dengan lainnya saling bertemu.
ADVERTISEMENT
Cape Agulhas adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat dua samudra bertemu. Di tanjung yang terletak di Afrika Selatan ini, Samudra Atlantik dan Hindia bertemu dan para pelancong bisa melihat panorama itu lebih jelas dari atas mercusuar. Salah satu objek wisata yang sering dikunjungi pelancong adalah plakat yang menjelaskan bahwa tempat itu tempat dua samudra bertemu.
Tempat selanjutnya adalah South East Cape yang berada di Pulau Tasmania, Australia. Di tempat ini Samudra Hindia bertemu dengan samudra terbesar dan terdalam di muka bumi, Samudra Pasifik. Cukup sulit menyambangi South East Cape, perlu berkendara selama dua jam dari Hobart ke pemukiman kecil bernama Cockle Creek yang merupakan titik paling selatan dari Australia yang masih bisa digapai dengan kendaraan. Dari sana, kita harus berjalan dua hingga tiga jam sampai South East Cape.
ADVERTISEMENT

Gas metana di kedalaman laut

Foto: Martin Str | Pixabay
Begitu banyak rahasia yang tersimpan di lautan. Salah satunya adalah keberadaan reservoir atau tempat berakumulasinya gas metana di kedalaman laut. Keberadaan reservoir metana ini berdasarkan pengamatan para ilmuwan terbentuk oleh reaksi kimia.
Metana merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna dan tersedia dalam jumlah banyak dalam. Aktivitas manusia tertentu juga menjadi faktor terbentuknya metana.
Keberadaan metana di kedalaman laut sebenarnya sudah lama diketahui. Tepatnya adalah metana abiotik, yaitu metana yang terbentuk tanpa bahan organik atau makhluk hidup. Namun, asal-usul dan bagaimana persisnya metana ini bisa terbentuk di bawah laut tetap menyisakan teka-teki.
Untuk menguak misteri tersebut, ahli geokimia laut Jeffrey Seewald dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) dan timnya melakukan riset dengan mengamati sampel batuan dari mantel Bumi bagian atas dan kerak samudera yang diambil dari berbagai lokasi di lautan. Total ada 160 potongan batu yang diamati.
ADVERTISEMENT
Dari pengamatan, ditemukan fakta bahwa hampir semua batu tersebut memiliki kandungan metana dan sebagian besarnya juga memiliki hidrogen.
Lantas, bagaimana metana itu terbentuk? Menurut para peneliti, prosesnya berawal dari air laut yang bergerak perlahan melalui kerak samudera dan terperangkap di dalam mineral pembentuk batu panas yang disebut olivin. Mineral olivin ini juga merupakan komponen utama mantel bumi bagian atas.
Mineral olivin lama-kelamaan akan mendingin. Saat pendinginan terjadi, air di dalam batu akan melewati reaksi kimia yang disebut serpentinisasi. Di sinilah akhirnya metana dan hidrogen terbentuk.
Riset ini penting karena bukan hanya bermanfaat untuk menguak misteri alam di Bumi, melainkan juga hingga ke Planet Mars. Seperti diketahui, di Mars juga terdapat metana dan riset ini bisa menjadi jalan untuk menguak bagaimana metana tersebut bisa terbentuk tanpa adanya air atau aktivitas hidrotermal.
ADVERTISEMENT

Pulau Kirimati yang mengawali pergantian hari

Foto: Republik Kiribati (titik-titik merah | Wikimedia Commons
Pernahkah kamu bertanya, di antara seluruh tempat di dunia ini, mana yang paling pertama melihat matahari terbit? Pun menjelang tahun baru, mana yang paling awal merayakannya?
Kamu tentunya tak dapat menjawab "relatif", lantaran setiap lokasi di bumi telah terdaftar dalam zona waktu internasional dengan format Greenwich Mean Time (GMT) atau Coordinated Universal Time (singkatan resmi: UTC).
Itu artinya, dengan zona waktu Jakarta adalah GMT+7 sedangkan New York yaitu GMT-5, Jakarta akan melihat matahari terbit lebih awal (misalnya pada hari Minggu) dan New York akan lebih lambat menyaksikannya.
Meski Jakarta memang lebih cepat mengalami pergantian hari ketimbang New York, ternyata masih kalah cepat daripada Kirimati. Lantaran, Pulau yang masuk dalam wilayah Republik Kiribati ini memiliki zona waktu GMT+14 juga UTC+14. Dengan begitu, secara resmi, Kirimati menjadi lokasi pertama yang mengalami pergantian hari; yang paling awal merayakan tahun baru di bumi ini.
ADVERTISEMENT
Jadi, kalau kamu termasuk golongan manusia yang tidak sabar atau ingin segera berselebrasi menjelang tahun baru, kenapa tidak liburan ke Kirimati? Banyak panorama menarik yang juga dapat kamu nikmati di sana, walau perayaan tahun barunya mungkin tak seramai di New York atau Jakarta.
Selain kelima hal di atas, adakah lagi fakta geografi yang jarang diketahui oleh kita?