Selo: Pilihan Wisata Lain Setelah dari Solo

Aang Afandi
Belajar tentang Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebijakan Publik
Konten dari Pengguna
27 Desember 2023 22:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aang Afandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dari Solo - Kartasura - Boyolali, lantas ambil ke kiri/arah barat menuju Selo, lembah antara Merapi dan Merbabu (Sumber: mymaps)
zoom-in-whitePerbesar
Dari Solo - Kartasura - Boyolali, lantas ambil ke kiri/arah barat menuju Selo, lembah antara Merapi dan Merbabu (Sumber: mymaps)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usai mengunjungi Solo dengan ragam kotanya yang menarik, barangkali mencari tempat menarik dengan sajian yang berbeda salah satunya adalah Selo. Kecamatan yang yang berada di lembah antara gunung Merapi dan Merbabu, punya lanskap yang menarik.
ADVERTISEMENT
Dari kota Solo kita menuju kearah kota Boyolali, lantas ambil kiri (arah barat) tujuan Magelang, ini merupakan jalan alternatif tercepat menuju ke Borobudur bila tidak ingin melalui Yogyakarta. Jalannya bagus, mayoritas jalan cor yang kuat dan bukan jalur bus. Disisi kiri kita menemukan kemolekan yang Merapi dan sisi kanan cantiknya Merbabu, kombinasi yang serasi. Keduanya sama – sama dengan status Taman Nasional.
Awal perjalanan kita akan menemukan Cepogo Cheese Park disisi kanan, merupakan destinasi wisata yang memiliki konsep mirip dengan wisata Cimory. Sepanjang perjalanan yang menanjak kita bisa menemukan café – café kekinian yang berada di lanskap alam yang menawarkan ngopi sambal menikmati lanskap alam. Dari tanjakan yang ada, hanya satu tanjakan saja yang agak curam, namun toh Honda Brio mampu melampauinya dengan baik. Sekitar 1 jam perjalanan santai kita akan sampai di Alun – Alun Selo. Alun – alun ini terdapat patung Paku Buwono VI karena kesepakatan antara Pemkab Boyolali dengan Keraton Surakarta, karena keberadaan simpang PB VI ini berada di atas tanah Kraton Surakarta. Ada beberapa pilihan untuk menikmati istirahat di tempat ini, pertama ngopi atau makan, disepanjang alun alun ini; kedua, mengantar anak – anak bermain dengan alat – alat permainan seperti halnya pasar malam, termasuk berkuda; ketiga, ikut paket tour jeep; ataupun Ngopi di sisi lereng merbabu dengan berbagai pilihan café yang menarik. Di area tersebut juga terdapat berbagai pilihan penginapan ataupun villa untuk bermalam.
Rumah penduduk dengan atap yang ada mahkota beragam, salah satunya ayam. Unik, punya simbol dan makna tersendiri. (photo by Afandi)
Di depan alun – alun terdapat pasar, yang bukanya sesuai hari pasaran, tidak tiap hari. Salah satu cemilan yang ditawarkan adalah Jadah dan Jenang yang dijual dengan cara diiris sesuai jumlah pembelian.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan perjalanan sekitar 2 km, kita akan sampai di rest area Lencoh, dengan parkir mobil yang representative. Rest area ini memiliki camping ground dengan sewa 100 ribu permalamnya.
Tengah malam di area Camping Ground terdapat minuman dan makanan panas, buat menghangatkan badan (photo by Afandi)
Terdapat fasilitas kamar mandi yang representative, warung buka 24 jam, membantu kit ajika membutuhkan keperluan makan minum atau kebutuhan lainnya. Si pemilik warung pun, sangat ramah, Ketika ada makanan yang numpang digorengkan di warung, ternyata ditawarkan untuk dinikmati Bersama – sama secara gratis. Sebuah keunikan khas pedesaan Jawa Tengah.
Camping Ground di Lencoh, tak perlu mendaki, berada di tepian jalan. (photo by Afandi)
Di dekat ini, terdapat dua homestay, yakni Gardu Pandang Homestay dan Gardu Pandang Homestay 2. Lumayan menarik, bersih, tersedia air hangat, bisa ekstrabed, per kamar bisa digunakan sampai 4 orang.
Salah satu homestay yang ada di Lencoh, viewnya sangat menarik, dapat menikmati indahnya Puncak Merapi saat tak berkabut. (photo by Afandi)
Dari sini pula kita bisa jalan muncak kea rah Merbabu, menuju ke Bukit Cilenguk Paku Buwono X yang fotogenik lingkungannya, ataupun menikmati kebun – kebun penduduk dan hawa segar kea rah dingin tentunya.
Sunrise, cantik merona. Dingin, segar, paduan apik buat mengobati hati yang lelah (photo by Afandi)
Saat pagi menikmati sunrise, indahnya puncak Merapi, dan kehidupan masyarakat desa yang menuju ke lading. Sebuah harmoni kehidupan yang berbeda. Sapa, canda dan keramahan mereka, begitu hangatnya. Sehangat Mentari pagi.
ADVERTISEMENT