Melihat Kondisi Gunung Merbabu Sebelum dan Setelah Terbakar

16 Oktober 2018 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Merbabu. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merbabu. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Satu lagi lahan bagi pecinta gunung di Jawa Tengah terbakar, kebakaran lahan itu kini menimpa Gunung Merbabu. Lahan di gunung bertipe strato yang populer di kalangan para pendaki itu diketahui terbakar pada Minggu, (14/10).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, kebakaran Gunung Merbabu kabarnya tidak memakan korban, baik korban luka maupun korban jiwa. Pasalnya, Gunung Merbabu memang sejak tanggal 8 Oktober 2018 secara resmi melakukan penutupan sementara.
Penutupan dilakukan terkait adanya perbaikan dan pemeliharaan di kawasan Taman Nasional Merbabu. Hingga saat ini, pemadaman masih dilakukan pihak-pihak terkait sambil mencari penyebab pasti kebakaran tersebut.
Sunrise di Gunung Merbabu, Jawa Tengah (Foto: Flickr / Sapto Wibowo)
zoom-in-whitePerbesar
Sunrise di Gunung Merbabu, Jawa Tengah (Foto: Flickr / Sapto Wibowo)
Sebelum terbakar, Merbabu punya panorama yang indah dan menawan bagi setiap pengunjungnya. Otniel Adityo (23), pendaki asal Semarang yang saat ini bekerja di salah satu lembaga keuangan di pemerintahan menuturkan, bahwa Gunung Merbabu memiliki keindahan alam yang luar biasa.
"Disana banyak banget keindahan alamnya, apalagi kalau kita bisa sampai ke puncak. Karena dari puncak Merbabu, kita bisa lihat gunung-gunung lain yang ada di Jawa Tengah, soalnya Merbabu itu dikelilingi mereka (gunung lainnya).
ADVERTISEMENT
Kalau lagi enggak berawan, kamu bisa lihat puncak Gunung Merapi yang ada kawahnya," kata Otniel saat dihubungi kumparanTRAVEL lewat pesan WhatsApp, Selasa (17/10).
Setali tiga uang dengan Otniel, Zemanika (21) juga memiliki pendapat yang sama. Perjalanannya ke Merbabu pada pertengahan 2017 lalu memberikan dia pengalaman yang istimewa.
Saat dihubungi oleh kumparanTRAVEL lewat sambungan telepon, Zemanika mengungkapkan keindahan Merbabu yang sempat ia rasakan.
"Jadi waktu itu, kita serombongan disarankan untuk enggak sampai puncak oleh seorang bapak di basecamp, karena kondisinya waktu itu lagi ada badai. Cuma, meski enggak sampai atas, kita bisa lihat view yang bagus banget, padahal baru di Pos 5," ungkapnya.
Selain pemandangan dari puncaknya yang memukau, gunung di Jawa Tengah ini juga punya pesona tersendiri di sepanjang perjalanan menuju titik tertingginya tersebut. Mulai dari sabana yang terbentang luas dan berwarna hijau layaknya permadani, hutan hijau berhias pepohonan tinggi nan rindang, hingga sunrise dan sunset-nya yang menawan.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang yang mendaki bisa istirahat di menara pemancar. Kalau malam dan cuacanya cerah, di sekitar menara pemancar, kamu bisa lihat bintang-bintang lebih jelas dari pada biasanya. Tapi, kalo hujan, bisa jadi badai.
Dan sayangnya di sana enggak ada tempat berlindung, karena enggak ada pohon teduhnya," kata pria lulusan salah satu perguruan tinggi negeri Semarang tersebut, menceritakan tentang indahnya Gunung Merbabu.
Sesuai kata pepatah, usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Meski dibutuhkan usaha yang keras untuk bertahan dan berjuang karena treknya yang curam dan melelahkan, pemandangan yang indah di Merbabu terasa mampu menghapus setiap rasa letih saat perjalanan.
Sayang, setelah dilalap api, yang tersisa dari Gunung Merbabu tinggallah tanah gersang yang terbalut hitam arang bekas kebakaran.
ADVERTISEMENT
Jalur pendakian yang biasanya berhias pepohonan, habis terbakar hingga menyisakan ranting-ranting belaka. Rerumputan hijau tak lagi terlihat, yang tersisa hanyalah jalur mendaki berwarna cokelat dengan tumpukan abu rumput, seperti jerami yang terbakar.
Hingga Senin (15/10), di kawasan hutan Gunung Merbabu, tepatnya di sisi barat, masih terdapat beberapa titik yang belum benar-benar padam. Hasilnya, masih ada asap putih yang membumbung tinggi. Untuk itu, relawan, komunitas gunung, dan warga setempat masih melakukan upaya pemadaman menyelamatkan Merbabu.
Dari beberapa foto yang beredar di media sosial, terutama akun komunitas pendaki, kamu bisa melihat seberapa besar api yang melanda Gunung Merbabu.
Hampir sama seperti Gunung Andong, kobaran api ini bahkan terlihat seperti erupsi dari sebuah gunung berapi, apalagi karena kebakarannya terjadi pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Padahal jika dibandingkan dengan Gunung Andong, kabarnya Gunung Merbabu tidak terlalu ramai pengunjung.
Menurut cerita Otniel, umumnya pendaki Merbabu bukanlah pendaki pemula yang hanya ingin sekadar mencoba saja. Tetapi, pendaki yang berpengalaman, yang terbiasa mendaki gunung dan sedang mempersiapkan dirinya untuk menapaki Gunung Semeru.
Karena untuk dapat mencapai puncak tertinggi Semeru, yaitu Puncak Mahameru, kamu disarankankan untuk mencoba Merbabu dan Sumbing-Sindoro terlebih dahulu.
Meski kebakaran dan penutupan jalur daki sedikit mengecewakan, sebaiknya kamu tetap mengikuti arahan dari otoritas yang berwenang, ya. Agar nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.