news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Mahasiswa Raih Rp 143 Juta per Bulan Berkat Amazon Alexa

13 Mei 2019 3:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
David Markey, pengembang skill Amazon Alexa. Foto: Amazon Developers
zoom-in-whitePerbesar
David Markey, pengembang skill Amazon Alexa. Foto: Amazon Developers
ADVERTISEMENT
David Markey, seorang mahasiswa yang berusia 23 tahun di Brown University, AS, jurusan matematika dan ekonomi, membeli perangkat pintar Amazon Echo pada 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Amazon Echo merupakan perangkat yang terhubung dengan asisten digital pintar Alexa lewat internet. Penggunanya bisa memberikan perintah kepada Echo untuk menjadi alarm, memesan produk di Amazon, atau memainkan musik.
Dan ternyata, Amazon Echo menjadi awal Markey untuk menjadi kaya raya di usia muda. Dengan kemampuan coding miliknya, ia mampu memaksimalkan produk Echo dan sekarang meraup 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp 143 juta per bulan lewat coding kemampuan alias skill Alexa.
"Luar biasa rasanya bisa mendapat gaji pertama. Itu benar-benar melunasi sewa apartemen saya sepenuhnya," ujar Markey, kepada CNBC.
Kemampuan Alexa memang menjadi otak bagi Echo untuk menjalankan berbagai perintah yang diberikan pengguna. Ini juga membuat Alexa juga bisa terhubung dengan berbagai perangkat lain, seperti jam tangan pintar, hardware, aplikasi, dan game melalui perintah suara.
ADVERTISEMENT
Contohnya, ada perangkat smart home bernama iRobot Home, yang bisa diminta untuk membersihkan rumah dengan memberikan perintah, "Alexa, minta Roomba untuk mulai membersihkan."
Amazon Echo. Foto: Amazon
Saat ini, ada lebih dari 30 ribu kemampuan yang dibangun untuk Alexa oleh developer pihak ketiga. Pengguna bisa mencarinya di aplikasi Alexa atau di toko 'skill' Amazon.
Bagi Markey, hal ini bermula ketika ia menyalakan Echo-nya. Ia merasa takjub dengan apa yang bisa dilakukan oleh Alexa.
"Saya memasang lampu pintar di apartemen dan saya menggunakan Alexa untuk mengatur jam memasak, dan saya sangat menyukainya," ungkapnya.
Tapi, ia menyadari ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh Alexa. Markey menginginkan sebuah kemampuan yang mampu mengajarinya satu kata baru dan definisinya setiap hari. Ia ingin kata-kata itu diucapkan dalam suara manusia, bukan komputer.
ADVERTISEMENT
"Semuanya diucapkan oleh Alexa. Jadi, saya memutuskan untuk membuat sendiri," ujar Markey.
Membuat skill Alexa sendiri
Markey telah menulis kode-kode komputer sejak SMA dan ia mulai berfokus pada machine learning ketika diterima di program matematika di Brown University. Ia mengaku merancang kemampuan Alexa itu menyenangkan, karena mampu menggabungkan kecintaannya terhadap coding dengan kreativitas.
"Saya punya mikrofon, jadi saya mengucapkan sekumpulan kata yang saya tidak tahu artinya, menulis sejumlah naskah, dan kemudian merekamnya di akhir pekan," papar Markey. Ia menggunakan trial and error dengan panduan dari Amazon untuk meluncurkan kemampuan pertamanya yang tersedia gratis, 'Word of the Day', pada Februari 2017.
Dalam waktu sebulan, popularitas kemampuannya meningkat. Ia mengatakan, skill Alexa buatannya itu sangat populer di Korea Selatan. Dan ketika ia melihat angka penggunanya, ia mengaku itu di luar dugaan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Markey belum menerima uang dari apa yang dibuatnya. Itu dikarenakan hal ini ia lakukan sebagai hobi dan digunakan untuk membangun basis penggemar untuk skill Amazon buatannya.
Perusahaan e-commerce, Amazon. Foto: Abhishek N. Chinnappa/Reuters
Tapi, Markey kemudian pindah ke Philadelphia untuk menjalani magang di Vanguard. Saat itu, Markey tinggal di apartemen yang masih kosong. Ia mengaku kesulitan untuk menghasilkan kualitas audio yang diinginkan untuk membuat skill Alexa.
Di tengah rasa frustrasinya, Markey memberanikan diri mengirimkan email ke CEO Amazon, Jeff Bezos, yang juga merupakan orang terkaya di dunia saat ini.
Markey mengungkapkan kepada Bezos jika dirinya saat ini tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk mengembangkan skill Alexa-nya. Setelah itu, Bezos ternyata meneruskan emailnya itu ke seorang eksekutif yang berperan terkait pengembangan Echo, yang kemudian menghubungi Markey.
ADVERTISEMENT
"Saya mendapat obrolan yang begitu inspirasi dengan sosok petinggi Echo, dan saya memutuskan untuk lanjut terus," ujarnya.
Perjuangannya mulai menunjukkan hasil. Pada Mei 2017, Amazon meluncurkan program Alexa Developer Rewards, yang membayar developer yang membuat skill bagus dengan kategori spesifik, seperti edukasi atau trivia atau sebagainya.
Perusahaan e-commerce Amazon. Foto: Charles Platiau/Reuters
Markey kemudian membuat skill game interaktif pada Alexa bernama 'Word of the Day Quiz' yang diluncurkan pada 2017. Skill kedua yang ia buat inilah yang mulai menghasilkan uang bagi Markey.
Setelahnya, Markey meluncurkan skill ketiganya pada Desember 2017 bertajuk 'Price It Right', yang juga game untuk mengajak pengguna menebak harga produk Amazon. Skill kedua dan ketiga buatan Markey masuk ke dalam Alexa Developer Rewards.
ADVERTISEMENT
Kesuksesannya tak berhenti sampai di situ. Januari 2018, sebuah perusahaan game bernama Volley setuju untuk membeli skill Alexa buatan Markey yang membuatnya bisa mendapatkan porsi pendapatan dari Developers Rewards. Volley juga memberikan pekerjaan bagi Markey di perusahaannya, di mana ia menghabiskan waktu 35 jam selama satu pekan untuk bekerja.
Lewat popularitas dari dua skill pertamanya dan kerja sama dengan Volley, Markey bisa meraup 10 ribu dolar AS per bulan.
"Saya sangat senang saya tidak menyerah ketika saya masih mulai membangunnya," ungkap Markey.
Semoga kisah Markey ini bisa menginspirasi kalian ya guys.