news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wacana Prabowo Pindahkan Makam Pahlawan Malah Kotak-kotakkan Warga

30 Juni 2018 5:58 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto berkunjung ke Kompleks Parlemen (Foto: ANTARA FOTO/Meli Pratiwi)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto berkunjung ke Kompleks Parlemen (Foto: ANTARA FOTO/Meli Pratiwi)
ADVERTISEMENT
Rencana Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memindahkan makam pahlawan nasional ke daerahnya masing-masing ditentang sejumlah pihak. Pemindahan ini dinilai hanya akan mengkotak-kotakkan masyarakat di tengah nasionalisme yang terus digelorakan.
ADVERTISEMENT
Sejarawan dan dosen Universitas Indonesia Abdurakhman menilai, rencana itu justru akan menurunkan rasa nasionalisme masyarakat. Para pahlawan nasional merupakan milik masyarakat Indonesia bukan semata milik daerah mereka.
"Sebenarnya tidak perlu karena kita Indonesia. Ini Indonesia sehingga pahlawan Diponegoro tidak dimiliki Jawa doang, Imam Bonjol bukan dimiliki Padang doang. Tapi juga merasa dimiliki oleh wilayah Indonesia lainnya," kata pria yang karib disapa Maman saat dihubungi kumparan, Jumat (29/6).
Pengecatan ulang pusara di TMP Seribu, Serpong (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengecatan ulang pusara di TMP Seribu, Serpong (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Maman menilai, keberadaan makam pahlawan bukan di daerah asalnya akan mempererat rasa nasionalisme dan kecintaan masyarakat terhadap pahlawan nasional. Pemindahan makam ini malah akan mengkotak-katakkan masyarakat.
"Jadi bukan sebuah satu primordial lagi, tapi menjadi satu unity kesatuanlah bahwa Indonesia ini tidak lagi ketika ditanya lagi Jawa, Sumatera, tapi ketika bicara itu Indonesia satu," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Iya jangan terkotak-kotaklah nanti terlalu sempit memaknai Indonesia," ujar dia.
Maman mengatakan, keberadaan para pahlawan di wilayah pengasingan tidak bisa dilihat sebelah mata. Perjuangan mereka membela daerahnya juga bisa dirasakan meski mereka berada di wilayah pengasingan. Semangat ini juga dirasakan di wilayah yang jadi tempat para pahlawan diasingkan.
"Bukan semata dibuang. Di sana proses perjuangan tetap berjalan, komunikasi mereka dengan masyarakat itu juga berjalan," tutur dia.
Lampu-lampu terangi makam di TMP (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lampu-lampu terangi makam di TMP (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Alasan yang digunakan Prabowo untuk memindahkan makam para pahlawan juga dinilai tidak tepat. Bagi Maman, yang paling penting justru menanamkan nilai-nilai perjuangan, patriotisme, dan nasionalisme tidak perlu harus memindahkan fisik sang pahlawan.
"Yang kita butuhkan semangat nasionalismenya. Jangan lagi terkotak-kotak. Pengkotak-kotakan suku, ras agama enggak usahlah, jangan diributin. Kalau begini diributin, Indonesia kapan majunya," kata dia.
ADVERTISEMENT
"(Semangat) yang ada dirawat, dikembangkan, ditanamkan semangat juangnya. Bukan fisiknya semata, tapi semangatnya nilai juangnya," tegas Maman.
Maman menyarankan, Prabowo lebih baik mendorong pemerintah untuk melakukan perbaikan dan pengembangan makam para pahlawan. Bisa saja, makam para pahlawan dikembangkan menjadi wisata sejarah yang bernilai.
"Itu kan di bawah Kemeterian Sosial, itu ada sebenarnya dananya tinggal mau dirawat sebagai satu tempat wisata untuk menanamkan semangat nasionalismenya. Kan pemerintah yang punya dana, masyarakat juga dilibatkan," ucap dia.