Tere Liye, Akuntan yang Novel-novelnya Memikat Hati Anak Muda

6 September 2017 11:03 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Darwis 'Tere Liye' (Foto: ub.ac.id/Fb/Tere Liye)
zoom-in-whitePerbesar
Darwis 'Tere Liye' (Foto: ub.ac.id/Fb/Tere Liye)
ADVERTISEMENT
Penulis Tere Liye yang telah menelurkan puluhan novel yang digandrungi anak muda, memutus kontraknya dengan penerbit Gramedia dan Republika. Pangkal persoalannya adalah tarif pajak bagi penulis, yang menurutnya jauh lebih besar dibandingkan profesi dokter atau artis terkenal.
ADVERTISEMENT
Meski bukunya tak lagi akan dicetak ulang, dalam sebuah postingan di akun Facebook-nya, Tere Liye mengatakan dirinya akan tetap menulis. Tulisan-tulisan terbarunya, akan dibagikan kepada para pembaca lewat Facebook secara gratis.
Keputusan penulis bernama asli Darwis ini, cukup mengagetkan para penggemarnya. Di kolom komentar Facebook yang mengunggah pengumuman soal pemutusan kontrak itu, tak sedikit netizen yang menyesalkan hal tersebut.
Seperti apa sepak terjang Tere Liye dalam dunia sastra populer?
Tere Liye lahir pada 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan, tepatnya di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat. Anak ke-6 dari 14 bersaudara ini tumbuh besar di desa, hidup sederhana dan berkecukupan bersama orang tuanya yang bekerja sebagai petani.
ADVERTISEMENT
Tere Liye meyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di kampung kelahirannya, lalu melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN 9 Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Setelah lulus sekolah, Tere Liye merantau ke Jakarta, menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kegiatan menulis buku-buku fiksi khususnya Novel, telah menjadi hobinya sejak duduk di bangku kuliah. Meski setelah lulus kuliah ia bekerja kantoran sebagai seorang akuntan hingga kini, pria berusia 38 tahun ini tetap konsisten menekuni hobinya.
Hingga pada 2005 lalu, nama Tere Liye melambung lewat bukunya yang berjudul "Hafalan Shalat Delisa". Buku yang mengisahkan tentang perjuangan seorang anak korban tsunami Aceh itu, bahkan diangkat ke layar lebar pada Desember 2011. Film yang dibintangi oleh Nirina Zubir dan Reza Rahadian itu, seluruh adegannya dibuat di Aceh.
Buku Tere Liye (Foto: Facebook/Tere Liye)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Tere Liye (Foto: Facebook/Tere Liye)
Sejak buku tersebut mendapat sambutan positif di dunia literasi, Tere Liye kemudian menelurkan karya-karya fiksi lainnya dengan beragam tema. Mulai dari keluarga, cinta, hingga politik.
ADVERTISEMENT
Buku novel karyanya yang berjudul "Moga Bunda Disayang Allah", kemudian juga berhasil difilmkan ke layar kaca. Film drama Indonesia yang dirilis pada 2 Agustus 2013 itu, disutradarai oleh Jose Poernomo dan dibintangi oleh Fedi Nuril serta Shandy Aulia sebagai pemeran utama.
Menikah dengan Riski Amelia, Tere Liye telah dikaruniai dua orang anak bernama Abdullah Pasai dan Faizah Azkia.
Hingga kini sudah ada sedikitnya 28 buku yang ditulis Tere Liye, antara lain "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah", "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin", "'Rembulan Tenggelam di Wajahmu," dan "Negeri di Ujung Tanduk".
Buku-buku karyanya bahkan kerap menjadi best seller. Salah satunya novel berseri bertema keluarga berjudul "Pukat" dan "Burlian".
ADVERTISEMENT
Novel-novel Tere Liye banyak disukai anak muda, utamanya anak SMA hingga kuliah, karena tema-temanya berdekatan dengan kehidupan mereka, utamanya kehidupan percintaan. Kalimat-kalimat di dalam bukunya juga sering dijadikan kutipan untuk inspirasi dan motivasi.
Kutipan itu misalnya ada di novel Tere Liye berjudul "Rembulan Tenggelam di Wajahmu": Begitulah kehidupan, ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidaktahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.
Kutipan di novel yang sama: Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.