PDIP Hargai Keberanian Mahfud Beberkan Peran NU Menjegal Jadi Cawapres

15 Agustus 2018 11:11 WIB
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno (Foto: Rian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno (Foto: Rian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD membeberkan peran elite PBNU dalam proses penentuan cawapres bagi Presiden Joko Widodo. Pada intinya Mahfud menjelaskan, PBNU berpolitik praktis yang membuatnya gagal menjadi pendamping Jokowi, sehingga pada menit akhir petahana memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapres.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan ia percaya NU memiliki kultur dan mekanisme internal untuk menyelesaikan persoalan di tubuhnya. Namun, Hendrawan menyoroti sudah sepatutnya PBNU menjunjung tinggi netralitasnya sebagai ormas.
“Sebagai ormas keagamaan, NU bersama organisasi lainnya memang harus menjadi penjaga moral umat. (Soal netralitas) tidak usah kita ajari lagi,” kata Hendrawan melalui pesan singkat, Rabu (15/8).
Mahfud MD. (Foto: Antara/M. Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Mahfud MD. (Foto: Antara/M. Agung Rajasa)
Menurutnya, pernyataan Mahfud di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (14/8) malam menjelaskan spekulasi politik yang sedang beredar terkait penunjukan Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi.
“Prof Mahmud MD membuat jelas apa-apa yang semula hanya jadi spekulasi politik. Kejujuran dan keberaniannya harus kita hargai. Tidak heran bila dulu Gus Dur sangat mengandalkannya,” ujar Wakil Ketua Fraksi PDIP itu. Seperti diketahui, di masa Gus Dur, Mahfud menjabat Menteri Pertahanan.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ILC, Mahfud mengungkapkan Ketum PBNU Said Aqil Siradj menuding dirinya bukan kader NU. Padahal Mahfud sendiri lahir dan dibesarkan di lingkungan NU. Padahal Mahfud pernah menjadi pengurus badan otonom (banom) NU, Ansor, dan Ikatan Sarjana NU (ISNU). PBNU juga mengancam berlepas tangan jika Jokowi memilih bukan kader NU sebagai cawapresnya.
Hal itu disinyalir membuat Jokowi di menit-menit akhir memutar pilihannya, yang semula menunjuk Mahfud sebagai cawapres kemudian beralih ke Ma’ruf Amin yang menjabat Rais Aam PBNU.