news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

OSO soal Perpres Tenaga Kerja Asing: Oposisi Jangan Terlalu Didengar

26 April 2018 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oesman Sapta Odang pimpin paripurna DPD. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Oesman Sapta Odang pimpin paripurna DPD. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Partai-partai yang berseberangan dengan Jokowi terus mengkritik penerbitan Perpres Tenaga Kerja Asing Nomor 20 Tahun 2018. Parpol seperti Gerindra dan PKS menilai perpres tersebut hanya mengancam keberadaan tenaga kerja lokal.
ADVERTISEMENT
Salah satu partai pendukung Jokowi, Hanura, meminta masyarakat tak terpengaruh dengan kritik yang dilancarkan oposisi.
"Jadi begini, oposisi ya namanya juga oposisi. Oposisi itu jangan terlalu banyak didengerin, karena namanya juga oposisi," kata Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang alias OSO di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/4).
OSO menjelaskan seharusnya kritik dari bagi pemerintah harusnya bersifat membangun untuk memunculkan simpati dari rakyat.
"Kalau oposisi itu membangun, rakyat akan tertarik. Tapi kalau oposisi mendiskreditkan, memfitnah, rakyat juga enggak bodoh. Pegang hati nurani, pasti akan ketemu aslinya," jelas dia.
Wakil Ketua MPR ini juga mengkritik usul pembentukan pansus angket tenaga kerja asing. "Enggak bener, enggak bener. Saya bukan belain tenaga kerja, tapi itu enggak bener," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menilai isu perpres tenaga kerja asing ini memang tidak bisa dipisahkan dari politik. Ia menilai penerbitan perpres ini hanya untuk membela kepentingan segelintir pihak dan menggeser eksistensi tenaga kerja lokal.
"Ya memang politik dong, keputusannya saja politik, tidak digoreng-goreng kan memang pemerintah mengeluarkan perpres itu, dan memberikan kemudahan bagi tenaga kerja asing," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/4).