LAPAN Coret Undangan Pembicara Seminar untuk Dwi Hartanto

9 Oktober 2017 10:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN (Foto: tdjamaluddin.wordpress.com)
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN (Foto: tdjamaluddin.wordpress.com)
ADVERTISEMENT
Dwi Hartanto, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Belanda, ramai diperbincangkan publik setelah ia mengakui beragam kebohongannya soal kompetensi, riset dan prestasinya di bidang kedirgantaraan.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum meminta maaf atas serangkaian kebohongannya itu, Dwi sempat mengatakan akan datang ke Indonesia pada Oktober, untuk menghadiri undangan dari beberapa kementerian RI dan juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Namun Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengklarifkasi pernyataan Dwi. Thomas mengakui pihaknya sempat mengundang Dwi sebagai salah satu pembicara dalam seminar internasional pada bulan September, namun tak digubris.
"Sebagai keynote speaker untuk seminar internasional September lalu, karena panitia percaya berita di media. (Namun) Surat undangan tidak di respons. Teman-teman di ITB (alumni TU Delft) dan di Belanda juga meragukannya," papar Thomas kepada kumparan (kumparan.com), Senin (9/10).
Berangkat dari keraguan itu, kata Thomas, pihak panitia lalu mencari tahu detail latar belakang pendidikan Dwi. "Dan terbongkarlah kebohongannya. Dia langsung dicoret dan dihapus dari situs website pengumuman seminar," ungkap Thomas.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan sebelumnya, Dwi mengaku dirinya bersama tim memenangi kompetisi riset teknologi antar Space Agency (Lembaga Penerbangan dan Antariksa) dari seluruh dunia di Cologne, Jerman. Hal itu nyatanya tak benar.
Ia juga berbohong soal latar belakang pendidikannya, dengan mengatakan mengenyam pendidikan di Tokyo Institute of Technology, Jepang. Padahal kenyataan, ia merupakan lulusan S1 Institut Sains Teknologi AKPRIND Yogyakarta, Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Informatika.
Lalu terkait riset, Dwi mengatakan riset-riset yang selama ini ia kerjakan di Belanda sangat sensitif berkaitan dengan bidang national security Kementerian Pertahanan Belanda, European Space Agency (ESA), National Aeronautics and Space Administration (NASA), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) juga Airbus Defence yang ia garap bersama para guru besar dari TU Delft. Lagi-lagi, semuanya tak benar.
ADVERTISEMENT
Dwi telah menyampaikan pengakuan kebohongannya itu dan meminta maaf kepada publik pada Sabtu (7/10) lalu.