Klarifikasi Kodam Jaya soal Isu Pendataan Khatib di STIE Ahmad Dahlan

9 April 2018 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
zoom-in-whitePerbesar
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
ADVERTISEMENT
Kodim 0506/Tangerang membantah isu pendataan khatib yang dilakukan oleh anggota Kodim 0506/Tangerang di STIE Ahmad Dahlan. Penjelasan ini diberikan untuk merespons informasi yang beredar di akun Twitter milik Widjianto Noto Miharjo dan Facebook @Mukhaer Pakkana yang menuliskan soal 'Aparat Masuk Kampus Dan Mendata Para Khatib Jumat'.
ADVERTISEMENT
”Tidak benar adanya isu mengenai perintah kepada Babinsa Kodim 0506/Tangerang untuk melakukan sweeping di Kampus dan mendata para khatib salat jumat," ujar Komandan Kodim 0506/Tangerang, Letnan Kolonel Inf M. Imam Gogor dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Senin (9/4).
Dalam informasi yang beredar di media sosial, diunggah secarik surat, yang disebut pemilik akun sebagai surat perintah untuk melaksanakan sweeping di kampung tersebut. Padahal surat tersebut sebenarnya adalah surat perintah jabatan Babinsa di jajaran Koramil 18/Jatiuwung Kodim 0506/Tangerang atas nama Serka Dicky.
Terkait kegiatan pendataan tersebut, Kodim 0506/Tangerang memerintahkan Serka Dicky, Babinsa Kelurahan Panunggangan Barat, untuk melaksanakan koordinasi awal dengan pihak kampus sebagai upaya mendapatkan data nama Dosen dan Rektor yg berada di wilayah Kelurahan Panunggangan Barat tepatnya di STIE Ahmad Dahlan.
ADVERTISEMENT
Pendataan nama rektor dilakukan berdasarkan surat telegram yang dikeluarkan oleh Staf Teritorial Kodam Jaya/Jayakarta guna pendataan wilayah sebagai salah satu tugas pokok Kodim dalam rangka pembinaan Sumber Daya Manusia di wilayahnya sebagai upaya untuk menciptakan Ketahanan Wilayah.
"Bukan ditujukan untuk melakukan seperti apa yang dituduhkan dalam akun medsos, bahwa aparat melakukan sweeping," jelasnya.
Kegiatan ini disampaikan dan mendapatkan respons positif dari penanggung jawab kampus yaitu Angel Ardian. Pertemuan kemudian berlanjut pada 29 Maret, saat Serka Dicky kembali ke kampus STIE Ahmad Dahlan dengan membawa Surat Perintah Babinsa (surat perintah yang menyatakan bahwa Serka Dicky merupakan Babinsa yang bertanggung jawab di Kelurahan Panunggangan).
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
zoom-in-whitePerbesar
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
Kehadirannya di kampus kali ini didampingi Babinkamtibmas Jatiuwung yaitu Aiptu Yusuf. Namun pada saat itu Angel Ardian sedang berada di kantor pusat, sehingga surat perintah tersebut diserahkan kepada petugas keamanan kampus.
ADVERTISEMENT
Namun secara tak terduga, pada 7 Maret 2018 muncul berita hoaks di akun Twitter milik Widjianto Noto Miharjo tentang adanya Aparat TNI Polri yang melaksanakan sweeping di kampus.
Menyikapi informasi yang menyesatkan tersebut, Kodim 0506/Tangerang langsung mengklarifikasi Serka Dicky untuk dimintai keterangan tentang kebenaran kegiatan sweeping tersebut. Kodim 0506/Tangerang juga menghubungi Angel Ardian dan meminta klarifikasi tentang berita tersebut.
"Hasil yang didapatkan dari kedua sumber di atas meyimpulkan bahwa berita yang muncul di akun twitter tersebut adalah bohong. Kesimpulan tersebut terucap dari Bapak Angel Ardian sebagai penanggung jawab kampus. Bahkan yang bersangkutan sangat terkejut karena mendapatkan berita yang menurutnya tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya," jelasnya.
"Bapak Angel Ardian menyayangkan atas berita yang beredar dan bersedia mengklarifikasi berita tersebut," sambung Imam.
ADVERTISEMENT
Berita hoaks yang muncul tersebut sangat merugikan TNI, khususnya TNI AD dalam hal ini Kodam Jaya.
"Kodim 0506/Tangerang berkordinasi dengan STIE Ahmad Dahlan dan mengimbau pemilik akun kedua medsos tersebut untuk bisa mengklarifikasi kejadian sebenarnya. Rencananya akan dilakukan Senin (9/4) di kampus," jelas Imam.
Masyarakat juga diminta untuk tak gampang terpancing informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Masyarakat diimbau agar berhati hati dan tidak mudah terpancing isu berita yang belum diklarifikasi kebenarannya, terlebih turut menyebarkannya karena dapat menimbulkan keresahan di masyarakat," tegas Kapendam Jaya, Kolonel Inf Kristomei Sianturi.