Gunung Agung Erupsi, Tinggi Kolom Abu 4 Km

10 Juni 2019 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Agung kembali erupsi. Foto: Dok. KESDM, Badan Geologi, PVMBG
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung kembali erupsi. Foto: Dok. KESDM, Badan Geologi, PVMBG
ADVERTISEMENT
Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, kembali erupsi, Senin (10/6) sekitar pukul 12.12 WITA. Tinggi kolom abu teramati hingga 4 km.
ADVERTISEMENT
"Telah terjadi erupsi G. Agung, Bali pada tanggal 10 Juni 2019 pukul 12:12 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 m di atas puncak (± 4.142 m di atas permukaan laut)," kata Kalaksa BPBD Bali Made Rentin dalam keterangannya, Senin (10/6).
Erupsi terjadi selama kurang lebih 1 menit dengan kolom abu teramati berwarna kelabu.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 1 menit," kata Made Rentin.
Sementara itu, belum ada dampak yang signifikan atas erupsi ini. Aktivitas masyarakat masih normal.
"Kami sedang memantau dan berkoordinasi dengan BPBD Karangasem dan juga Pasebaya Agung. Hasil pantauan lewat Radio Pasebaya, kegiatan masyarakat masih normal bahkan banyak yang menonton hembusan asap yang keluar dari puncak Gunung Agung dan Kami masih melakukan pemantauan dan belum ada daerah (desa) yang melaporkan adanya paparan hujan abu," kata Rentin.
ADVERTISEMENT
Saat ini G. Agung berada pada Status *Level III (Siaga)* dengan rekomendasi :
(1) Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
(2) Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
ADVERTISEMENT