news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Erdogan Klarifikasi Pidato yang Resahkan Australia dan Selandia Baru

21 Maret 2019 14:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Foto: Cem Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Foto: Cem Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Turki telah membuat resah Australia dan Selandia Baru dengan pidato presidennya, Recep Tayyip Erdogan. Namun pemerintah Erdogan mengklarifikasi pidato tersebut, yang seharusnya tidak bikin gerah negara lain.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya pekan ini, Erdogan mengecam penembakan oleh warga Australia yang menewaskan 50 orang di masjid kota Christchurch, Selandia Baru. Dalam pidatonya, Erdogan menyinggung soal pertempuran Gallipoli pada Perang Dunia I yang menewaskan ribuan pasukan Selandia Baru dan Australia (ANZAC).
Setiap 25 April diperingati sebagai Hari ANZAC dan warga Australia serta Selandia Baru berdatangan ke Turki untuk memperingati kematian leluhur mereka.
"Kakek-kakek kalian datang ke sini dan mereka pulang dalam peti mati. Tidak diragukan lagi kami akan mengirim kalian pulang seperti kakek kalian," kata Erdogan dalam pidatonya.
Akibat pidato ini, Selandia Baru dan Australia meradang dan khawatir keselamatan warga mereka di Turki. Namun menurut juru bicara kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, para pemimpin negara itu mengartikan pidato Erdogan "di luar konteks".
ADVERTISEMENT
"Kata-kata Presiden Erdogan sayangnya ditanggapi di luar konteks. Dia merespons manifesto teroris yang membunuh 50 Muslim tidak berdosa di Christchurch, Selandia Baru. Turki selalu menyambut baik dan jadi tuan rumah yang baik bagi pendatang Anzac," kata Altun.
Manifesto yang dimaksud adalah milik pelaku penembakan Brendon Tarrant. Dalam manifesto itu, Tarrant menyebut alasan pembunuhan itu dan paham supremasi kulit putih yang dianutnya. Dalam manifesto itu, Tarrant menulis ancaman untuk Erdogan: "Bunuh Angela Merkel, bunuh Erdogan, Bunuh Sadiq Khan".
"Manifesto teroris tidak hanya mengincar Erdogan tapi juga rakyat Turki dan negara Turki. Dalam pidatonya di peringatan Canakkale (Gallipoli), dia membingkai kata-katanya dalam konteks serangan terhadap Turki, di masa lalu dan kini," lanjut Altun.
ADVERTISEMENT
Dalam Twitternya, Altun juga memberikan terjemahan resmi pidato Erdogan tersebut.