Badan Geologi ESDM: Aktivitas Anak Krakatau Masih Meningkat

23 Desember 2018 12:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Anak Krakatau Muntahkan Abu Vulkanik. (Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau Muntahkan Abu Vulkanik. (Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia)
ADVERTISEMENT
Aktivitas Anak Gunung Krakatau ditengarai menjadi salah satu penyebab gelombang tsunami yang menerjang Banten dan Lampung, Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.00 WIB. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar menilai hal tersebut masih berbentuk dugaan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu ia menyebut frekuensi vulkanik dari aktivitas Anak Gunung Krakatau terus meningkat sejak 29 Juni 2018. Ia juga belum dapat memastikan sampai kapan aktivitas frekuensi vulkanik tersebut meningkat.
“Hari ini frekuensinya masih sekitar 50-60 skala sesmograf yang kita lakukan. Itu meningkat sama dengan letusan-letusan sebelumnya,” ucap Rudy saat dihubungi, Minggu (23/12).
Menurutnya, berdasarkan analisa, sejauh ini getaran tinggi yang disebabkan oleh aktivitas Anak Gunung Krakatau tidak menimbulkan efek gelombang air laut. Sehingga, Rudy menduga, kecil kemungkinan tsunami di Selat Sunda itu disebabkan oleh Anak Gunung Krakatau.
"Satu, kita melihat saat rekaan getaran tertinggi selama ini terjadi sejak bulan Juni 2018, tidak menimbulkan gelombang terhadap air laut. Hingga tsunami kemarin juga, dengan frekuensi kegempaan seperti ini juga tidak menimbulkan gelombang," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat ini sudah ada 62 orang yang meninggal dunia.