Pudarnya Kejayaan Bisnis Rental Mobil di Masa Lebaran

8 Juni 2018 11:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bisnis rental mobil di Jakarta (Foto: elsa toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis rental mobil di Jakarta (Foto: elsa toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dari teras rumahnya yang berukuran 5x5 meter, Rudi tampak mengenang masa kejayaan bisnis yang dia bangun di akhir tahun 2011 lalu. Kala itu, Rudi memutuskan untuk mencoba peruntungan di bisnis rental mobil setelah banting setir dari bisnis makanan yang sudah dia jalankan selama 4 tahun. Dengan modal sebanyak 7 unit mobil low multi-purpose vehicle (MPV), Rudi merasakan nikmatnya pundi-pundi uang yang berdatangan apalagi saat hari Lebaran tiba.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu bisa untung sampai Rp 150 juta dalam satu tahun,” kisahnya kepada kumparan saat ditemui di daerah Jakarta Barat, Kamis sore (7/6).
Itulah gambaran singkat Rudi saat menceritakan kejayaan bisnis sewa mobil 7 tahun yang lalu. Saat kondisi sekarang, Rudi harus mampu menerima kenyataan bahwa bisnis di bidang otomotif selalu berjalan dinamis. Tak selamanya usaha sewa mobil selalu memberikannya keuntungan yang besar.
Dari total 10 mobil yang dia miliki, baru sekitar 5 mobil yang sudah dipesan. Padahal dibandingkan dengan tahun 2011 lalu, seluruh mobil sewaan Rudi sudah laris dipesan sejak H-10 Lebaran.
“Lesu,” katanya singkat.
Kenyataan ini juga dialami oleh Rico yang sudah memulai bisnis rental mobil ini sejak tahun 2010. Dia memulai usahanya dengan modal 7 unit mobil yang kemudian bisa bertambah menjadi 15 unit sampai saat ini. Sampai hari ini, Jumat (8/6), baru 8 unit mobil yang sudah dipesan untuk mudik Lebaran nanti.
ADVERTISEMENT
“Yang baru dipesan itu baru ada 5 unit Toyota Avanza dan 3 unit Kijang Innova,” ucapnya.
Keuntungan yang diperoleh oleh Rico pun cenderung menurun. Dia menuturkan bahwa di tahun 2013, pendapatan bersih yang mampu dia peroleh selama dua tahun (2012 dan 2013) sebanyak Rp 185 juta. Setengah dari angka keuntungan tersebut dia peroleh saat momen Lebaran tiba. Sebab, saat itu permintaan meningkat dengan harga sewa mobil yang juga naik dua kali lipat. Sehingga, momen Lebaran benar-benar ditunggu oleh Rico untuk meraup keuntungan bersih.
Bisnis rental mobil di Jakarta (Foto: elsa toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis rental mobil di Jakarta (Foto: elsa toruan/kumparan)
Sekarang jangankan untuk menaikkan harga, mematok harga yang murah saja pun dirasa sulit oleh Rico dan Rudi. Mereka kompak mengatakan bahwa sejak tahun 2014 terjadi penurunan pendapatan dari sewa mobil.
ADVERTISEMENT
“Kalau sekarang ya beginilah, saat Lebaran pun paling yang dipesan cuma 5 paling banyak 7. Rata-rata, satu tahun itu cuma dapat untung Rp 50 sampai Rp 65 jutaan,” kata Rudi.
Lesunya bisnis sewa mobil diakui terjadi karena beberapa hal, yakni banyaknya program mudik gratis sampai dugaan menurunnya daya beli masyarakat.
Danang, salah satu penyedia jasa rental mobil di daerah Klender, Jakarta Timur mengungkapkan bahwa penurunan daya beli masyarakat mulai dia alami sejak tahun 2016 lalu. Hal ini diperparah dengan banyaknya rekrutmen taksi online yang membuat banyak masyarakat lebih memilih untuk membeli mobil sendiri dengan sistem kredit. Sehingga, semakin banyak masyarakat yang memiliki mobil pribadi.
“Mereka kan menjalankannya untuk taksi, otomatis harus punya mobil dulu. Karena itu, semakin banyak orang yang punya mobil apalagi DP cicilan mobil sangat murah dan syaratnya pun mudah. Ya, buat apalagi mereka sewa mobil untuk mudik?” timpal Danang bernada lesu saat ditemui di lapaknya di Klender, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Strategi Atasi Lesunya Bisnis Sewa Mobil
Lesunya bisnis penyewaan mobil direspon pelaku usaha dengan menawarkan sejumlah promo menarik. Misalnya dengan memberikan diskon harga sewa.
“Kami kasih diskon 15% ini supaya bisa bersaing dengan yang lain. Penyedia jasa sewa mobil kan banyak, bertebaran enggak cuma kita aja, makanya harus atur strategi,” kata Danang.
Danang mengungkap bahwa jenis mobil yang paling laris diburu para penyewa adalah Toyota Avanza dan Kijang Innova. Di lapaknya, Danang memasang tarif sewa mobil per hari sebesar Rp 750 ribu untuk Kijang Innova dan Rp 600 ribu untuk Toyota Avanza. Sedangkan untuk mengambil sistem paket, Danang menetapkan harga sebesar Rp 4 juta selama 7 hari untuk jenis mobil Toyota Avanza dan sebesar Rp 5,1 juta selama 7 hari untuk jenis mobil Kijang Innova.
Bisnis rental mobil di Jakarta (Foto: elsa toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis rental mobil di Jakarta (Foto: elsa toruan/kumparan)
“Untuk tujuan, biasanya paling banyak itu ke daerah Jawa, paling Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kami juga masih belum berani menyewakan ke luar Jawa,” tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
Beberapa pelaku usaha juga mengubah strategi bisnis mereka dengan menyediakan mobil mewah alias premium. Misalnya Sembodo Rent Car yang berlokasi di Jakarta Selatan. Salah satu staf Sembodo Rent Car, Arif, mengatakan bahwa pihaknya menyediakan berbagai jenis mobil mewah seperti Toyota Fortuner VRZ sebanyak 5 unit, Toyota Alphard sebanyak 8 unit, Mercy Seri E 250 dan E 300 sebanyak 2 unit, Pajero 2018 Dakkar dan Ultimate Dakkar sebanyak 2 unit.
“Kita enggak bisa pasang tarif murah untuk sewa mobil, apalagi harian. Kalau harian itu biaya supir aja sudah Rp 150 ribu, belum bensinnya. Makanya siasatnya kita banyak sewain mobil yang jenis MPV itu tadi dan kemudian beralih ke mobil mewah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Arif mengatakan bahwa tarif sewa mobil mewah ini pun beragam, mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta per hari. Untuk mobil jenis Mercy, Arif menyatakan memasang tarif sebesar Rp 1,5 juta per hari, sedangkan untuk mobil jenis Toyota Alphard, pihaknya menetapkan harga sebesar Rp 2,5 juta per hari.
“Kami memasang tarif harian kalau mobil mewah,” ucapnya.