Indef: Tim Ekonomi Indonesia Tak Solid, Kurs Rupiah Tak Terkontrol

31 Juli 2018 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum membaik hingga hari ini. Mengutip data perdagangan Reuters, Selasa (31/7), di pasar valuta asing, dolar AS melesat dan mencapai posisi tertingginya pagi ini di Rp 14.415. Pelemahan nilai tukar rupiah telah terjadi sejak awal tahun.
ADVERTISEMENT
Ekonom Senior Indef Didik J. Rachbini mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena banyak faktor yang gagal dikelola pemerintah. Selain itu, dia menuding jika tim ekonomi di Kabinet Kerja Presiden Jokowi tidak solid.
“Nilai tukar rupiah faktornya banyak, tim ekonomi tidak solid. Antara menko dan menterinya berkelahi. Antara satu menteri dengan yang lainnya, apa artinya. Ada masalah leadership kepemimpinan ekonomi yang berat pada saat ini,” katanya Didik di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (31/7).
Didik membandingkan dari pemerintahan era Presiden Soeharto, Presiden SBY hingga Presiden Jokowi, nilai tukar paling berat terjadi di era Jokowi. Pada era Soeharto, cadangan devisa yang dipegang hanya sebesar USD 30-35 miliar. Namun saat itu Soeharto diniliai bisa mengendalikan inflasi kecuali pada krisis 1998.
ADVERTISEMENT
Hal ini berbeda dengan era Jokowi. Menurut Didik, nilai tukar yang menyentuh Rp 14.500 memperlihatkan bahwa pemerintah tidak dapat menjaga dengan baik dan justru terkesan tidak terkontrol.
“Sekarang nilai tukar kita berat. Nilai tukar rupiah kita tidak terjaga dengan sebaiknya. Dibiarkan saja, tidak terkontrol dan faktor-faktornya tidak dikembangkan dengan baik,” katanya.