Mewujudkan Kerukunan Antar Umat Beragam dengan Masyarakat Madani

Muazzam Abdussalam
Mahasiswa Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
22 September 2021 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muazzam Abdussalam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/mempelajari-guru-siswa-5831644/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/mempelajari-guru-siswa-5831644/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo teman-teman semua! Kali ini aku mau berbagi sedikit ilmu tentang bagaimana kita bisa menghadirkan masyarakat madani dan mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Seperti yang kita tau, bahwa Indonesia memiliki beragam suku, budaya, ras, dan agama yang membentang dari sabang hingga merauke, dengan perbedaan itu kita dapat bersatu dalam suatu negara yang aman dan tenteram.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, bahwa tidak semua masyarakat di negara kita ini memiliki sifat atau karakter yang sama, dengan memahami apa itu masyarakat madani kita bisa menjadi seorang yang baik serta dapat menjadikan negara kita ini terhindar dari perpecahan yang sangat riskan.
Apa itu Masyarakat Madani?
Mungkin beberapa dari kita sudah ada yang mengetahui apa itu masyarakat madani, tapi sebagian besar masyarakat kita ini belum memahaminya. Oleh karena itu, aku akan sedikit menjelaskan apa itu masyarakat madani. Masyarakat madani secara umum dapat diartikan dengan masyarakat yang melakukan interaksi sosial dengan baik serta tidak memandang berbagai perbedaan yang ada untuk mencapai ketentraman dan keharmonisan di masyarakat.
Tetapi, untuk mewujudkan masyarakat madani itu tidak mudah, kita perlu menanamkan beberapa prinsip-prinsip dasar agar dapat terbentuk dan terwujudnya masyarakat madani. Adapun prinsip-prinsip dasar yang dapat kita tanamkan, yaitu adanya persaudaraan, ikatan iman, ikatan cinta, persamaan dalam segi kecukupan, toleransi umat beragama
ADVERTISEMENT
Dengan prinsip-prinsip tersebut kita dapat menjadi negara yang kuat, kokoh, dan tenteram. Akan tetapi, dalam kenyataan di lapangan masih ada beberapa masyarakat kita yang menimbulkan konflik dalam segi perbedaan demi kepentingan pribadi. Sebenarnya, seperti yang kita ketahui bahwa perbedaan itu sendiri merupakan ketentuan Tuhan yang tidak bisa dipungkiri, karena di dunia ini semuanya pasti memiliki perbedaan dan keragaman mulai dari warna kulit, warna rambut, suku, agama, atau yang lainnya.
Tetapi, dengan semua perbedaan dan keragaman yang kita miliki, kita tidak boleh membedakan atau mengintimidasi suatu pihak hanya karena suatu perbedaan, seperti yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an dengan pernyataan bahwa kita memang diciptakan dengan adanya perbedaan dan keragaman dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
ALLAH SWT, berfirman
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ - ١٣
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat : 13)
Bagaimana, masih mau mempermasalahkan perbedaan?, Tentu tidak perlu lagi kita mempermasalahkannya, kita juga dapat menjunjung tinggi apa yang telah diajarkan pada agama kita masing-masing, yaitu toleransi. Dengan satu ajaran ini kita juga dapat mencapai keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama di negara kita tercinta ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga telah dicontohkan berabad-abad lalu oleh Nabi Muhammad SAW pada pembuatan Piagam Madinah. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengesahkan dan memutuskan piagam tersebut dengan kaum Muslimin, akan tetapi juga menghadirkan kaum Yahudi dan kaum Nasrani. Pada pengesahan tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta umat lainnya memberi kebebasan dalam beragama, yaitu pada Pasal 25 piagam ini menyatakan, "Kaum Yahudi dari Bani 'Auf adalah satu umat dengan kaum Mukmin. Bagi kaum Yahudi (bebas memeluk) agama dan bagi kaum Muslim (bebas memeluk) agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Maka akibatnya akan ditanggung oleh dirinya dan keluarganya." Pasal ini selaras atau sejalan maknanya dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surah Al-Kafirun.
ADVERTISEMENT
ALLAH SWT, berfirman :
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ -1 لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ -2 وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ -3 وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ -4 وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ -5 لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ -6
Katakanlah : "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun : 1-6)
Oleh karena itu, kita tidak boleh memaksakan kepercayaan seseorang dalam hal agama. Dan mungkin hanya dengan toleransilah kita dapat saling menghargai kepercayaan masing-masing dan tidak memojokkan suatu pihak demi kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kita dapat mewujudkan kerukunan umat beragama?
Pertanyaan ini dapat kita jawab dengan menyimpulkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu menanamkan prinsip-prinsip dasar masyarakat madani, menjunjung tinggi nilai toleransi, tidak memojokkan suatu pihak tertentu, dan tidak mementingkan kepentingan pribadi.
Semua itu merupakan salah satu upaya kita untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat, kokoh, dan teladan bagi negara-negara lainnya.
Terima kasih teman-teman sudah mau meluangkan waktunya untuk bisa membaca, semoga ilmu yang telah disampaikan dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
Referensi :
https://e-jurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Tasamuh/article/view/25/20
https://al-afkar.com/index.php/Afkar_Journal/article/view/13/11
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/akademika/article/view/219/454
https://pixabay.com/id/photos/mempelajari-guru-siswa-5831644/
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/49/13
https://mediaindonesia.com/humaniora/434164/ini-bacaan-qs-al-kafirun-beserta-arti-dan-keutamaanya