Konsep Utang Piutang dalam Syariat Islam

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
4 Mei 2024 22:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengajian Integrasi Keilmuan dan Nilai AIK Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bidang Humas dan Protokol UAD)
zoom-in-whitePerbesar
Pengajian Integrasi Keilmuan dan Nilai AIK Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bidang Humas dan Protokol UAD)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Islam merupakan agama yang telah mengatur seluruh permasalahan di dalam kehidupan manusia, termasuk di dalamnya adalah permasalahan utang-piutang. Islam tidak hanya membolehkan seseorang berutang kepada orang lain, melainkan juga mengatur adab-adab dan aturan-aturan dalam berutang.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Ustazah Khusnul Hidayah, S.E., S.Ag., M.Si. dalam Pengajian Integrasi Keilmuan dan Nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam rangka kegiatan Ramadan di Kampus 1445 H. Acara yang dihadiri oleh dosen dan tenaga pendidik UAD ini digelar pada Rabu, 20 Maret 2024 bertempat di Masjid Darussalam Kampus I UAD.
Dalam Islam, berutang tidak dianggap sebagai hal yang dilarang selama dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berikut adalah panduan dan etika berutang dalam Islam.
Niat yang Jelas
Sebelum berutang, seseorang harus memiliki niat yang jelas dan jujur. Utang harus diambil untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang bersifat mewah atau tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Bijak Memilih Pemberi Utang
Memilih pemberi pinjaman atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah menjadi hal penting dalam berutang. Pastikan pemberi atau lembaga tersebut tidak memberlakukan bunga atau praktik-praktik ribawi yang bertentangan dengan hukum Islam.
Transparansi dan Kesepakatan yang Jelas
Sebelum menandatangani perjanjian utang, pastikan untuk memahami dengan jelas syarat-syaratnya. Transparansi dan kesepakatan yang jelas antara pemberi pinjaman dan peminjam sangat penting dalam menghindari konflik di kemudian hari.
Kemampuan untuk Membayar Kembali
Sebelum mengambil utang, peminjam harus memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Tidak bijaksana untuk mengambil utang melebihi kemampuan finansial, karena hal ini dapat menyebabkan beban yang berlebihan di masa depan.
Menjaga Amanah
Mengembalikan utang tepat waktu adalah bagian dari menjaga amanah dalam Islam. Keterlambatan pembayaran atau menghindari tanggung jawab dapat merusak hubungan antara pemberi pinjaman dan peminjam serta merusak reputasi pribadi. Selain itu, pastikan bahwa orang yang berutang dapat bersikap baik kepada pemberi pinjaman ketika membayar utang.
ADVERTISEMENT
Menghindari Riba dan Praktik Haram Lainnya
Riba atau bunga adalah hal yang diharamkan dalam Islam. Oleh karena itu, peminjam harus memastikan bahwa perjanjian utang tidak mengandung unsur riba atau praktik-praktik haram lainnya. Menurut Ustazah Khusnul, pelunasan utang-piutang dengan pemberian tambahan diperbolehkan dengan alasan ungkapan rasa syukur, tetapi hal ini sebaiknya dihindari. Akan lebih baik untuk mendoakan pemberi pinjaman setelah utang selesai dibayarkan.
Berpikir Jangka Panjang
Sebelum mengambil utang, pertimbangkan dampaknya secara jangka panjang. Pastikan bahwa penggunaan dana tersebut akan memberikan manfaat yang nyata dan membantu mencapai tujuan finansial yang lebih besar. Adapun orang yang sedang berutang tetap diperbolehkan untuk bersedekah, tetapi akan lebih baik jika akad utang-piutang tersebut dituntaskan terlebih dahulu. “Akan lebih baik kalau akad utang-piutang ini kita segerakan sebelum kita berinfak ataupun bersedekah ke orang lain,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan mengikuti panduan dan etika berutang dalam Islam, seseorang dapat menghindari risiko-risiko yang tidak diinginkan dan menjaga keberkahan dalam keuangan mereka. Berutang dengan bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah adalah bagian penting dari menjalani kehidupan yang bertanggung jawab dan beretika. (Lid)